29 - Weird Confession (2)

164 29 43
                                    

Seunghee duduk di kursi piano ruang musik Ilhoon dan menatap lelaki yang sedang duduk di hadapan meja kerjanya itu dari balik kaca sekat pembatas ruang. Sudah pukul tiga sore, namun ia belum melakukan apa yang menjadi tujuannya datang kemari. Ilhoon terus mengulur waktu, memintanya memasak sarapan dan makan siang, dan menyuruhnya menunggu hingga pekerjaannya selesai.

Tidak biasanya sang Sunbae bersikap seperti itu.

Matanya menyisir ruang musik Ilhoon yang sudah amat familiar baginya itu, saking seringnya ia datang ke sini. Lalu teringat bahwa ia sudah lama tidak datang ke studio pacarnya sendiri.

Oppa sedang apa ya sekarang?

"Maaf ya, menunggu lama." Tiba-tiba Ilhoon sudah ada di pintu ruang musik. "Aku sedang menyelesaikan sebuah lagu tadi."

"Tidak apa-apa." Seunghee tersenyum. ia tak beranjak dari kursi piano itu, membiarkan lelaki itu duduk tepat di sampingnya.

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan denganku?"

Seunghee menghela napas panjang. Sedari tadi ia sudah berusaha menyusun kata-kata yang tepat untuk menyampaikan masalah yang sejak kemarin memenuhi isi kepalanya.

"Ada sebuah foto yang tersebar di chatroom grup kelasku beberapa hari kemarin. Aku tidak tahu siapa yang mengambilnya pertamakali, tapi sepertinya ia adalah mahasiswa yang sama-sama ikut kelas Instrumen Piano, teman seangkatanku. Foto itu tiba-tiba tersebar hingga seisi kelas tahu. Dan mereka salah paham tentang... hubungan kita. Aku khawatir foto itu menyebar lebih luas lagi dan menimbulkan dampak buruk untuk karirmu."

Ilhoon manggut-manggut. Tidak ada sedikitpun raut kaget di wajahnya, membuat Seunghee menatapnya keheranan.

"Kau sudah tahu?" tanyanya.

Ilhoon mengangguk. "Foto itu bahkan sudah sampai ke seorang reporter. Jangan khawatir tentang hal itu. Semua sudah kubereskan."

Gadis itu menelan ludah dalam-dalam. Sebuah masalah yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman itu ditanggapi begitu enteng oleh Ilhoon.

"Bagaimana bisa? bagaimana caranya? Apa kau membayarnya? Berapa harganya?"

Alih-alih menjawab kepenasaranan Seunghee, lelaki itu malah tertawa kecil. "Oh Seunghee, daripada kau mengkhawatirkan masalahku, lebih baik kau mengkhawatirkan masalahmu sendiri."

"Tetap saja, masalahmu ini juga masalahku, Sunbae."

"Bukan. Bukan masalah yang ini. Masalah ini sudah kutangani." Ilhoon menolehkan wajahnya pada Seunghee dan menatap matanya dalam-dalam. "Tapi sepertinya kau tidak mengerti masalahmu yang satu lagi."

Lagi-lagi ia dibuat kebingungan. Memangnya masalah apa lagi yang sedang ia hadapi setelah semua masalah berat yang sedang ia pikirkan di kepalanya itu?

Ia tertegun dan menunggu lelaki itu melanjutkan penuturannya.

"Saat seorang lelaki sedang duduk di dekatmu, kau pikir lelaki itu tidak akan merasakan apa-apa? Duduk bersama gadis secantik dirimu dengan jarak sedekat ini, seorang lelaki normal bisa bertindak melewati batas akalnya."

Seunghee terhenyak, segera menerka-nerka arti ucapan Ilhoon di kepalanya. "Sunbae.."

"dan apa kau pikir, mendatangi seorang pria lain saat kau sedang' bertengkar dengan pacarmu itu bukan sebuah masalah?"

"Tapi.. kau kan..teman Hyunsik Oppa-"

"Cinta itu kadang bisa membuat seseorang buta dan bahkan mengkhianati persahabatan, Oh Seunghee. Hyunsik hyung sudah membuat kesalahan besar dengan menitipkan pacarnya sendiri pada lelaki ular sepertiku."

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang