Hari Sabtu yang cerah memang paling tepat digunakan sepasang kekasih untuk berkencan. Dari Namsan Tower hingga jajaran kedai makanan terbuka di Pasar Hongdae, tempat yang pasti selalu ramai oleh pasangan-pasangan kekasih di Seoul untuk weekend date.
Meski tidak mendatangi tempat-tempat itu, Minhyuk dan Yura menjadi salah satu dari beribu pasangan kekasih yang berkencan di akhir pekan ini. Minhyuk memenuhi permintaan Yura untuk mendatangi undangan launching movie premier dari kolega selebritinya. Sekaligus untuk memperlihatkan hubungan mereka pada publik sesuai keinginan Yura.
"Apa aku sedang bermimpi?" sindir Yura pada Minhyuk yang sedang menyetir mobil menuju lokasi launching film diadakan. "Kau menghilang seperti ditelan bumi, lalu kini tiba-tiba bersikap manis dan mengajakku duluan untuk kencan. Jangan-jangan.. kau sudah benar-benar jatuh cinta padaku?"
Minhyuk hanya tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya yang lurus ke depan, padahal hatinya sedang tertawa keras. Mengkhayal saja sepuasmu, Yura Kim.
"Sepulang dari sana, kita makan malam di tempat biasa, ya. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu," ajak Minhyuk sambil menoleh sejenak. "pesan ruangan yang paling romantis kalau bisa."
Yura tersenyum lebar. Kekesalannya pada sang kekasih yang sudah lama sulit ia hubungi sejak beberapa minggu kemarin itu menguap begitu saja. Ia senang dan berpikir Minhyuk memakan umpan darinya. Memperkirakan hubungan mereka akan bertahan lama mulai dari sekarang.
Tak terpikir sedikitpun bahwa ia justru ia sendiri yang baru saja menangkap umpan dari sang kekasih.
***
Dari : Oh Seunghee
Kita sudah sepakat untuk bertemu di akhir semester, kan?
Mari berusaha untuk menepatinya.Hyunsik menghela napas panjang nan berat. Semakin lama ia membaca balasan pesan terakhir dari Seunghee itu, semakin frustasi saja dia. Bagaimana bisa pacarnya memiliki hati sedingin itu? tidak adakah secuil perasaan rindu untuknya?
Hanya tinggal menghitung hari hingga hubungan mereka genap berusia satu tahun, namun ia merasa hubungan ini malah semakin rumit dan membingungkan. Rasa manis yang pudar, sikap saling curiga dan meragukan satu sama lain, dan jarak yang semakin jauh terbentang. Padahal mereka sedang sama-sama di Seoul, bukan?
Ia lelah dengan usahanya pada Seunghee yang seolah tak berbalas apa-apa. Tidak mengerti dengan sifat keras kepala kekasihnya itu. Berharap kunjungannya ke pameran fotografi bisa mengurangi sedikit kepenatannya, atau setidaknya memberi ia waktu untuk melupakan masalah sejenak saja.
Sebuah pelarian kecil.
"Sunbae!"
Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Segera ia mengunci ponsel dan memasukannya ke saku, menoleh pada Seungmi yang sedang berjalan ke arahnya.
Gadis itu terlihat sedikit berbeda hari itu. Bukan satu stel kaus oblong dan ripped blue jeans seperti biasa, melainkan sebuah blus rok biru muda dipadu cardigan putih yang manis. Rambut panjangnya diikat separuh. Wajahnya juga kini berpoles make up tipis, mempertegas kecantikan alaminya. Jauh lebih 'perempuan'.
Hyunsik tertawa dalam hati, melihat keserasian pakaian Seungmi dengan dirinya yang mengenakan baju biru muda juga. Seperti sepasang kekasih saja.
"Menunggu lama?" tanya Seungmi.
Hyunsik tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Busnya juga belum datang. Duduklah."
Seungmi duduk di samping Hyunsik bersama beberapa orang lain yang menunggu kedatangan bus di halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
B[L]ACKSTREET
Fiksi PenggemarDua orang introvert yang saling jatuh cinta, tentu mereka hanya ingin dunia dimiliki berdua saja. Hanya saling menggenggam tangan saat tidak ada siapa-siapa. Hanya berpelukan ketika gelap tiba. Hanya mereka. Tapi tidak selamanya itu akan menjadi rah...