KECELAKAAN MAUT {1}

7 3 2
                                    

Kematian tidak pernah
Bisa diketahui
kapanpun dan Dimana pun
Tidak mengenal hari
Dan waktu

~

{07:32am}

"Tik tik tik.. dresss.."

"Sial hujan lagi"
Dengusku sambil menatap Keatas atap halte. Namaku rinju aku siswa dari SMA touga. Seperti hari bisanya aku selalu menunggu bis dihalte bersama dengan beberapa murit lainnya.

"Hujan kenapa harus hujan aku benci ini udara dingin serta basah. Ditambah lagi dengan halte yang mulai berdesakan"

Merengek dalam pikiran, sudah terlalu biasa bagiku. Selalu bermain dengan pikiran memikirkan hal yang diluar kepala.

Dengan headphone yang terpasang dikepalaku, hayalanku bisa lebih leluasa. ~termenung~

"Hey.. hey.. sisakan ruang"
Riko berteriak menebus hujan, karena teriakannya membuat lamunanku buyar seketika.

-berpaling-
Aku meliriknya sekilas berharap dia tidak mengetahui kehadiranku dihalte ini.

"Drrrresssssss"
Hujan semakin deras. Halte bis semakin sesak, aku yang terduduk dikursi sangat terhimpit oleh tas beberapa siswa.

"A.. haha.. ha.."
Siswa yang tertawa-tawa karena saling bercanda.
"Hei hei.. tenang lah.." salah satu siswa berbicara sambil terkikik.

Aku kembali lagi melirik Riko, dia masih saja tersenyum walau hujan turun dengan derasnya.

Riko selalu menggunakan gelang giok hijaunya, walau dia berasal dari keluarga yang sederhana, gelang itu berasal dari keluarga turun temurunnya.

~tersentak~

"Kenapa aku memikirkannya.. dan semoga saja saat disekolah dia tidak, berbicara denganku"

Jelas saja aku tidak mau dia berbicara denganku, aku lebih kearah anti sosial. Entah kenapa tapi memang aku lebih bahagia bila sendiri.
Lebih baik dari pada terkena bully.

"Hey.. hey.. jangan dorong.. aku.""
Aku melirik kearah siswa yang terdorong pertama kalinya, hingga dia benar-benar terdorong dan menyenggol Riko..
*Brukkk*

"Ah.. aduh.." salah satu siswa melihat Riko yang terjatuh, tapi entah kenapa, Riko masih saja tersenyum,

"Riko, maaf biar aku bantu" siswa yang tidak sengaja menyenggol Riko, langsung Mengulurkan tangan untuk menolong Riko.

Mobil melaju dari arah berlawanan, semakin dekat dengan Riko. Aku tidak bisa bergerak tubuhku seketika kaku.

*Ttiiiiinn...... Bruuuaaaak*
Tabrak terjadi.

Tubuh Riko berada tepat dihadapanku, tubuhnya hancur darah terciprat ketubuhku.

"HYAAAAAAA.." teriakan siswi yang histeris melihat tabrakan.

"Apa.. apa dia sengaja.... Membiarkan dirinya tertabrak... Seharusnya dia sudah.. tertolong..dan Bangun dari jalan"

Pikiranku kacau, aku mengulang kembali tabrakan maut tadi, Riko melihat ku dengan senyumanya sebelum mobil itu menabraknya.

Aku menunduk gelang gioknya hancur berkeping-keping sama seperti tubuhnya saat ini.


~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

follow meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang