"Lo tau?! Kenapa lo ga bilang?" Ucap Olivia penuh sentakan perkalimatnya.
"Soriii, gua terlalu lamban bilang ke lo" jawab Somi seadanya, dia tau ujungnya bakal kaya gini dan bodohnya kenapa dia ga bilang dari awal.
Mungkin kalo bilang dari awal, Olivia mulai mencerna semua keadaan dan mulai bisa bangkit kembali.
Ya emang ga 100% tapi, seengganya dia udah siap.
Olivia menghela nafas panjang, lalu keluar dari kamar mandi, "gua ga ikut"
Tuh kan makin kacau.
"Liv!" Somi mengejar temannya itu, "Lo yang harusnya berubah! Lo yang harusnya mau nerima kenyataan kalo Hohyeon saudara lo!"
Olivia menghentikan langkahnya berbalik lagi ke Somi, lalu menamparnya pelan.
"Gua butuh waktu buat lupain semuanya!"
"Kenapa harus lu lupain?! Harusnya lo sadar, lo hadapi semuanya! Sadar kalo Hohyeon itu saudara lo! Lo ga bisa lupain kenyataan itu!!!"
Olivia diam, tangannya yang daritadi terkepal itu perlahan terbuka.
"He's ur ex also ur brother! You should accept it Olivia!"
Somi menghighlight masalah yang ada di otak temennya itu. Sebenernya kalo dipikir-pikir ini bukan salah Somi sepenuhnya karna ga jujur, tapi Olivia harus lebih bisa lebih menerima semua yang udah terjadi di masa lalunya.
"Lo ga tau apa yang gua rasain!"
"Gua tau! Gua temen lo, gua ngerti lo!"
Olivia diem, jatoh. Nangis. Ada benernya juga sih.
Tapi yang bikin dia nangis adalah keadaan dimana, Somi teriak, kalo dia ngerti dirinya— Olivia.
Kalo di pikir-pikir ada kesamaan.
Somi juga mati-matian lupain Haechan yang emang pacaran udah 3 tauanan tapi di duain. Begitupun Olivia, mati-matian lupain Hohyeon karna ternyata dia saudara se-ASInya dulu.
Tapi toh, kenapa di lupain.
Biarkan itu menjadi sebuah pelajaran agar mereka sama-sama bisa dewasa secara perlahan.
Tersimpan rapat di dalam diri mereka masing-masing, sebagai pengingat bahwa, tidak selamanya yang indah akan berakhir indah juga.
Somi memeluk temennya erat, "I don't know what if i say breaks your heart, but you must accept that, Liv. Lo udah bahagia kan sama Siwoo, biarin dia juga bahagia sama yang lain"
Olivia berhenti nangis, "maaf ya Som udah nampar sekaligus lontarin kekesalan ke elo"
"Gapapa, gua tau ko lo bakal kaya gini.. makanya gua awalnya diem aja, ga mau kena omel lo dan tamparan lo"
Olivia ketawa, mereka rapih-rapihin diri dulu dan ngapus air mata dulu sebelum keluar dari toilet.
Disana udah ada Choyeon sama Daehwi dari tadi dengerin bukan ngelerai. Engga deng, mereka berdua disana malah jaga-jaga takut dua temennya sama-sama emosional.
"Untung kaga jambak-jambak" kata Choyeon.
"Tau ya, kira gua bakal di smack down si Somi. Udah siap-siap badan aja gua"
"Ceilah Wiiii," Choyeon ngeliatin daehwi, kaya gini :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Choyeon_mau_cie_cie_in. jpg
Somi sama Olivia jalan duluan karna mau beres-beres barang yang masih ketinggalan di meja makan.
Karena tinggal berdua sama Daehwi, Choyeon lanjut nanya "se cinte itu apa lo sama Somi?"
"Gimana ya Choy, gua juga bingung. Gua ada rasa-rasa mau ngelindungin dia gitu" jawab Daehwi dengan matanya yang masih lurus menatap jalan.
"Sering sok strong gitu,"
Choyeon masih setia meratiin Daehwi.
"Selebihnya.. ga tau sih gua sayang aja.."
"UWUWU lucu amat sih kamu Wiii" Choyeon langsung nyubit kedua pipi Daehwi, "jadi pacar gua aja lah"
Daehwi berakacak pingang, "kaga maooo!!!"
"Lindungi aku juga, pangeran ku~"
"Apansi jablay, jijik banget gua" Daehwi mulai menjauh dari Choyeon.
Asik bercanda tawa, dari jauh Nako teriak, "AYO KE RUANG TUNGGU!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wi, post ga?" Tanya Dongbin duduk disebelah dia.
Daehwi buka kaca pesawat, sambil make kacamata "post dongggg"