Di akhir pekan, empat sejoli itu berencana untuk menginap di apartemen Ayu. Di tengah kesibukan dan kegalauan hati mereka, akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk bersantai sejenak dengan diselingin girl's talk.
"Ini si Ambar kok masak seabad si, laper gue." Ucap Luna.
"Ye, gak tau terima kasih lo. Masih mending dimasakin." Omel Ayu yang matanya sibuk menatap laporan keuangan akhir tahun di laptopnya.
Luna mendelik tidak suka. "Ih, ya dianya tau sikon dong. Kita nungguin kelaparan disini."
Ayu menghembuskan napasnya kasar. Meletakkan laptopnya dan berdiri. "Bawel lu."
Luna terkekeh. "Hahaha, makasi Ayu!"
Di dapur, Ayu sudah ingin teriak karena kondisi dapurnya yang benar-benar hancur.
"Ambar! Berantakan banget sih!"
"Eh, sorry. Abis lu naro barang rapi banget sih, gue kan jadi bingung." Jawab Ambar sembari menggaruk tengkuknya.
"Terus lu udah masak?" tanya Ayu.
"Udah sih, tapi—
"Ambar! Kok berantakan banget sih piringnya!"
"Ih Ayu! Kan nanti bakal dimakan lagi, ngapain rapi-rapi banget sih," keluh Ambar.
"Ya harus rapi dong! Biar enak diliat, biar nafsu makan itu bertambah, terus biar bisa dijadiin feeds instagram!"
"Najis ya, Ayu. Makan mah tinggal makan, ribet banget."
"Bukan ribet, dih, lu mah gak bakal ngerti."
"Ambar, lu kalo bikin tomat jangan kaya gini, terlalu pasaran."
"Ayu, itu potongan wajar."
"Tapi gak bagus di piringnya."
Ayu mengambil satu tomat di dalam kulkas lalu mencucinya. "Nih, lu potong dulu jadi dua, tapi salah satu bagian harus lebih besar. Kalo udah bersihin dalemnya itu, biji-bijinya."
Ambar mendengus. "Ribet."
"Lo ya diajarin. Nih kalo udah, pinggirannya lu ukir segitiga."
"Tomat aja lu ukir!?"
"Ya gak diukir juga bahasanya. Ehm, kaya dipotong-potong kaya gini-nih." Ayu menunjukkan pemotongan itu kepada Ambar.
"Terus kalo udah, lu isi pake apa kek. Salad, potongan wortel atau kol, atau apa aja."
Ambar yang melihat itu hanya memutar matanya malas. "Mana ada sih mantan anak kos kaya gue bikin kaya gituan."
"Ribet ah, udah sini gue bawa ke depan."
Ambar menarik dua piring dari meja bar dan langsung menuju ruang tamu. "Ambar! Itu masih berantakan."
Ambar mencebik. "Perasaan gue juga anak kos."
Di ruang tamu yang ternyata sudah ada Wulan dengan penampilan terbarunya.
"Eh, lu. Duh, gue cuman masak tiga lagi nasi gorengnya." Ucap Ambar merasa tidak enak.
"Selow, gue udah makan."
"Dih, ganti warna rambut lu, Lan." Ucap Luna yang menyadari perubahan warna rambut Wulan dari dark brown menjadi brunette.
Wulan mengangguk dan memegang rambutnya. "Terang banget gak sih?"
"Enggak sih. Ya mirip kaya Margot Robbie pas di The Wolf of Wall street, cuman lu versi panjangnya," komentar Ambaar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's
ChickLitSa.ha.bat N Kawan; teman; handai; Bertemu dan langsung menjadi akrab itu sulit. Mengumpulkan beberapa orang dengan sikap dan sifat yang berbeda pun juga sulit. Tapi ini kisah mereka, dengan garis hidupnya masing-masing. Percaya bahwa semua yang terj...