HT || 05

184 12 3
                                    

HT || 05




"Aku diperlakukan sesukamu pun tidak masalah. Asalkan kamu bisa menerima keberadaanku"

-Langit Angkasa








Rain yang merasa terpanggil pun menengok ke arah Bagas, lalu dia membalasnya dengan senyum yang ya terbilang manis lah ya buat cowo.

"Anjirr manis bangett" ucap Bagas.

"Ekhem.."

"Eh,Langit. Gue cuman bercanda ko. Rain mah tetep milik lo ko" kata Bagas dengan cengirannya.

Entah mengapa, Langit merasakan hawa di sekitarnya ini terasa panas sekali.

"Sean,Yan. Ko gue ngerasa gerah banget yah" ucap Langit sambil mengipasi dirinya dengan tangannya sendiri.

"Lo cembukur kali." jawab Sean.

"Bisa jadi" kata Bryan.

"Maksud lo, gue cemburu sama tuh kutu lalat?" tanya Langit pada Sean.

"Ya tanya aja sama diri lo sendiri. Kan lo pemilik perasaannya." jelas Sean.

"Tau dah.. Asli gue gerah banget" kata Langit sambil bergegas duduk.

"Ya elah baru segitu aja udah cemburu lo, Lang" kata Bagas.

Mendengar itu Langit langsung membelototi Bagas, otomatis Bagas pun kaget lalu mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf "V" .

"Angel, gue duduk sama lo ya" kata Rain. Angel kaget, kenapa Rain tiba-tiba ingin duduk bersamanya, ia melirik ke arah Langit, ditempat duduknya Langit terus memperhatikan Rain.

"T-tapi, Langit?" ucap Angel.

"Udah gapapa ko." jawab Rain.

Rain pun langsung mengambil tasnya dan memindahkan tas nya ke depan. Oiyah, Angel duduk dengan Clara, hanya saja Clara tadi pas istirahat dia sakit dan terpaksa harus di pulangkan.

"Ko lo pindah?" tanya Langit.

"Bukan urusan lo" jawab Rain.

"Lo gabisa gitu. Itu kan tempat Clara, dan lo juga disuruhnya duduk bareng gue bukan bareng Angel" jelas Langit. Rain pun hanya mengabaikan ucapan Langit barusan.

Tetttt.....

Bel masuk pun berbunyi. Seorang lelaki paruh baya pun masuk sambil membawa buku yang terbilang tebal itu, dengan kacamata yang bertengger dihidungnya dan tentunya dengan kumis hitam yang pekat. Ya, dia adalah guru B.Indonesia yang bernama Pak Amir. Dia memiliki penampilan yang bisa dibilang sangar, tapi percayalah bahwa cara dia mengajar itu beda dari guru lain.

"Pakkkk" panggil salah satu murid, otomatis seluruh orang yang ada disana langsung menengok ke arah dia, Zaki.

"Iya, ada apa Zaki?" tanya Pa Amir.

"Bapak lupa ucap salam dulu pa sebelum masuk" kata Zaki. Bisa dibilang, Zaki adalah salah satu murid yang sangat patuh terhadap aturan dan orang pertama yang selalu datang pertama ke sekolah tepatnya ke kelas.

Mendengar itu, Pak Amir merasa malu. Lagi-lagi kejadian yang sama.

"Oiyah. Bapak lupa" jawab nya sambil tersenyum. Lalu dia kembali keluar kelas, dan....

"Assalamuallaikum.." kata Pak Amir.

Sontak seisi kelas menatap Pak Amir dengan tatapan bisa dibilang aneh. Tapi, kejadian seperti itu tidak hanya terjadi sekali dua kali saja, tapi sering. Dan yang paling sering mengingatkan yaitu Zaki.

Hujan TerakhirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang