Hunt 2.

819 67 0
                                    

Kukira pria ini benar mencintaiku, nyata nya tidak. Jelas sekali di depan mataku dia bersama Jammie, teman sekelasku dulu sambil merangkul lengannya dan tersenyum bersamanya. Padahal ini baru satu bulan kami bersama.

Kau ingin apa Jae dariku? Setega inikah kau padaku yang jelas-jelas menyukaimu?

"Jammie!" panggilku pada Jammie yang membalas sapaanku dengan santai juga. Berbeda dengan pria di sampingnya.

"Acha! Dari mana?"

"Dari kafe, ini siapa?"

"Eh iya kenalin, pacar gue. Jae, "

"Sasya, " mataku menahan tangis. Terlihat sorotan rasa bersalah dari mata Jae yang sedang salah tingkah dan tidak bersikap banyak.

Kau berani menyakitiku Jae, thank you.

Aku berpamitan pada Jammie dan bilang bahwa kakakku sudah menunggu di loby dan menahan tangisku sampai jauh dari pandangan mereka berdua. Dia menyakitiku begitu banyak. Jae mengejarku sampai ke luar mall, maaf Jae aku harus menjauh darimu hingga tenang. Aku sedang membencimu untuk saat ini.

Dia terus menelponku hingga berkali-kali. Juga bertanya pada Sungjin. Aku tidak pulang kerumah berhari-hari dan menginap di rumah Gina, sahabatku yang terus bertanya alasannya.

"Ku anggap selesai Na, " jelasku pada Gina yang akhirnya mendengar cerita pilu dariku.

"Kamu juga salah Sya, jelas-jelas dia baru kau temui seminggu, lalu kamu terima dia karena menganggap dia baik. "

Oke, kuanggap ini salahku dan mencoba mengabaikan Jae lalu pura-pura tidak mengenalnya. Jae juga menghilang seperti mempasrahkan semuanya dan menganggap bahwa aku yang menyelesaikan semua ini. Benar-benar brengsek!

Aku kembali bekerja di kafe milik Kak Sungjin yang kini sedang khawatir menungguku di depan pintu masuk.

"Kemana aja sih adikku?" ucapnya menghibur, dia mungkin melihat jelas raut wajah dinginku yang semula tidak pernah ku lihatkan padanya.

"Jae kemarin kesini nyariin kamu. "

"BERHENTI BUAT SEBUT NAMA JAE!" tanpa sadar aku membentak saat nama pria itu di sebut. Segitu bencikah aku padanya? Jelas!

Sungjin terkejut lalu mengejarku yang melarikan diri ke atap kafe.

"Jelasin sejelas-jelasnya sama kakak. Apa yang pria bodoh itu lakukan padamu?" ucapnya dengan nada sedikit emosi.

"Bukan urusan kakak. "

"Natasya! Ini bukan waktunya kamu bicara begitu, sudah kuperingatkan bukan? Jangan dekati pria itu, "

"Iya! Aku yang bodoh sudah menerimanya, aku yang mengeras dan tidak mendengarmu. Puas?"

"Akan kucari tempat lebih baik dari ini dan tidak menyusahkanmu lagi. " aku dengan marah pergi dari sana. Harusnya bukan Sungjin yang kumarahi.

Maaf Kak, hatiku masih begitu sakit karena ulah pria itu. Sungjin mencegahku pergi, dia memelukku dan aku langsung ambruk di pelukannya. Mengapa harus aku? Yang mencintainya begitu dalam?

"Jae emang brengsek, kamu gak salah Dek. Kakak akan buat perhitungan sama dia. " Sungjin melepas pelukannya dan berjalan seperti ingin menemui Jae.

"Kak, gak perlu. Aku udah gak mau bahas lagi. Aku gak mau Jammie tau. "

"What? Jammie?"

Aku mengangguk dan Sungjin hanya mampu mengusap wajahnya tidak percaya dengan apa yang di lakukan Jae. Dan pria itu datang saat kami membicarakannya.

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang