Kabar tentang perselingkuhan Azura dan Langit sudah tesebar ke seluruh penjuru sekolah. Sejak Azura menapakkan kakinya di sekolah pagi ini dan berjalan menuju kelasnya beberapa pasang mata terus mengekorinya.
Beberapa diantaranya bahkan tak segan untuk bisik-bisik di depannya.
"Gak nyangka gue Azura bisa selingkuh sama Langit," ucap salah seorang diantaranya. Azura menghentikan langkahnya. Menghembuskan napas berat dan bersiap balik badan untuk melabrak orang-orang yang menggunjingnya itu ketika tiba-tiba saja ada yang mencekal tangannya.
"Gak usah didengerin, mereka gak tau apa-apa."
"Dion?" Azura kaget sendiri menemukan Dion yang sudah berdiri di sampingnya. Lelaki itu meraih jemari Azura dan membawa gadis itu pergi menuju kelas mereka.
"Makasih," ucap Azura setelah mereka sampai di ruang kelas. Tadi Dion benar-benar datang di saat yang tepat.
"Kamu gak usah ngedengerin omongan mereka. Terus kalau ada apa-apa langsung bilang sama aku ya?!"
Azura merasa terharu dengan semua perlakuan Dion terhadapnya.
"Makasih," kata Azura lagi. Entah bagaimana ia harus membalas semua kebaikan Dion kepadanya ketika yang ia lakukan justru terus membohonginya.
"Nggak usah bilang makasih Ra, aku justru mau minta maaf karena gak ada yang bisa aku lakuin buat bantu kamu. Buat ngehentiin gosip-gosip itu, yang bisa aku lakuin cuma sebatas ini."
Azura langsung menggeleng cepat. "Yang kamu lakuin ke aku udah lebih dari cukup."
Dion tersenyum kecil. Kemudian diusapnya puncak kepala Azura. "Kamu nggak perlu sungkan sama aku, aku bakal selalu ada buat kamu."
Jika Azura tidak ingat kalau ia sedang berada di kelas cewek itu mungkin sudah menangis mendengar semua ucapan Dion.
"Biar nanti aku coba ngomong sama Nafwa. Kamu fokus aja buat penampilan besok." Azura mengangguk pelan.
Ia jadi heran sendiri hal besar apa yang sudah ia lakukan hingga Tuhan mempertemukannya dengan lelaki sebaik Dion.
Setelah Dion kembali ke bangkunya, Yani datang sambil menyerahkan seperangkat pakaian untuk penampilan besok.
"Semangat Ra, udah H-1 gak boleh lesu," ujarnya riang.
"Iya makasih."
"Galaunya lo tunda dulu sampe besok. Pokoknya penampilan kita harus bagus. Awas aja sampe lo kehilangan fokus dan ngacauin penampilan besok."
"Galat amat sih."
"Yaelah Ra padahal aslinya kalau lo gak lagi dalam keadaan kaya gini lo lebih galak tau."
"Heh masa sih?"
"Mirror Ra mirror." Yani gemas sendiri. Azura berasa jadi orang yang berbeda.
"Udah ah jangan lesu mulu. Muka lo gak enak diliat."
"Iya iya." Azura mencoba untuk tersenyum kecil agar Yani tidak begitu khawatir padanya. Ia juga merasa lega karena Yani tidak terpengaruh dengan gosip-gosip tentang dirinya.
Yani masih memperlakukan Azura seperti biasa.
"Nah gitu dong. Senyum, kan enak gue liatnya." Yani ikut tersenyum lebar.
Di tengah-tengah obrolan mereka, Nafwa datang dengan wajah super betenya. Langit mengekor cewek itu sampai ke bangkunya.
"Naf, ayolah jangan gini terus. Gak enak diliat sama yang lain." Langit berucap pelan, namun baik Azura maupun Yani masih bisa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...