8. Phone Both

267 47 2
                                    

Jung Eunji
Son Naeun

. . .

Eunji dan Naeun adalah teman satu organisasi. Mereka selalu berbagi cerita seram, satu sama lain. Kapanpun mereka bertemu, mereka harus mempunyai suatu cerita seram yang akan di ceritakan.

Suatu hari, saat Naeun sedang browsing di internet, ia menemukan sebuah website yang memiliki banyak legenda Jepang. Lalu, ia membaca sebuah cerita tentang jembatan gantung yang terletak dekat dengan rumah nya.

Di website tersebut, terdapat banyak gambar jembatan tersebut dan sekitarnya . Saat ia membaca legenda ini, Naeun tahu bahwa Eunji akan tertarik. Ia pun segera mengambil ponsel nya dan mengirimi Eunji pesan.

Eunji, ketemuan yuk, aku punya cerita bagus.

Tak lama kemudian, Eunji pun membalas pesan Naeun.

Oke, aku akan ke rumahmu.

Naeun pun menyimpan ponselnya. Butuh waktu 2 jam hingga akhirnya Eunji datang ke rumah Naeun. Naeun yang terlalu antusias segera menarik tangan Eunji untuk duduk di sofa dan mulai menceritakan tentang legenda jembatan gantung itu.

"Jembatan gantung tersebut sudah tua usianya yang digunakan untuk menyeberangi sebuah jurang. Di jelaskan dalam website bahwa jembatan itu terkenal karena banyak orang yang bunuh diri disana. Setiap tahun, ada sekitar 20-30 orang yang melompat dari jembatan tersebut. Tak ada seorang pun yang dapat menjelaskan kenapa mereka bunuh diri. Mereka mengatakan bahwa tempat itu dihantui oleh arwah dari semua orang yang telah melakukan bunuh diri di sana," ucap Naeun.

"Aku jadi penasaran dengan jembatan itu," ucap Eunji

"Aku tidak saran kan kau untuk ke sana," peringati Naeun

Eunji hanya tersenyum kecil seraya mengangguk pelan. Setelah bercerita, Naeun pun mengajak Eunji untuk menghabiskan waktu sepanjang hari, mulai dari menonton film, makan, dan aktivitas lainnya.

* * *

Keesokan harinya, Eunji berencana untuk mengunjungi tempat yang di ceritakan Naeun. Dia sangat ingin melihat hantu. Pada saat malam tiba, ia berangkat ke pegunungan dimana jembatan itu berada. Diperlukan sekitar setengah jam untuk sampai di sana. Saat itu sudah hampir tengah malam.

Eunji pun tiba di jembatan dan tak ada seorangpun di sekitar situ. Sangat gelap dan hening. Suasananya begitu menyeramkan dan membuat tubuh belakang Eunji merasa dingin.

"Wow, tempat ini menyeramkan," gumam Eunji sambil hati-hati berjalan ke tepi jurang dan mengintip ke dalamnya.

Eunji mulai berpikir tentang semua orang- orang yang telah melompat ke dalam jurang itu. Pikiran itu membuat bulu kuduknya berdiri. Ini sangat menegangkan dan merasa harus memberi tahu Naeun tentang tempat ini. Dia segera mengeluarkan Handphone nya dan mulai memencet nomor. Tapi dia tersadar bahwa di sini adalah tempat yang tinggi dan jauh dari jangkauan sinyal.

Eunji lalu melihat ke sekeliling dan mendapati telepon umum tak berada jauh darinya. Ia menuju telepon umum tesebut, memasukkan beberapa koin dan memencet nomor Naeun.

"Hallo? Naeun! Tebak aku sedang berada dimana? Aku sedang berada di Jembatan yang kau ceritakan itu! Pemandangannya luar biasa! Kamu harus datang kesini suatu hari!"

"Kenapa kau kesana? Tempat itu menyeramkan."

"Hehe, Maafkan aku, tapi aku penasaran dengan tempat ini, lain kali kau harus kesini."

"Tidak, aku sudah cukup puas melihatnya di web. Hei tunggu dulu.. Darimana kau meneleponku?"

Eunji terkekeh. "Oh, Handphone ku tak mendapatkan sinyal. Jadi aku meneleponmu dari telepon umum disekitar sini."

Naeun heran, "Telepon umum? Tak ada telepon umum disana. Aku sudah melihatnya di foto."

"Apa yang kau bicarakan?" ucap Eunji, "Aku berada di telepon umum tepat di depan pintu masuk ke jembatan. Tunggu, lebih baik aku pergi, ada antrean orang di luar menunggu untuk menggunakan telepon, aku akan menelepon kau ketika aku sampai di rumah."

Begitu Eunji berkata, Naeun berteriak. "Tidak! Eunji! Jangan keluar dari tempat itu! Aku tahu tempat itu! Aku akan segera ke sana dalam 30 menit. Apa pun yang kau lakukan, jangan bergerak!"

"Ada apa sih?"

"Berjanjilah untuk tidak bergerak sedikit pun, oke?, Aku akan datang!"

Ketika temannya menutup telepon, Eunji merasa gelombang rasa takut menyelimuti dirinya. Dia berdiri di bilik telepon dan gagang telepon terus menempel di telinganya. Ia menoleh, ia melihat antrian orang yang berdiri di luar bilik telepon, diam-diam mengawasinya. Sorot mata mereka membuat Eunji menggigil.

Setengah jam kemudian, ketika Naeun tiba di jembatan gantung, dia menemukan temannya berdiri di bagian paling tepi jurang. Dia memegang ponselnya di telinganya. Tidak ada bilik telepon dan tidak ada antrian orang yang menunggu untuk menggunakan telepon. Jika Eunji bergerak satu inci saja, ia akan jatuh dari tepi jurang dan jatuh ke dalamnya.

. . .







Yuk Vomment :')

creepypasta | apinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang