Rumah sakit
"Bagaimana dok",balya berusaha menetralkan rasa cemasnya terhadap alvi.
"Tidak apa apa, mas... Tidak usah terlalu khawatir, istri anda baik baik saja, hanya saja perhatikan pola makannya agar lebih dijaga lagi", jelas dokter.
"Saya permisi dulu mas balya", pamit dokter yang membuyarkan lamunan balya.
"Ah.. Iya dok terima kasih",gelagap balya.
"Tunggu... Istri... Dia bukan istriku do.. Hey.. Kenapa bisa menganggap kami suami istri.. Aah dokter itu", balya menggaruk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal, tanpa sadar tercetak senyuman tipis pada wajah dingin itu.
Cklek...
Suara pintu ruangan itu terbuka.
"Gimana ya... Apa alvi baik baik saja", tanya angan pada adiknya."Ternyata asam lambungnya naik mas",jelas balya.
"Untung lah... Mas mau pulang dulu, kamu jaga alvi sama sifa", perintah angan dan langsung saja balya panik atas perintah masnya ini.
"Lo kok aku juga ngejagain dia, maaf aku gak bisa mas",tolak balya yang langsung mendapat tatapan misterius dari angan.
"Iya iyaa aku jagain", serah balya karna ia tahu jika masnya ini kesingnya saja yang kalem tetapi aslinya seperti banteng yang siap menyeruduk kain merah.
"Yaudah mas pulang dulu, assalamualaikum",pamit angan.
"Waalaikum salaam",balas balya.10 menit berlalu setelah kepergian angan, tinggalah pangeran bersama snow white yang sedang tidur dan tak kunjung bangun, ia tertidur bukan karena memakan appel pemberian nenek sihir, tapi ia tidur karena efek obat yang diberikan oleh dokternya.
Triing....
Suara notif pesan masuk, tertera nama sifa disana, lekas balya membuka pesan itu.From shifa
"Assalamualaikum tadz... Maaf saya tidak bisa menjaga alvi, abah menyuruh saya pulang, karna ada santri baru yang demam di pondok, saya titip alvi tadz, sekali lagi maaf tadz merepotkan".To shifa
" ya tidak apa apa mbak"Balya meletakkan benda pipih itu dan berjalan menuju kursi yang berada di samping ranjang alvi, ia bingung ini merupakan pertama kali ia harus menunggu wanita yang bahkan belum ia kenal, Canggung itulah yang ia rasakan saat ini.
Beberapa kali ia mengusap wajahnya kasar.
"Eeh",.. Alvi mengigauBalya yang mengetahuinya sedikit bingung ,apa yang harus ia lakukan. Lalu ia menarik selimut yang tertindih oleh tangan alvi, dan menutupkanya keseluruh tubuh alvi.
Balya mengambil handphonenya lalu membuka Al quran digitalnya dan membancanya, hingga rasa kantuk yang datang mengusiknya untuk tidur.
Yang tanpa sadar, wajah balya berada diatas tangan alvi.02:35
Alvi merasakan badannya panas dan rasa kering di tenggorokannya, ia terpaku mendapati balya yang tengah tidur dengan berbantalkan tangannya.
"Manis",lirih alvi dengan senyuman yang tercetak jelas dipipinya.
Pelan pelan ia menarik tangannya dan malah membuat balya mencari kenyamanannya pada tangan alvi, senyuman itu kembali mengembang dipipinya, betapa balya saat ini begitu menggemaskan, layaknya anak kecil yang sedang tidur disebelah ibunya.
Dengan terpaksa alvi menggunakan tangan kirinya untuk mengambil air putih dimeja sebelah ranjangnya.
03:45
Suara adzan terdengar dari seluruh penjuru membangunkan pemuda yang tengah bergulat dengan mimpi indahnya, dengan susah payah ia membuka matanya dan mengumpulkan nyawanya untuk segera bertemu kasih dengan robbnya.
"Apa dia tidak bangun semalaman, seperti Putri tidur saja ", gumam balya.
Balya berjalan keluar ruangan dan menuju salah satu suster.
"Sus saya nitip teman saya dulu, kalau dia mencari katakan kalau saya ke musola ", pinta balya yang mendapat senyuman ramah sang suster yang menandakan kesanggupannya.
05:15
"Indah pagimu ini ya Allah, engkau maha pemurah ,engkau masih selalu menyediakan alam yang Indah untuk kulihat meski banyak dari hambamu yang setiap harinya merusak dan mengotori alamMu ya robb... Ampunilah kami ya Allah, berkahilah apapun yang kami cari dan yang sudah kami dapatkan",balya lalu berjalan menuju rumah sakit.
"Assalamualaikum", salam balya.
"Walaikumsallam..ustadz kok disini",drama alvi,bahkan ia tahu balya semalaman suntuk menemaninya diruangan ini.
"Ehmm...menurutmu", jawab balya dengan senyuman dingin khasnya.
"Kedua kalinya",lirih alvi.
"Apanya",tanya balya.
"Senyummu",refleks alvi dan membuat balya menaikkan alis sebelahnya menandakan ia ingin diperjelas atas ucapan alvi.
"Oops... Lupakan saja", jawab alvi sekenanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
my coldest ustadz
Genç Kurgugimana rasanya jika kamu harus berurusan dengan seseorang yang kamu benci sekaligus harus kamu hormati karna ia adalah ustadz MU... itu lah yg di rasakan oleh Alvi santri baru ... apakah Alvi Bisa bertahan dg sikap dingin ustadznya...? let's reading...