Sekretaris Hati

78 9 0
                                    

Tepat pukul 08.00, Ketua OSIS SMA Angkasa memberi perintah agar Peserta Didik Baru (PDB) berkumpul di lapangan upacara. Para PDB pun menaati perintah tersebut dan segera berbaris rapih menghadap ketua OSIS tersebut.

"Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi. Saya Ezran Ramadhinata, Ketua OSIS SMA Angkasa yang akan memberi sedikit pengumuman untuk kalian semua."

"Gilaa!!! Beneran itu ketos SMA ini? Waah kece bangettt."

"Gak salah deh nyokap bokap gue masukin gue ke sekolah yang isinya cowok cowok ganteng kek gini, Oemjiii!!!".

"Njir, cakep banget!!".

"Ini sekolah apa ajang pencarian cowok ganteng sih? Gue heran kenapa gaada cowok yang gagal di sekolah ini."

"Gue bisa diabetes nih lama lama disini duh."

Dan tanggapan-tanggapan lain yang masih Anin dengar tentang Ketua OSIS yang baru saja memperkenalkan dirinya. Anin menatap Ezran, menyelidik dengan matanya, mencoba membenarkan perkataan perempuan-perempuan di sekitarnya.

"Manis."

Satu kata terucap dari mulut Anin. Anin menepuk nepuk mulutnya dan tiba-tiba suara laki-laki menghentikan tepukannya tersebut.

"Hai. Ketemu lagi hehe." Sapa Leon.

Leon yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku Anin di sela keributan anak-anak perempuan yang memuji Ezran.

"Mulutnya jangan ditepuk-tepuk, Nin. Kasian ntar sakit." Sambung Leon.

"Eh, Leon. Haiii." Anin melambaikan tangannya sembari canggung.

Tiba-tiba Leon menempelkan tangan kanannya pada dadanya . Dibalas dengan kerutan di dahi Anin. Anin tidak mengerti apa yang Leon lakukan. Lalu Leon melanjutkan gerakannya membuat emoticon love dengan tangannya yang membuat Anin semakin heran dengan sikap Leon. Dan sebuah suara membuat situasi gaduh tersebut menjadi hening seketika.

"Kalian yang berbicara atau saya yang bicara?". Bentakan halus keluar dari mulut  Ezran yang membuat perempuan-perempuan yang memujinya terkejut.

Siswa dan siswi yang ada di lapangan tersebut terkejut akan bentakan dari Ezran itu. Mereka terdiam mematung ditempatnya masing-masing, tidak ada suara sedikit pun yang terdengar. Hening. Sangat hening.

"Lo yang bicara."

Ucap seorang lelaki berbadan tegap yang dengan seenaknya berkata tidak sopan pada Ezran. Semua mata tertuju pada Leon. Ya, Leon lah yang berbicara berani pada Ezran beberapa detik yang lalu. Leon dan Ezran saling bertatap intens seakan-akan mereka berdua akan segera menikam satu sama lain.

Tetapi, apa yang terjadi? Ezran tidak menanggapi satu kalimat pun yang terlontar dari mulut Leon. Mereka masih saling bertatapan. Tatapan itu terhenti kala seorang perempuan cantik berbisik pada Ezran yang membuat Ezran mengangguk setuju. Lalu Ezran pergi dari tempat dia berdiri.

Perempuan tersebut menggantikan Ezran dan mengembalikan suasana menyenangkan yang Peserta Didik Baru rasakan di awal.

"Hai, anggap saja tidak terjadi apapun tadi yaa." Hiburnya dengan diselingi cengiran manis.

"Oke, nama saya Anya Jesslyn Ravelina, kalian boleh panggil aku Kak Anya. Aku bakalan ngasih pengumuman yang kalian tunggu dari awal MOS. Oke to the point aja ya. Sekarang aku umumin pembagian kelas kalian yaa, wait."

Satu persatu murid maju menghampiri kakak pembimbing yang akan membimbing menuju kelasnya masing-masing.

Tak disengaja, tak disangka, tak dipikirkan. Anin dan Leon satu kelas. Yang membuat senyuman manis Leon merekah sepanjang jalan lapangan sampai kelas barunya. 10 IPA 2.

BUBBLEGUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang