NCT127 FANSIGN
Disinilah aku berada. Diantara ratusan penggemar yang rela menghabiskan waktu, tenaga, bahkan uang hanya untuk bertemu dengan idolanya.
Begitupun aku. Aku rela menghabiskan seluruh waktu istirahatku untuk bertemu dengannya. Setidaknya itu bisa membuatku lebih hidup.
Aku memasukki ruangan besar dan duduk dibangku yang telah disiapkan. Aku duduk di barisan nomor dua dari meja member. Tempat duduk ini memang sudah ditentukan oleh pihak fansign, jadi tidak akan ada penggemar yang berebut untuk mendapat bangku paling dekat dengan meja member.
Aku selalu ingin disini. Berada dalam satu ruangan yang sama, bernapas dengan udara yang sama, dan menangis bersama. Dengannya.
Karenanya hidupku bukan hanya tentang sekolah, belajar, makan, tidur, lalu hilang.
Karenanya aku belajar mengejar sesuatu yang bahkan tidak akan pernah bisa kugapai. Mimpiku yang paling dan selalu mustahil.
Tetapi darinya, aku belajar mencintai sesuatu tanpa berharap balasan. Aku mencintainya tanpa harapan. Ya, tanpa harapan.
Setelah menunggu beberapa jam, lampu ruangan berubah redup. Lampu sorot mengarah ke pintu masuk panggung. Ini saatnya, batinku.
Satu persatu member memasukki ruangan fansign, lalu berdiri dihadapan kami.
"Hana dul set.. To The World yeogin NCT. Annyeonghaseyo NCT127 imnida"
"Tizennies, we meet again!!!" Taeyong melambaikan tangannya ke arah kami.
Aku tidak bisa berkonsetrasi dengan lingkungan disekitarku. Tubuhku kaku. Bahkan untuk mengalihkan mata saja aku enggan.
Dia teralu bersinar kali ini. Bukan hanya hari ini, tapi selalu.
Setelah menyapa para penggemar, mereka duduk diposisinya masing masing.
Satu persatu dari kami menuju meja mereka. Hanya sebentar, untung mengobrol, melepas rindu dan menyampaikan keluh kesah.
Dimulai dari member yang paling hangat menurutku, Johnny.
"Annyeonghaseyo" aku sedikit membungkukan badanku.
"Ah, Jung Sa Ra-ssi" Johnny tersenyum lebar
"Kau mengingatku atau hanya membaca nametagku, Johnny-ssi?" ucapku bercanda. Ia mengambil album yang aku sodorkan dan menuliskan namaku disana.
"Aigoo, kau selalu datang, Sa Ra-ssi. How can I'm not remember you?" Aku tersenyum. Ia menyodorkan kembali album yang kuberikan.
"Datanglah kembali, Sa Ra-ssi" Johnny mengangkat tangannya, mengajakku berHi-5.
"Dengan senang hati" ucapku.
Aku bergeser ke meja selanjutnya.
"Annyeonghaseyo" Haechan menyapa kemudian menatapku. Menampilkan ekspresi kaget.
"Yeoksi, noona! Kau datang lagi!!!" ia sedikit berteriak setelah mengamati wajahku beberapa saat.
Aku tertawa. "Aku ingin bertemu denganmu, mangkannya aku datang lagi" Aku menyodorkan albumku.
"Ah! Seolma" (tidak mungkin)
"Aku tahu kau tidak sepenuhnya ingin bertemu denganku, kan? Aigoo, kau pembohong yang manis." Aku tersenyum "Kau menyadarinya ternyata"
Haechan mengerucutkan bibir.
"Kau menyebalkan, Sa Ra-ssi" ia menyodorkan album milikku.
YOU ARE READING
LULLABY.||Lee Taeyong
FanfictionJung Sa Ra; Kau seperti pusat duniaku. Pusat semestaku. Namun kau bersinar terlalu terang, terlalu mustahil untuk kugenggam. Aku hanya bisa bergantung padamu. Namun tanpaku, kau tetap kau. Aku seperti galaksi yang kosong, kau pusat tata suryaku. Aku...