Flashback mode on (15 Juni 2017)
Taman"Grace, kamu mau lanjut sekolah di mana?" Tanya seorang pria sambil memantulkan bola basketnya dan siap ngeshoot kearah ring basket.
"Doain ya bisa masuk di SMA Wijaya!" Jawab Grace sembari meraih bola basket yang baru saja turun dari lubang ring.
"Amin'in gak nih?"
"Amin'in dong!" Pinta Grace sembari mengambil posisi untuk nge-shoot.
"Iya deh amin si jadul bisa di terima di SMA Wijaya." Ucap lelaki yang bersama Grace.
Grace fokus untuk siap melemparkan bola kearah ring dan, yakk, masuk dengan mulus yang kemudian di raih oleh lelaki di hadapan Grace.
"Kamu mau lanjut di Jogja kan, Bil? Rencana di sekolah mana?" Tanya Grace kepada lelaki yang bersamanya.
Brilian Jihano, seorang lelaki yang di kenal dengan nama Brili. Itulah nama lelaki yang bersama Grace. Teman Grace sejak di bangku SD.
"Aku mau lanjut di SMA Bina Bakti. Katanya ekskul di sana unggul banget."
"Keren dong. Pasti kamu mau ikut ekskul basket. Dan jadi kapten lagi di sana." Ucap Grace sambil berjalan menuju kursi yang berada di samping lapangan basket.
"Abis itu ekskul band, trus ikut OSIS. Oh, bahkan nyalonin jadi ketua OSIS lagi nih. Trus ekskul pad..."
"Eh eh eh, mau apa lagi kamu sebutin ha? Banyak banget si!" Brili memotong ucapan Grace dan duduk di sampingnya.
"Ya kan Bili multi talent." Lirik Grace. Grace memang memanggil Brili sebagai Bili.
Brili meneguk air dari botolnya yang tinggal satu tegukan. "Tapi kayanya aku udah gak mau lagi jadi ketos deh. Bahkan pengurus OSIS pun kayaknya enggak." Ucapnya sambil menutup tutup botol minum yang ada di tangannya.
"Lah kenapa?"
"Capek. Pengen fokus ke basket, trus ikut band gitu di sana." Lanjut Brili.
Grace hanya tersenyum. Ada rasa senang dan sedih di hatinya. Sedih? tentu saja. Setelah liburan berakhir, ia tidak bisa bertemu dengan Bili lagi. Mereka akan sekolah di beda kota. Grace di Purwokerto, dan Bili di Jogja
Selama SMP, Bili sudah sekolah di Jogja ikut orang tuanya di sana. Dan SMA pun ia lanjut di Jogja. Waktu SD orang tua Bili ada di Purwokerto bersama neneknya, jadi kita sempat satu SD.
"Pulang yuk, udah sore!" Ajak Bili yang kemudian ia beranjak dan berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepedanya.
Grace hanya mengikuti saja dan berjalan di samping Bili.
"Di SMA kamu harus ikut ekskul basket. Trus band juga. Soal musik kan kamu lebih jago dari pada aku." Ucap Bili di sela-sela perjalanan.
Grace hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab apapun.
"Hei jadul!" Bili menghentikan langkahnya. "Pokoknya, liburan semester awal kita harus tanding basket dan kamu harus lebih jago lagi dari sekarang. Oke?" Bili mengangkat tangannya dan mengajak Grace untuk tos bersama.
Grace membalas tos dari Bili. "Oke!"
___
Flashback offBj membaringkan tubuhnya di kasur menghadap langit-langit kamarnya.
"Ekskul ya?" Gumamnya.
"Rasanya percuma juga aku ikut ekskul. Buat apa? Ekskul basket? Aku mulai gak suka basket semenjak dia pergi dan ingkar janji. Ikut band? Harus punya group sendiri dulu dan aku gak punya. Kalo paduan suara? Kan suara aku pas-pasan." Bj terus memikirkan masalah ekskul yang memang ia harus ikuti. Sampai ia mengacak-acak rambutnya frustasi memikirkan soal ekskul.
___
Flashback mode on (31 Desember 2017)
Rumah"Kak ayo dong main!" Caca merengek kepada Bj untuk main sepeda bersama.
"Kakak gak mau! Sanah kamu main sendiri!" Bj tidak bergerak dari posisinya saat itu. Berbaring di tempat tidur dan terus tengkurap tidak mau melihat siapapun.
"Ih kakak ngeselin!" Caca menyerah menghadapi kakaknya yang seperti batu lalu keluar dari kamar Bj.
*Glek
Suara pintu tertutup terdengar. Bj merasa pengap dan membalikkan badannya menghadap langit-langit.Matanya merah dan terasa perih. Ternyata Bj tidak mau pergi bersama Caca karena ia habis menangis.
Bili WhatsApp kepada Bj sewaktu mau liburan bahwa ia tidak datang ke Purwokerto di awal liburan. Ia berlibur ke Bandung yang di lanjutkan ke pulau Bali.
Dan Bili mengatakan bahwa ia akan ada di Purwokerto tanggal 30 Desember. Tapi nyatanya, dari kemarin sampai pagi ini wa Bili malah off.
Hampir semalam penuh Bj menangis karena ia tidak bertemu Bili.
Sewaktu SMP, mereka selalu bertemu saat libur sekolah dan selalu menghabiskan waktu bersama. Namun saat SMA sekarang, Bili malah berlibur sendiri tidak mengunjungi Bj.
Bahkan di hari terakhir pada tahun ini, ia tidak memberi kabar. Dan libur tinggal hari esok saja karena tanggal 2 Januari sudah masuk sekolah.
Air matanya kembali mengalir ketika mengingat ucapan Bili di taman 6 bulan yang lalu, bahwa mereka akan tanding basket bersama.
Bj sudah menepati janjinya, ia ikut ekskul basket supaya kemampuannya bermain basket lebih baik lagi. Tapi justru Bili mengingkari janjinya.
*Tok tok tok
Suara pintu kamar Bj terdengar di ketok dari luar.Bj segera membalikkan badannya dan menutupi wajahnya supaya siapapun itu tidak melihat matanya yang merah.
"Bj, mama masuk ya!" Suara pintu terbuka dan Oliv mendekati Bj.
Tidak ada gerakan dari Bj, namun Oliv tau, anak pertamanya itu pasti sudah bangun.
"Bj, ada temen kamu tuh di depan. Buruan gih bangun terus mandi." Ucap Oliv sembari mengusap rambut pirang anaknya itu.
"Temen -$)&#)/aa." Perkataan Bj tidak terdengar jelas oleh Oliv karena wajahnya yang terdekap bantal.
"Kamu ngomong apa si? Gak jelas banget. Buruan mandi trus kebawah." Oliv beranjak dan berjalan menuju pintu keluar.
Sebelum Oliv menutup pintu, "Bj, buruan. Kasian loh itu siapa namanya, Brili atau siapa tuh nunggu dari tadi. Temen kamu waktu SD dulu kalo gak salah." Lanjutnya karena melihat Bj tidak ada tindakan apapun.
Mendengar ucapan Oliv barusan, Bj langsung beranjak dari tidurnya dan menanyakan ulang siapa temannya yang ada di bawah. Takutnya ia salah dengar.
"Siapa, Ma yang di bawah?"
"Mama lupa nama lengkapnya, Brili atau bila atau siapa si mama lupa. Dia temen SD kamu dulu itu loh. Kayanya waktu lulus SMP dia juga main ke sini kan."
Tanpa mengucap apapun, Bj langsung pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya dan segera cuci muka lalu sikat gigi. Mandi? Nanti aja, Bj selalu wangi.
*🌟*🌟*
😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Waktu
Short Story*** Aku menatapnya. Bersamaan dengan dia menatapku. Mata kita saling bertemu. Aku merasa waktu berhenti. Waktu yang ku tunggu kurasa sudah datang. Semua orang terasa menghilang. Suara pun hilang lenyap. Aku rasa, tersisa aku dan dia. Bili. Tunggu...