× BAB I ×
[ MADNESS MIND ]
06 ; LIKE MADNESS IN HIS HEARTKedua mata wanita itu terbuka sangat perlahan, untuk memamerkan bagaimana indahnya bulat biru menyerupai lautan di keduanya. Sorotan cahaya dari lampu ruangan persegi ini begitu menyilaukan—membuat kedua matanya menutup kembali. Ia mengerang karena merasa pening di kepalanya tak kunjung usai. Aroma khas rumah sakit datang untuk memenuhi indera penciumannya. Sesaat ingin bangun, Karen merasa tangan kirinya begitu berat dan menemukan presensi Jungkook yang sedang tertidur dengan beralaskan kedua tangannya yang dilipat. Pun dengan pergelangan tangan milik Karen yang pria itu ikat menggunakan tali sepatu yang entah milik siapa dengan tangan pria itu.
Karen membuang napasnya dengan gusar. Perlahan menarik dengan hati-hati tangan yang Jungkook ikat. Namun sepertinya pergerakannya sedikit kasar—walaupun sudah berusaha untuk hati-hati—membuat Jungkook malah terbangun dan melihat Karen yang sedang berusaha melepas ikatan tali sepatu dengannya juga jarum infus yang menusuk punggung tangannya.
Bersama dengan mengumpulkan seluruh kesadarannya, Jungkook menahan tangan Karen yang hendak melepas infusannya sambil menegakkan tubuh. "Jangan di cabut, bodoh. Siapa yang menyuruhmu untuk kabur?" tanyanya, agak terkejut sendiri. Suaranya terlalu keras.
Karen melirik sesaat pada Jungkook hanya untuk memberikan tatapan galak sambil membalas tak kalah sengit. "Aku ingin mencari Yoongi, bodoh. Tidak ada waktu untuk berbaring di atas ranjang seharian sementara nyawa kakakku sudah di ujung tanduk."
Benar, 'kan, Karen itu tipikal wanita yang tidak mau kalah dalam apa pun itu permasalahannya, dan Jungkook rasa ia terlalu terkejut begitu terbangun, ia malah melihat wanita itu hendak ingin kabur sampai ia lupa bahwa suaranya agak tinggi—seperti membentak, walaupun bukan itu tujuannya.
"Dia akan datang, percaya saja. Dia juga baik-baik saja, kok." jelasnya kemudian setenang mungkin.
"Dia dijebak, Jeon," ujar Karen agak gemas pada Jungkook yang sangat tenang di hadapannya. "dan kau menyuruhku untuk tenang disaat kakakku sedang berjalan untuk menjemput ajalnya?! Fuck you!"
"Hei ... hei ... calm down, Sweetheart," Jungkook sedikit menukas pada kata sumpah serapah yang keluar dari kedua belah bibir manis milik Karen. Agaknya, Jungkook merasa tidak suka saat mendapat makian—apalagi jika yang keluar dari bibir wanita itu, Jungkook paling tidak suka. Karena rasanya agak nyeri. Terutama di dadanya. "Yoongi akan baik-baik saja, dan dia pasti akan datang ke sini. Perlu kuulang sampai berapa kali agar kau percaya?"
"Bagaimana bisa kau seyakin itu?" tanyanya dengan parau.
Mendapat tatapan kuyu dari wajah Karen, Jungkook akhirnya mendekat untuk membawa kepala wanita itu pada dadanya—memberikan ketenangan—barangkali, Karen memang memerlukan hal seperti ini. Mengusap surai blonde-nya dengan tangan yang tak terikat sambil berbisik, "Jimin membantuku, percayakan padanya, hm."
***
Saat ini jam yang melingkar pada pergelangan tangan kiri Yoongi menunjungkan angka dua. Itu artinya sudah enam jam lamanya Min Yoongi dan juga Acey berkeliling tak tentu arah. Bukan karena Yoongi yang tersesat atau barangkali ia memang tidak tahu menahu tentang kawasan di sini, tetapi pria pucat berusia dua puluh tujuh tahun itu sedikit bingung, kenapa belum ada yang mengejarnya? Padahal ini sudah lewat beberapa jam.
Acey berjalan di belakang Yoongi—mengekori kemana pun pria pucat itu pergi. Dan kali ini, Yoongi baru saja keluar dari salah satu salon yang ada di pinggir jalan. Habis mengecat rambut blonde miliknya menjadi warna ice blonde. Tidak tahu juga tujuannya untuk apa, karena mereka berdua hampir tidak pernah berbicara—kecuali memang Yoongi yang memulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] FRACTURE TRILOGY
Fanfic[Completed.] [Thriller/Gore] "We must find our safe place." [Sebagian cerita dihapus karena dibukukan] blackswanodile©2018