MW (2)

8 2 0
                                    

Bj mengayuh sepedanya dengan pelan. Mengarahkan sepedanya di belakang sepeda seorang pria. Siapa? Siapa lagi jika bukan Bili.

"Kak! Senyum-senyum terus. Kenapa si?" Caca menyadarkan Bj dari lamunannya.

"Gak apa-apa." Bj menambahkan kecepatannya agar Caca tidak terus menganggunya.

"Halah, tadi di ajak sepedaan sama aku gak mau! Giliran ada kak Brili, langsung lari keluar kamar." Ejek Caca yang merasa kesal kepada kakaknya.

"Apaan si kamu! Brisik aja deh." Bj kembali menambah kecepatan dan hampir sejajar dengan Bili yang sedari tadi ada di depannya.

Sesekali Bili menoleh kearah Bj yang di sambut senyuman manis oleh Bj.

"Lapangan basketnya gak berubah ya!" Seru Bili begitu melihat tujuan mereka sudah di depan mata.

Tidak ada jawaban apapun namun Bj memberikan senyumannya yang menandakan ia setuju dengan perkataan Bili.

3 sepeda sudah terparkir di samping sebuah lapangan basket. Lapangan dimana Bj dan Bili sering main bersama.

Caca hanya duduk di bangku sebelah lapangan sambil melukis di selembaran kertas yang sudah hampir penuh dengan lukisan.

Sedangkan Bj dan Bili sedang pemanasan karena mereka akan tanding one by one.

"Grace! Eh Bj mangsudnya, kita main pake taruhan yuk!" Ajak Bili di sela-sela pemanasannya.

"Taruhannya apa?"

"Siapa yang kalah, traktir es krim yang ada di ujung komplek rumah kamu!" Pinta Bili.

"Oke deh!" Ucap Bj sembari mengulurkan tangannya tanda setuju dan Bili membalas jabatan tangan Bj untuk tanda saling setuju.

"Caca juga mau es krim kak!" Teriak Caca yang mendengar taruhan Bj dan Bili.

"Gak!" Balas Bj dengan teriakan yang mantap.

___
Flashback off
Rumah (ruang makan)

"Kak, besok pagi main basket yuk!" Ajak Caca di sela-sela makan malam mereka.

"Iya tuh, kamu udah jarang main basket sekarang." Tambah Ian, ayah mereka.

"Gak mau!" Singkat padat dan jelas, itu jawaban Bj.

"Ih kakak mah. Ayolah sekali aja." Pinta Caca yang di bantu oleh Oliv dan Ian.

"Lagian punya bola tapi gak pernah di pake kan buat apa. Besok mama juga mau kok ikut main basket. Itung-itung buat refreshing." Ucap Oliv yang di lanjut suapan dari tangannya yang sudah memegang sendok.

"Iya papa juga mau. Besok kan papa kerja siang, jadi pagi bisa olahraga dulu." Ian ikut berusaha membujuk Bj.

"Oke sip besok kalo kak Bj gak mau bangun, Caca guyur pake air biar bisa bangun trus main bas.."

*Brak!!!
Ucapan Caca terpotong oleh gebrakan Bj. "Di bilang aku gak mau ya gak mau! Gak ada yang boleh ngambil bola basket ku di kamar, titik." Bj meninggalkan meja makan dan menutup pintu kamarnya dengan keras. Membuat Oliv mengelus dadanya.

Tersisa tiga nyawa yang ada di meja makan, Oliv, Ian dan Caca. Mereka hanya saling bertatap-tatapan tanpa mengeluarkan kata apapun. Seakan mereka dapat saling telepati dan sedang bercakap di dalamnya.
___
Flashback mode on (liburan kenaikan kelas)
Sekolah

Akhir-akhir ini Bj sering sekali melamun. Sampai terkadang teman sebangkunya meninggalkan Bj pergi jika diajak bicara diam saja.

Saat ini, Bj sedang duduk di kantin bersama beberapa temannya.

"Eh guys, bentar lagi liburan nih! Bakal asik dong bisa liburan kemana-mana." Ucap salah satu teman Bj, Miska.

"Iya nih, gue bakal main ke pante sama keluarga. Trus pacar gue ngajakin muncak dong." Lanjut temannya yang lain bernama Yuna.

Mereka sengaja membicarakan tentang liburan, hanya ingin Bj berhenti terus melamun dan kembali ceria seperti biasa.

"Oiya, Bj! Liburan ini kamu mau kemana? Pasti keluar kota nih, kan libur lama. Kemana? Solo? Atau Jogja?" Tanya Lesti, teman sebangku Bj.

Bj tidak menjawab apapun, hanya menggelengkan kepalanya dan matanya terus tertuju kearah lapangan yang sedang ramai dipakai untuk classmeet.

Ketiga temannya terdiam, merasa bingung harus berbicara apa lagi.

Yuna memiliki ide yang menurutnya bagus dan ia rasa Bj akan buka mulut. "Wah pasti liburan Bj bakal fokus main basket. Kan udah lama dia gak main basket. Dari awal semester baru ini, kan Bj udah keluar dari ekskul basket. Tangannya pasti udaahh.." ucapan Yuna terpotong.

Bj berdiri tanpa mengucapkan apapun. Ia menatap satu-satu kearah ketiga temannya. "Gue mau ke toilet dulu!" Kemudian Bj pergi tanpa menunggu jawaban ketiga temannya.

Dadanya terasa sakit. Ia sangat benci dengan kata liburan. Waktu Dimana ia tidak ingin merasakannya.

Matanya mulai memerah begitu ingat ucapan Bili saat liburan semester lalu, bahwa liburan tahun ini, ia tidak kembali ke Purwokerto dan akan berlibur ke rumah sodaranya di Jakarta.

Jadi selama hampir 1 bulan liburan ini, Bj akan merasa kesepian dan liburan tidak berarti apa-apa. Dan sejak saat itu juga, Bj merasa percuma ia meningkatkan kemampuan bermain basketnya, karena liburan selanjutnya ia tidak akan bisa main bersama Bili.

Dan air matanya mulai menetes ketika ingat bahwa di sekolah Bili, ia menjadi idola teman-temannya. Bisa di bilang, Bili sebagai mist wanted di sekolah.

Bahkan Bili sempat cerita melalui video call bahwa ia telah di beri 5 coklat oleh teman dan kakak kelasnya di hari itu.

Dan sejak saat itu juga, Bili dan Bj sudah jarang sekali saling kontak. Itu karena Bili sering sekali pulang sekolah langsung ekskul. Entah basket atau band.

Bahkan Bili memiliki group band yang mulai terkenal karena pensi sekolahnya dan mereka tampil dengan begitu memukau.

Tersadar ada orang yang keluar masuk kamar mandi, Bj menghapus air matanya dan kembali ke kantin menemui teman-temannya.

*🌟*🌟*

Semoga kalian suka yaa😊

Menunggu WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang