Terbaik bukan yang terbaik
Tanggal 28 november, semuanya telah terucap dari di bibir tanpa salah. Pengakuan untuk menyakiti hati dan perasaan yang terus berharap sebuah kebaikan yang selalu aku perjuangkan. Kini kandas bersama masa, dan cita-cita. Terbaik adalah dia, aku yakin ada yang akan menjadi terbaik.
Sebab syair yang indah akan menyampaikan pesan yang indah kepada pembaca. Dan puisi punjangga akan mencabik hati yang sedih.
Baik, namun tidak terbaik..
Cantik, namun bukan yang tercantik..
Moralitas, namun tidak yang berakhlak
Banyak mau, namun tidak berkerja
Banyak tuntutan, namun tidak mengerti
Dan itu semua adalah kau..
Kau tulang telanjang,
Telanjang pola pikir yang melayang
Melayang bersama wajah lelaki busuk berbau bangkai,
Melekat dalam dirimu yang terkubur mulut yang berbisa bak ular.
Aku hanya penonton dari perasaan dan perkataan yang ia ucapkan ketika pilihannya adalah orang lain. Ketika ada pepatah " aku hanya menjadi pemilik, namun kau yang memilikinya."
Ha..Ha..Ha.. bukan tolol namun bodoh, yang aku rasakan ketika itu. Sekarang aku telah menerima dengan segenap hati yang tulus, namun tidak untuk memaafkannya semua itu. Sangat sulit bagiku, memaafkan ketika hati yang telah berkali-kali di sakiti oleh kata-kata yang menyayat seluruh hidup. Andaikan saja, aku bias mengakhiri hidup dengan sebuah pedang panjang yang menembus jantung, mungkin lebih nyaman dari pada harus mendengar seuntai kalimat yang terucap dari bibir itu. Ketika cinta telah menjadi dusta, dan rindu telah menjadi benci.
Kesibukan yang membuat aku harus menyadari bahwa dirinya bukan yang terbaik dan tidak berpikir dewasa. Kesibukan untuk kepentingan public dan bukan kepentingan yang membuat aku menghasil uang melainkan kepercayaan dan pengalaman yang sangat indah. Tentunya, kalian pernah mengalami ketika orang yang anda sayang dan anda harapkan tidak mengerti posisi dan keadaan anda, sakit sekali!!!
Jangan pernah memendam kasih dan benci, sebab kasih dan bencilah yang akan membuat diri kita menghancurkan pribadi dan naluri untuk memilik kehidupan bersama.
Dan itu telah terjadi pada aku dan dia. Dia kekasih yang pernah aku dambakan. Namanya ketika orang lain mendengar maka akan menduga dan mengira bahwa ia laki-laki. Namun, melihatnya adalah kebahagian kala itu. Namanya Febriyanti, gadis desa yang berasal dari kecamantan Tempunak, Desa Mensiap jaya. Ia lahir tanggal 04 Oktober 1996. Kami hanya berpaut bulan saja kelahirannya.
Sadar akan diri sama-sama berasal dari desa membuat aku membulatkan tekad untuk tetap memilik dirinya. Angin manakah yang terus membuatnya tidak memikirkan pilihan yang sudah aku bulatkan itu. Apakah angin selatan yang mengeser pikiran dan nalurinya untuk terombang ambing menuju kebarat timur laut bergenang bersama kejayaan? Atau kah angin barat yang membawa pendirianmu berubah oleh desutan angin utara?
Siapa angin utara?, siapa angin timur?, siapa pula angin selatan dan angin barat? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh dirimu sendiri. Bukan aku, sebab aku telah memilih satu titik haluan untuk menuju bathera kehidupan bersamamu. Tetapi, kau telah mengingkari semua. Kerap kali kau mengatakan bahwa aku bermain drama, bukankah selama ini kau yang bermain drama dengan perasaan yang sepertinya mencintai tetapi tidak sama sekali...!!!
Drama apa yang telah kau mainkan ini? Drama korea, Drama klasik yang datang pahlawan ketika kau sedang bersedih. Nasi telah menjadi bubur, aku akan tetap menjadi nasi dan tetap pada pendirianku. Dan kau adalah bubur itu. Bubur yang cair dan merasuki setiap tempat piring yang ia tempati.
YOU ARE READING
CEMBURU
Short Storykisah cinta 5 tahun lebih bebuah kepahitan dan penulis di tinggal pergi oleh kekasihya. begitu nyata, tanpa rasa. hilang begitu saja. so, goodbye.. honey