CINTA PERTAMA

A SHORT STORY
by Baby An

CINTA PERTAMA

Anneth mengetuk-ngetuk meja yang sejak tadi menopang gelisahnya, dengan jari-jemarinya. Memecah hening yang sedari tadi menemaninya. Ia larut dalam pikirannya sendiri. Seakan sedang mempertimbangkan sesuatu. Tak kunjung ia bergeming dari tempat duduknya. Sampai seorang temannya datang memanggil namanya.

"Anneth. Udah selesai gue. Yuk."

Anneth menoleh. Kemudian mengangguk. Ia mengambil sling bag-nya yang ia gantung di kursi tempatnya duduk sejak tadi.

Anneth mengikuti langkah temannya yang pergi bersamanya, menuju tempat di mana mobilnya diparkirkan.

"Tumben-tumbenan lo datang jemput gue. Lagi nggak nge-job?" Tanya Joa, teman SMP Anneth yang sampai saat ini masih berteman baik dengannya.

Anneth sengaja menghubungi Joa untuk datang ke klinik-nya dan menjemputnya. Sebenarnya Anneth ingin mengajak Joa pergi makan sambil memperbincangkan beberapa hal yang menjadi pikirannya beberapa hari belakangan. Joa yang biasa pulang-pergi sendiri ke klinik, karena ajakan Anneth yang cukup tiba-tiba di hari ini, pun menitipkan mobilnya untuk 1 malam di klinik tempat ia praktek.

"Lo join di grup SMA kita nggak?" Tanya Anneth, dalam perjalanan.

"Iya. Kenapa? Tentang reuni?" Tanya dan tebak Joa bersamaan.

Anneth mengangguk.

"And the problem is..?"

Joa bisa menangkap kegelisahan Anneth. Kalau saja ia tidak salah menebak, Anneth pasti akan mengungkit hal yang selalu menjadi kekhawatirannya setiap kali mereka akan mengadakan reuni tahunan.

"Ikut aja, Neth. Udah berapa tahun coba lo nggak ikut reunian?" Bujuk Joa.

Anneth manggut-manggut. Ya, setelah kelulusan SMA, 5 tahun lalu, setiap kali diadakan reuni besar tahunan SMA mereka, Anneth tak pernah ikut. Mm, kecuali di tahun pertama setelah kelulusan mereka. Dan itu pun sudah sangat lama. Anneth bahkan hampir lupa bagaimana keadaan saat itu.

Bukan tanpa alasan yang dibuat-buat. Sejak kelulusan SMA, melanjutkan untuk menuntut ilmu di bidang musik, selama itu pula Anneth sudah terjun ke industri musik tanah air. Sampai sekarang. Ia bahkan sudah sangat terkenal. Jadwalnya begitu padat. Setelah beberapa kali merilis single dengan sukses, bulan lalu ia baru merilis album pertamanya, yang langsung mendapat sambutan hangat dari semua pecinta musik. Cita-cita sejak kecil yang kemudian bisa ia capai selepas dari bangku SMA.

"Ya.. Gue emang harus banget ikut, Jo. Alasan utama, Ucha udah minta tolong banget biar gue bisa ngisi acara. Lo tau kan kalau udah sahabat sendiri yang minta, gue nggak bisa nolak itu. Kebetulan juga gue lagi kosong job di tanggal itu. Dan sejujurnya, gue juga kangen bangetlah Jo bisa ngumpul di reuni besar ini sama kalian. Gue juga kan palingan selama ini ngikut di reuni-reuni kecil doang. Jadi, pengen juga dong ngerasain atmosfirnya.. di mana ketemu sama semua teman-teman kita di sekolah dulu."

"Ya.. Makanya ikut."

"Tapi, Jo.."

Anneth menggigit bibirnya.

"Lo takut goyah lagi kalau ketemu dia?" Tebak Joa dengan keyakinan bahwa apa yang ia katakan adalah suatu kebenaran yang memang sedang Anneth rasakan.

"Nggak, Jo. Gue bisa yakin 1000%."

"Loh? Terus? Nggak ada alasan, dong."

"Kenapa ya, Jo.. Setiap kali mau ketemu dia, gue nggak karuan gini." Desah Anneth.