01

244 30 4
                                    

Warning:
This story contains gender bending character (fem!Jaemin&Haechan), over dramatic diction and confusing situation. I just warn you. Thanks for your cooperation.

So, proudly presents

Romeo dan Cinderella

01
cinderella dan payung transparan
―――

Hari itu hujan. Hujan di musim panas, menebar semerbak wangi petrikor dan mengikis sisa-sisa mentari pagi. Tanaman basah, jalanan becek, dan jemuran di rumah lembek. Yang terakhir itu memaksa Jaemin memekarkan payung lipat, menerobos serbuan jutaan serdadu likuid dan meninggalkan kelas kursus memasaknya yang baru bubar dengan langkah tidak sabaran.

Lucas masih di kantor. Sementara Jisung minggat memanfaatkan jatah libur musim panas sekolah. Siapa bilang jadi wanita satu-satunya di antara dua bujang secara otomatis menjadikannya sebagai ratu? Well, kadang, sih. Lebih sering Jaemin merasa jadi babu. Dengusan keluar walau bibirnya menarik kurva samar.

Setelah melewati taman ini, belok kanan, tiga rumah kemudian adalah destinasi utama. Otot lehernya mengedik sekilas pada taman yang sepi.

...oh, orang bego di bangku sana bikin pengecualian saja.

Tapak-tapak memburu Jaemin terhenti seketika, merasa ada sesuatu yang perlu diafirmasi. Maka, sepasang kaki itu menyeret raganya berbalik memasuki taman. Berhenti tepat di hadapan orang bego yang perawakannya sangat familier.

Di bawah payung transparan, senyum terkembang. "Hai! Aku punya cokelat hangat dan sup lezat."

Lelaki itu mendongak. Sepasang mata abu-abu jernih memantulkan bayangan gadis yang memeluk kantung belanjaan dan gagang payung di tangan yang lain, dan ekor pita bandananya berdansa dengan angin.

"Jadi... rumahku?"

Romeo dan CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang