Taman (31 Desember 2018, 15.23 WIB)
Besok tahun baru, dan liburanku sudah berlalu. 3 hari lagi aku berangkat sekolah. Dan sudah jelas, waktu yang ku tunggu tidak berguna sama sekali. Bili benar-benar tidak kembali.
Apa aku harus menunggu lebih lama lagi? Sampai waktu bosan berdampingan bersamaku.
Aku mandangi lapangan basket di depanku. Tempat diaman aku sering merasa bahagia bersama seorang pria yang selalu ada di sisiku.
Ada bayangan di sana. Di lapangan basket itu.
Bayangan seorang gadis kecil bersama seorang lelaki yang sama-sama terlihat sekitar umur 8 tahun.Mereka berputar-putar bersama di lapangan itu. Mereka mengambil sepeda mungkin milik mereka dan berputar di lapangan itu. Sesekali sang gadis teriak, "culun, tungguin aku!"
"Haha. Jadul payah gak bisa ngejar aku." Lelaki itu terus mengayuh sepedanya dengan cepat.
Melihat lelaki di hadapannya mengayuh dengan cepat, sang gadis menambahkan kecepatannya dan bersamaan dengan itu, ada seekor kucing berlari di depannya.
Gadis itu terjaduh karena berusaha menghindar dari si kucing. Dan beberapa saat kemudian, ia menangis kesakitan.
"Grace! Kamu gapapa?" Lelaki yang bersama gadis kecil itu melempar sepedanya dan berlari mendekati gadis yang di panggil Grace tersebut.
"Ka kaa kakiku hiks hiks." Gadis bernama Grace itu tidak mampu menyelesaikan kalimatnya karena tersengal-sengal.
"Bili huaaaa, hiks, kakiku sa sakit hiks!" Grace terus merengek hingga membuat Bili, pria yang bersamanya merasa bingung.
"Huaaa sakit!!!" Grace terus merengek.
"Sinih Bili gendong!"
_"KAK!"
"Eh!" Aku tersadar dari lamunanku.
"Kakak lagi ngapain si di sini sendirian? Aku cari kemana-mana tau gak!" Wajah Caca terlihat panik.
"Lebay banget si kamu. Kakak tuh lagi liatin itu ada dua anak kecil lagi main sepedaan di lapangan basket." Aku menunjuk lapangan basket yang sebenarnya tidak ada siapa-siapa.
Ya, dua anak kecil berumur 8 tahun itu aku dan Bili. Itu hayalanku saat kita berada di kelas 3 SD dulu.
"Aduh kakakku ini lama-lama bisa gila deh! Gak ada siapa-siapa kakak! Ayok buruan pulang." Caca menarik tanganku menuju 2 sepeda yang terparkit tenang.
"Sialan kamu dek, ngatain kakak gila!"
___
Rumah (18.58 WIB)
*Author POV"Kakak buruan ih, keburu acara di alun-alun di mulai" teriak Caca yang berdiri di ambang pintu kamar Bj.
Sedangkan Bj sedang menyisirkan rambutnya dengan ogah-ogahan. "Ya udah kakak tinggal aja! Kakak juga males kok buat ikut."
"His kak Bj sekarang nyebelin banget!" Kemudian Caca turun dari lantai dua mendekati Oliv dan Ian.
Bj masih betah berdiri di hadapan kaca berukuran 50×100m yang ada di kamarnya. Membayangkan malam tahun baru ini, malam yang pastinya akan begitu ramai. Namun hati Bj terasa sepi.
"Semoga bisa bahagia!" Ucapnya lalu meninggalkan kamar kesayangannya dan turun ke bawah menemui Oliv, Ian, dan Caca.
Mereka berempat berangkat ke alun-alun kota untuk menyaksikan mini konser yang di selenggarakan oleh pemerintah kota dan tarian kembang api di penghujung acara nanti. Tepat pukul 00.00 WIB.
Saat mereka sampai di alun-alun, keadaan sudah sangat ramai. Bahkan depan panggung pun sudah terisi penuh oleh para pengunjung.
Padahal acara baru akan di mulai 5 menit yang akan datang.
"Kak, ke depan yuk! Aku pengen di depan sendiri nih!" Caca menarik tangan Bj karena tidak sabaran.
"Eh bentar-bentar!" Bj menahan tangannya. "Kamu sendiri aja! Kakak mau sama mama duduk di cafe. Males rame-rame gitu."
"Ma, pa, kakak tuh gak mau." Rengek Caca kepada Oliv dan Ian.
"Bj, kita kesini kan buat seneng-seneng. Kok malah kamu minta ikut mama sapa papa ke cafe si. Kalian nonton konser aja, papa tunggu di cafe deket sana sampe kalian puas. Kalo udah mau pesta kembang api, kita nonton bareng-bareng." Bujuk Ian supaya Bj nurut padanya.
Akhir-akhir ini Bj memang sering murung. Menolak ajakan Caca untuk main, sering melamun, tidak fresh. Sampai Oliv dan Ian sering sekali ngajak berlibur keluar kota yang hasilnya sama saja, Bj menolak untuk ikut dan akhirnya mereka tidak jadi pergi.
"Udah deh! Ayok kak!" Caca langsung menarik kembali tangan Bj yang ternyata tidak mendapat penolakan.
Mereka berhasil menyelusup dari kerumunan banyak orang sampe akhirnya mereka berada di depan pangung yang dibatasi dengan pagar besi warna hitam.
Panggungnya cukup tinggi, sampai di beri tangga di depan panggung. Mungkin untuk guest star jika Inging turun. Dan pagar besi untuk pembatas cukup jauh dari panggung. Sekitar 3 meter.
Saat Bj dan Caca sampai di depan panggung, bersamaan dengan MC yang mulai menaiki panggung.
Acara berlangsung meriah. Semua orang teriak dan bernyanyi mengikuti penyanyi yang berada di atas panggung.
Ralat! Tidak semua. Bj tidak terlihat senang. Ia hanya diam, mungkin melamun. Bahkan saat semua orang loncat-loncat dan heboh ketika ada artis lokal yang turun panggung, Bj hanya diam saja.
"Gimana guys penampilan Kaka cantik tadi? Meriah banget ya! Nah sebentar lagi guest star kita bakal muncul! Penasaran kan kalian siapa guest star nya. Dijamin meriah deh." Teriak salah satu MC lelaki yang melengkapi acara malam ini.
"Nah sebelum guest star kita muncul, kita mau menyaksikan dulu nih band anak muda yang lagi naik daun di kalangannya. Band ini mungkin kurang di kenal di sini ya. Tapi, mereka terkenal banget di kota asal mereka." Tambah seorang MC wanita melengkapi.
"Wah dari mana tuh mereka?" Tanya MC lelaki seolah membuat makin penasaran.
Bj tidak memperdulikan percakapan mereka di atas panggung. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram.
Ia melihat instastory orang-orang yang muncul di halaman utama.
"Dari pada kita kepo sendiri. Kita ajak aja anggota band ini supaya naik ke panggung sekarang!" Ucap MC wanita.
"Wah ganteng-ganteng nih ternyata!" Ucap MC pria saat anggota band sudah memasuki panggung.
Sedangkan Bj masih asik memainkan ponselnya.
"Kak Bj!" Panggil Caca.
"Hm!" Bj hanya bergumam malas mengucapkan apapun.
"Kak liat deh yang di panggung!"
"Males lah!" Bj terus fokus menggerakkan ponselnya.
*🌟*🌟*
Maafkan saya yang lupa gak post dari kemarin 😅 happy reading guys

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Waktu
Short Story*** Aku menatapnya. Bersamaan dengan dia menatapku. Mata kita saling bertemu. Aku merasa waktu berhenti. Waktu yang ku tunggu kurasa sudah datang. Semua orang terasa menghilang. Suara pun hilang lenyap. Aku rasa, tersisa aku dan dia. Bili. Tunggu...