Happy Reading…..
.
Malam yang hangat kini berganti dengan pagi yang cerah. Hembusan angin pagi hari, dan cahaya mentari mulai masuk melalui jendela kamar, mengayunkan kain tipis berwarna putih yang tergantung indah di sana dan menyapa seseorang yang masih asik dengan dunia mimpinya.Baby yang masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi semalam, dan serasa seperti mimpi sehingga ia tidak ingin bangun. Tapi cahaya mentari yang masuk menerangi kamarnya itu terus mengusik tidurnya. Posisi tubuhnya tepat berhadapan dengan jendela kamar. Dahinya mengerut dan menggeliat kecil, enggan membuka mata saat pantulan cahaya matahari dari celah gorden tipis itu menerpa wajahnya.
“Engh,” lengguhnya, lalu merubah posisi memunggungi pantulan cahaya itu. Masih merasa terusik dari tidurnya, karena mendengar degupan jantung yang bertalun sangat dekat dengannya serta hembusan napas hangat yang menerpa wajahnya. Ia menggeliat lagi dan lebih memejamkan matanya kuat agar tetap fokus pada tidurnya.
Belum lama kembali menyusuri dunia mimpi, kini tidurnya kembali terusik saat merasakan sentuhan di pipi kanannya, mengusap dan menoel-noel pipinya. Baby mengerut dahinya saat merasakan tangan seseorang yang terus menerus menekan-nekan pipinya dan kekehan pelan. Matanya di buka perlahan-lahan karena masih terasa berat, untuk melihat siapa yang mengganggu tidurnya, ia masih mengantuk.
Baby mengerjap beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk di retinannya dan melihat sosok yang belum terlihat jelas di depannya. Mengumpul kembali nyawanya yang masih berkelana di dunia mimpi. Setelah sadar 100%, Baby bisa melihat dengan jelas sosok di depannya yang kini sedang tersenyum manis.
Chup
Matanya membulat sempurna karena mendapat serangan tiba-tiba di bibirnya, “Morning,” Baby belum bisa merespon dengan baik setelah mendapat serangan tiba-tiba, matanya mengerjab lucu dan membuat si penyerang terkekeh.
Chup
Masih dengan reaksi yang sama, matanya mengerjab lucu dan terlihat menggemaskan.
Chup ... Chup ... Chup
Baby masih diam, melihat sosok itu menyerang bibirnya bertubi-tubi. Matanya mengerjab dua kali melihat orang di sampingnya yang tak lain adalah Jimin. Baby masih berpikir kalau dia belum sadar dari mimpinya. Baru kemarin ia menangisi orang yang kini tengah menatapnya dan tersenyum.
Jimin yang tidur menyamping menghadap Baby, tangannya menopang kepala dengan sikut menjadi tumpuan kepalanya di atas bantal. Senyumnya secerah mentari pagi ini, tangan kirinya mengusap lembut pipi Baby yang berlesung, “kenapa istriku ini sangat menggemaskan, hah?” Ucapnya gemas.
Ia kembali mendekatkan wajahnya pada Baby, mengecup dan melumat bibirnya lembut. Sedangkan Baby hanya bisa mengerjab lagi, melihat Jimin bermain di atas bibirnya. Entah apa yang ia rasakan sekarang, mungkin ini mimpi yang terasa nyata bahkan jantungnya berdegup dengan kencang sejak tadi.
Menyadari sikap Baby yang diam, Jimin mengangkat kepalanya lalu menatap istrinya intens, “Ini bukan mimpi sayang,” Jimin berucap seakan mengerti apa yang dipikirkan istrinya.
“Apa kau lupa semalam?” Bisiknya.
Blussss...
Kedua pipi Baby memanas dan semburat merah begitu kentara di wajah pucatnya, kecepatan detak jantungnya bertambah. Dengan cepat Baby menarik selimutnya dan menutup sampai kepala, menyembunyikan rasa malunya saat ia mengingat kejadian semalam.
“Hahaha ... Yak kenapa menutupi dirimu dengan selimut, sayang? Aku tidak bisa melihat wajah cantikmu di pagi hari,” Jimin menarik selimut yang menutup seluruh tubuh Baby. Sekarang wajah Baby merona karena tersipu malu, Jimin terkekeh melihatnya saat ia berhasil menarik turun selimut yang menutupi wajah Baby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
РазноеChaptered || Romance, marriage life, Fight Action, NC, etc || Park Ji Min || Baby Kim || Kim Jong In || All Member BTS-OC || Rated 18+ || Park Jimin Ji95_JB