Tak Perlu Dibalas, Cukup Dihargai

73 0 0
                                    

“Hai kak Bisma.” Sapa seorang gadis cantik saat ia melewati koridor sekolahnya dan menyapa pemuda tampan yang ia panggil ‘Kak Bisma’ itu.

Pemuda itu, Bisma. Hanya menoleh kearah gadis itu sekilas lalu melanjutkan jalannya yang sempat terhenti karena gadis cantik itu. Gadis cantik itu Ester namaya. Nama yang cukup cantik dan juga rupa yang cantik.

“Kak Bisma!” Sapa Ester lagi. Masih mengikuti langkah kaki Bisma disebelahnya, padahal kelasnya sudah terlewat.

“Kak Bisma kok nggak bales sapaan aku sih?” Tanya Ester. Dan pertanyaannya kali ini mampu membuat Bisma menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Ester yang berdiri disampingnya, Um, lebih tepatnya menatap manic mata milik Ester. 

Gadis yang sedang ditatap Bisma ini sebenarnya cukup cantik dan menarik, namun entah mengapa Bisma sama sekali tidak tertarik dengannya.

“Nggak penting.” Jawab Bisma datar. Bisma kembali melanjutkan jalannya menuju kelasnya. 

“Ih. Kak Bisma!” Teriak Ester yang tertinggal Bisma yang sudah lumayan jauh.

“Kak Bisma kok ninggalin aku, sih?” Omel Ester saat dirinya sudah ada didalam kelas Bisma. Bahkan sudah duduk dikursi sebelah Bisma yang masih kosong, sepertinya pemiliknya belum datang. 

“Lo itu bisa nggak sih, nggak ngikutin gue terus?” Tanya Bisma dengan nada yang bisa dibilang sedikit kasar.

“Oya, tadi pagi aku buat sandwich khusus buat kakak. Ini perdana loh aku buat sandwich.” Ester tak menjawab pertayaan Bisma yang sebenarnya sudah sering ia dengar dari mulut Bisma. Ester membuka tas gendong miliknya dan mengeluarkan tempat bekal berwarna biru muda miliknya.

“Nih. Buat kakak. Semoga suka.” Kata Ester dengan wajah gembiranya memberikan tempat bekal yang memang ia bawa untuk Bisma.

“Gue gak suka.” Balas Bisma cepat tanpa melirik bekal yang Ester berikan kepadanya. Padahal ia belum mencobanya, tetapi ia sudah bilang ‘gak suka’.

Oow.. sepertinya pemilik kursi yang sedang Ester duduki sudah datang.

“Ester.” Panggilnya dengan nada yang seperti ‘mengusirnya’.

Ester berdiri dari duduknya perlahan melangkahkan kakinya menuju luar kelas Bisma. Baru tiga langkah, Ester membalikkan tubuhnya. “Jangan lupa dimakan yah, kak Bisma.” Kata Ester dengan senyum manis untuk Bisma. Namun Bisma hanya melirik sebentar Ester.

“Ini dari Ester?” Tanya teman sebangku Bisma, sebut saja Ilham. Bisma hanya mengangguk.

“Kenapa nggak dimakan? Sayang tau? Mubazir.” Kata Ilham.

“Dari pada mubazir, mending lo makan deh, Ham.” Suruh Bisma.

“Hah? Serius lo? Tapi nggak enak ah sama Ester. Ini kan buat lo.” Tolak Ilham.

“Orangnya nggak tau ini, Ham. Udah deh makan aja. Gue tau lo belum sarapan kan? Tepatnya sih nggak pernah sarapan. Kalo nggak mau biar gue buang deh.” Bisma mengambil tempat bekal milik Ester dan berdiri dari duduknya.

Dengan cepat Ilham menahan tangan Bisma dan sekarang Bisma sudah duduk kembali. “Jangan deh. Dari pada dibuang mending buat gue. Sini sini.” Bisma memberikan tempat bekal itu kepada Ilham. Namun Ilham hanya menyimpannya dilaci mejanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tak Perlu Dibalas, Cukup DihargaiWhere stories live. Discover now