Hari ini adalah satu bulan setelah pendaftaran, langit mendung dengan sedikit sorotan mentari pagi. Dan pagi itu untuk pertama kalinya Nizan menggunakan motor kesekolah.
"Ibu... Nizan berangkat, Assalamu'alaikum"
"Iyah hati-hati zan..."
Sebelum kesekolah Nizan menjemput Ikmal terlebih dahulu, sebelumnya mereka udah janjian Ikmal akan menunggu di pinggir jalan menuju sekolah.
"Aduh Nizan mana yah, ditelpon engga diangkat"
Tak lama kemudian Nizan datang.
"Ayo mal cepet, nanti kita kesiangan!!!..."
"Siap zan..."
Nizan langsung mengendarai motornya dengan cepat untuk menuju kesekolah.
"Jam 06.50 zan, kita engga kesiangan :)"
Tiba² seorang lelaki tinggi dengan menggunakan jas merah menghampiri.
"Kalian siswa baru de? Kenapa sudah pake seragam SMA? Bawa motor lagi..."
Ketika Nizan dan Ikmal melihat sekitar mereka mulai panik dan malu.
"Aduh kak maaf kita engga tau kalo harusnya kita pake seragam SMP dulu, gimana dong kak?
"Yaudah gapapa,itu kunci motornya sini, kalian langsung ke lapangan ikut upacara!!!..."
"Siap kak..."
Yah karena Nizan panik ia langsung memberikan kunci motornya dan berlari menuju lapangan bersama Ikmal.
Sepertnya ini bakal jadi hari yang menyebalkan untukku, aku sudah menduga, aku gamau sekolah disini. Kenapa sih nilai UN aku gacukup?
Selama upacara berlangsung Nizan hanya mengeluh dalam hatinya dan dia juga harus menahan malu bersama Ikmal karena mereka sudah menggunakan seragam SMA sedangkan siswa baru yang lain meggunakan seragam SMP.
Akhirnya setelah kurang lebih 30 menit berlalu, upacara selesai siswa kelas XI dan XII memasuki kelas dan menyisakan siswa baru kelas X dan Panitia MPLS (Masa pengenalan lingkungan sekolah) dari pihak OSIS/MPK.
Sesosok wanita cantik berjas merah berjalan menuju mimbar upacara, semua mata tertuju padanya.
"Untuk peserta didik baru silahkan liat nama kalian di mading untuk melihat kelas MPLS kalian, lalu kalian bisa langsung ikuti pamonh kalian, terimakasih.
Nizan tersenyum melihat wanita cantik itu.
"Mal liat kakak itu cantik ya"
"Hey zan, kamu masih anak kecik janga mikirin cewe apalagi kakak kelas. Ayo ah cepet kita liat mading."
Nizan dan Ikmal bergegas untuk mencari nama mereka di mading, dan ternyata Nizan tidak mendapatkan kelas yang sama dengan Ikmal.
"Kamu dapet kelas apa zan?"
"Aku dapet kelas X-L"
"Kita engga sekelas zan, aku dapet X-A"
"Yah berarti kita harus malu karena seragam kita bakal beda sendiri dikelas, gimana nih???"
Nizan begitu malu karena dia takut mendapatkan ejekan dari temannya yang bahkan tidak Nizan kenal hanya karena dia salah menggunakan seragam.
"Gapapa lah zan, gausah malu"
Ikmal memang orang yang tidak begitu mempedulikan itu. Dia bersikap seolah tidak terjadi apapun.
Nizan dan Ikmal pergi ke kelas mereka masing², Ikmal pergi ke kelas X-A dan Nizan pergi ke kelas X-L. Kelas mereka sangat berjauhan, Ikmal ada di kelas paling awal dan Nizan ada di kelas paling akhir.
"Wah Irma, ternyata kita sekelas yah..."
"Hehe iya mal, kita sekelas, tumben kamu engga sama Nizan, kemana dia?"
"Oh Nizan? Tadi aku berangakat bareng Nizan kok. Cuman tadi Nizan dapet kelasnya beda, dia dapet kelas X-L"
Bangku Ikmal dan Irma memang berdekatan sehingga mereka terus mengobrol, sampai akhirnya pembicaraan mereka terpotong karena ada kakak panitia yang memasuki kelas.
"Selamat pagi!!! Gimana kalian sehat semuakan? Ko kamu pake baju SMA de?" Sambil melihat ke arah Ikmal
"Hehe iya kak, saya gatau informasi kalo selama MPLS harus pake baju SMP dulu kak"
Saat itu juga Ikmal menjadi pusat perhatian, karena sebelumnya siswa baru yang lain tidak menyadari kalo Ikmal menggunakan seragam SMA karena Ikmal duduk di belakang.Tapi Ikmal menaggapi itu dengan biasa saja tanpa terbebani walaupun banyak yang ngejek dan nyindir dia tetap tersenyum dan ikut tertawa bersama siswa baru yang lain.
Kayanya aku kenal sama kakak itu, tapi darimana aku kenal? Ohh... Itu kan kakak cantik yang tadi Nizan liatin. Pantes ajh aku ngerasa pernah liat.
Berbeda dengan Ikmal yang menikmati hari pertamanya di SMA, Nizan begitu tidak menikmati hari itu. Nizan duduk di depan karena bangku di belakang sudah penuh, alhasil seisi kelas menyadari kalo Nizan menggunaka seragam SMA.
"Kok ada kakak kelas yang duduk disini sih? Kenapa kak engga duduk di kursi guru atau berdiri di depan kelas untuk menjelaskan tentang lingkungan sekolah ini, hahaha"
Ucap Ardi yang juga merupakan teman sekelas Nizan saat SMPSeisi kelas menertawakan Nizan.
Sudah kuduga mereka bakal mengejek ku dan sekarang aku sangat malu.
Tiba-tiba seisi kelas terdiam karena ada kakak panitia laki² yang memasuki kelas.
"Selamat pagi!!!... Gimana kabarnya? Loh ko kamu pake seragam SMA de?"
Sambil melihat ke arah NizanTanpa melewatkan kesepatan untuk mengejek Nizan, Ardi langsung bertanya pada si kakak panitia
"Dia siswa kelaa XI kak harusnya, tapi karena malas dia jadi tidak naik kelas kak"
Seisi kelas kembali menertawakan Nizan dan ini menjadi hari yang buruk bagi Nizan.
Dring...dring...dring...
Bel pulangpun tiba, Nizan menunggu Ikmal di parkiran tepatnya di motor Nizan.Plak... Tiba² ada yang menepuk pundak Nizan.
"Apaan sih mal? Ayo kita cepet pulang"
"Ehem...."
Saat Nizan menengok kebelakang ternyata itu bukan Ikmal tapi itu adalah kakak yang tadi pagi mengambil kunci motorku.
"Kamu mau pulang pake apa de? Ini kan kunci motornya masih kakak pegang. Nih kuncinya ambil, selama MPLS jangan bawa dulu kendaraan yah."
"Aduh kaka maaf saya kira tadi temen saya Ikmal. Iya kak siap, besok saya gabakal bawa motor"
Nizan memasang wajah malu
"Gapapa de, Oh iya besok jangan pake baju SMA lagi yah, kelitannya jelek beda dari yang lain hahaha."
Dan itulah ejekan yang kembali diterima Nizan, dan sudah dipasikan hari pertama dia di SMA begitu buruk.
"Hai zan, kamu kenapa mukanya gitu amat?"
"Udalah ayo kita pulang, oh iya tadi aku sekelas sama Irma dan kakak kelasnya itu kakak yang cantik tadi zan. Kelas kamu gimana?"
"Udahlah kamu jangan nanya itu mal, ayo cepet kita pulang"
Hari itu memang begitu tidak menyenangkan bagi Nizan, Nizan begitu kesal dan malu di hari itu. Tetapi itu berbeda dengan Ikmal, meskipun mereka sama-sama salah dalam menggunakan seragam tapi karena Ikmal tidak menganggap itu sebagai masalah akhirnya Ikmal mendapatkan hari yang menyenangkan di hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suasana Putih Abu
Teen FictionDalam cerita ini saya sebagai penulis akan mencoba menuangkan cerita dalam bentuk yang berbeda pada cerita/novel pada umumnya. Cerita ini akan membuat pembaca berfikir dan menebak untuk menyelesaikan berbagai konflik dalam cerita ini. Nizan adalah s...