"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun perpisahan bukanlah takdir, melainkan pertanyaan. Dan jawabannya ada di diri masing-masing.
Apakah masih tetap mau berhubungan atau memilih untuk mengakhiri semuanya"~vry
☆☆☆☆☆
KRIIINGGG....!!!
Seorang anak perempuan berumur 5 tahun langsung sumringah mendengar suara jam beker yang bertengger di salah satu meja di kamar ini.Anak tadi berlari sekencang yang ia bisa lalu melompat menaiki ranjang besar yang berada ditengah ruangan. Ia melompat-lompat diatas ranjang tersebut, membuat seorang lelaki yang menggeram kesal dibalik selimut.
"Kak Lucid bangun!!!" Teriak anak tadi.
Lucid menghempaskan selimut yang menyelubungi dirinya. "Kak Lucid capek. Mau tidur. Lumina jangan ganggu ya" Kata Lucid berusaha pelan.
Coba saja kalau gadis didepannya ini berumur 15 tahun. Pasti sudah Lucid teriaki sedari tadi.
Lumina terdiam. Ia lalu duduk bersila dihadapan Lucid. "Mama bilang Kak Lucid mau beliin Luna kue red velvet" Ujarnya.
Lucid melongo. "Mama kamu dimana sekarang?"
"Pergi sama temen-temennya" Jawab Lumina singkat.
Lucid mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa kakak perempuannya itu meninggalkan anak berumur 5 tahun bersama dirinya yang butuh ketenangan.
Lucid menatap Lumina dengan mata panda nya. Lalu tersenyum paksa. "Lumina tunggu diluar ya. Kak Lucid mau siap-siap"
Mendengar itu, Lumina bersorak bahagia. Ia lalu berlari riang keluar dari sarang Lucid.
Setelah memastikan Lumina keluar, Lucid meraih ponselnya yang tergeletak di samping bantal. Lalu menelfon seseorang.
"Aduh Lucid. Kak Luna lagi arisan. Ngapain nelfon sih" Tanya Luna dari ujung sana.
Lucid mendecakkan lidah. "GUA BARU PULANG KEMARIN DAN SEKARANG LO NITIP LUMINA KE GUA? ASTAGA KAKAK KU YANG SANGAT BAIK, GUA JUGA BUTUH REFRESHING. HARI LIBURAN GUA BISA JADI KACAU GARA-GARA BAYI MARMUT ITU!"" Pekik Lucid geram.
Terdengar suara tertawa Luna dari ujung sana.
"Oh iya kamu bener. Minggu lalu Lumina minta marmut tapi belum kakak beliin. Jadi nanti kamu sempatin ke toko hewan buat beliin dia marmut ya" Ujar Luna.
Lucid menepuk dahinya. "Kak, gua butuh refreshing"
"Kan bisa refreshing sama Lumina" Balas Luna enteng.
"Tapi kan..."
Lalu panggilan terputus.
Lucid menggeram kesal. Ia melirik kepala Lumina yang mengintip dari luar.
"Iya iya! Kak Lucid mandi dulu habis itu kita cari red velvet bareng!" Teriak Lucid yang akhirnya mengalah. Ia beranjak dan berjalan lemas ke kamar mandi.
---
"Red velvet nya disini, Kak?" Tanya Lumina sambil menatap keluar jendela mobil. Sebuah toko berlantai 2 dengan beberapa kursi didepannya berada disamping mobil Lucid berhenti saat ini.
Lucid kemudian mengangguk mantap. Dengan bermodal keyakinan dari sang google maps, ia turun dari mobil dan menggandeng tangan Lumina memasuki toko tersebut.
Ia membetulkan letak masker hitam yang tengah ia pakai disebagian wajah sembari berjalan menuju kasir. "Disini ada kue red velvet?" Tanya Lucid sambil menatap sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)
Romance'Gua ga punya sedikitpun nyali buat ngomong cinta sama lo. Maaf' ~David Saputra Ranggana. 'Ga peduli udah ratusan kali lo nyakitin gua, ga peduli lo ga pernah nganggep gua ada, percayalah, gua tetep cinta sama lo' ~Alexandra Gabriella Putri. 'Gua di...