32. Alasan

1.5K 42 2
                                    

Terkadang Allah mendatangkan ujian
Sebagai bentuk cinta kepada hambanya

♥️♥️♥️

"

Apakah ada pasien bernama David?" Tanya seorang lelaki berusia 48 tahun.
"Korban kecelakaan satu hari yang lalu?" Lanjutnya.
"Tunggu, akan saya cek." Ucap seseorang perempuan dengan senyum manis nya, yang tak lain adalah seorang petugas rumah sakit yang bertugas di bagian identitas pasien dan juga administrasi.
"Ada, Pak. Atas nama David Giovanni?" Ia bertanya ramah
"Benar" Lelaki itu mengangguk cepat
"Pasien berada di lantai 5, Ruang Melati Nomor 08" Jelasnya seorang resepsionis itu dengan sopan.
"Baik, terimakasih." Lelaki itu berjalan cepat menuju lantai lima. Ia telah berada di depan lift yang begitu padat.
Sial, bisahkah sedikit lebih cepat? -umpatnya dalam hati.!
Tibalah lelaki itu di lantai 5, Ia menggerakan kakinya cepat, mencari dimana Ruangan Anggrek berada. Akhirnya, ia menemukannya. Disana terlihat seorang lelaki yang sedang duduk diluar ruangan. Langsung saja lelaki itu berhenti didepan pintu ruangan ICU, ia menatapnya dengan tak percaya. Bahkan, ia mengepalkan tangannya dan memukul pelan tembok dengan raut wajah penuh penyesalan.
"David..."
"Maafkan Ayah" Lirih nya dengan suara yang nyaris tak terdengar.
"Ada yang bisa saya Bantu Pak?" Ujar Hanif dengan sopan. Menyadari seseorang itu lebih tua darinya.
"Bagaimana keadaan dia sekarang?" Lelaki tua itu bertanya cemas.
"Maaf, Bapak siapanya ya?" Hanif malah balik bertanya.
"Saya Thomas, Ayahnya Dav" Jelasnya. Hanif menelan Salivanya kuat,
"David, keadaanya kritis pak" dengan berat hati ia mengatakannnya. Wajah lelaki itu nampak sedih, menyesal, ingin menangis yang menjadi satu. Sehingga menyebabkan ekspresi wajahnya seperti orang frustasi. Beberapa kali ia menyalahkan dirinya sendiri.
"Bodoh!, Aku bukan ayah yang baik" Lelaki itu terus merutuki dirinya.
"Maafin ayah Dav" Tetesan air mata keluar dari ujung mata yang mulai menua.  Nafasnya tersengal-sengal. Ia masih tak percaya melihat keadaan anak satu-satunya terbaring lemah dan tidak bisa melakukan apapun. Jangankan untuk bergerak, membuka mata saja David tak kuasa. Sudah tiga hari setelah keadaan David kritis, ia masih tak sadarkan diri. Bahkan saat ini ia koma. Ya, benar sekarang lelaki itu sedang terkapar antara hidup dan mati. Ia harus berjuang melawan kerusakaan organ tubuh yang telah menimpanya, jika ia berhasil melawan semua itu maka ia akan tetap hidup. Tetapi jika ia kalah, jika penyakit yang dideritanya lebih kuat menggerogoti nyawanya perlahan-lahan, maka besar kemungkinan ia akan pergi, untuk selamanya. Hal itu, kembali lagi sesuai yang dikehendaki oleh sang maha kuasa.
Terlihat Azlan dan Yasna menuju ke arah mereka.
Selama David koma, Azlan,Yasna, Dan Hanif bergantian untuk menungguinya. Kebetulan malam ini jadwal mereka untuk menggantikan Hanif, setelah malam sebelumnya mereka mengistirahatkan tubuh dan fikirannya dirumah. Mereka menjadi sedikit lebih tenang ketika mendengar nasihat-nasihat dari orang tua mereka untuk tetap Sabar dan tawakal.
"Gimana perkembangan David?" Tanya Azlan yang baru saja datang.
"Belum ada tanda-tanda bahwa David akan bangun" Ucap Hanif dengan nada kecewa.
Jleb
Allah, berikan ia kesempatan untuk hidup, satu kali saja. -batin Yasna
Pandanganya beralih menatap lelaki cukup tua yang duduk disamping Hanif, dengan wajah penuh cemas.
"Apa bapa, Pak Thomas?" Ujar Yasna. Insting seorang wanita memang lebih kuat dari laki-laki.
"Ya." Lelaki itu hanya mengangguk. Menundukan pandangannya ke lantai yang ia pijak.
"Pak sebenarnya apa yg terjadi?" Ucap Yasna
"Sungguh. Jika ada orang yang harus disalahkan atas semua ini adalah Aku. Aku yang tak becus menjadi seorang ayah!" Tegasnya dengan batin yang sangat tersiksa..Mereka menatap iba kepada lelaki yang sudah tak muda lagi itu.
"Siang itu.. saya mencari keberadaan Dav. Saya mendengar kabar bahwa Dav pulang ke Indonesia. Setelah selama kurang lebih satu bulan saya mencari keberadaan Dav, akhirnya Dav tidak memutuskan komunikasi lagi dengan saya, ia dapat dihubungi kembali. Saat itu, saya sangatlah senang. Karena ada harapan untuk memperbaiki hubungan dengannya." Jelasnya. Pandangannya kosong, lelaki itu bercerita seolah olah telah kehilangan harapannya.
"Dav harus tau yang sebenarnya..." Ujar Thomas dengan nada yang semakin rendah
"Saya meninggalkan keluarga bukan tanpa alasan. Saya melakukan itu semua karena terpaksa. Sehingga membuat saya menjadi sosok yang paling dibenci dimata Dav. Dulu, perusahaan yang saya kelola terancam bangkrut. Dan itu semua karena ulah rekan bisnis saya yang sangat licik. Ia benar-benar musuh dalam selimut. Ia pintar sekali memutar balikkan fakta bahwa ketika saya diadili saat itu sayalah yang dinyatakan bersalah dan dituding melakukan korupsi atas keuangan perusahaan. Saat itu saya benar-benar kacau, saya bahkan tak tau harus melakukan apa. Jika sampai perusahaan saya bangkrut dan saya menjadi tahanan bagaimana nasib keluarga saya?. Akhirnya si licik itu memberikan penawaran, ia berjanji akan mencabut tuntutannya dan memberikan suntikan modal kembali untuk memperbaiki kembali perusahaanya dengan satu syarat. Tak ada pilihan lain, saya menyanggupinya. Syaratnya adalah, saya harus meninggalkan istri dan anak saya. Itu yang ia minta. Sungguh, saat itu saya benar-benar dihadapkan pada pilihan yang berat yang akhirnya memutuskan saya untuk melakukan semua ini. Mengingat, saat itu David masih melakukan study nya di bidang photography, tinggal beberapa langkah lagi ia berhasil meraih mimpinya. Mengingat hal itu saya tidak berfikir panjang lagi, langsung saja menerima tawaran itu, ini semua untuk mereka, terutama Dav yang sangat saya  cintai." Lelaki bercerita yang sebenarnya dengan deraian air mata.
"Astagfirullah..." Mereka yang sedari tadi hanya diam mendengar kan ia menceritakan apa yang sebenarnya menjadi latar belakang masalah dalam keluarga mereka, hanya beristighfar. Sungguh, mereka turut bersedih dengan kenyataan ini.
"Ya Allah" Yasna menutup mulutnya dengan mata yang masih berkaca-kaca mendengar ucapan Pak Thomas.
"Usut punya usut dia telah merencanakan semua ini. Dia melakukan semua ini karena permintaan anaknya. Clara adalah anak satu-satunya anak yang ia miliki, gadis cantik yang apapun kemauannya selalu ia penuhi. Ternyata selama ini, Clara menyukai Dav. Sudah banyak cara yang ia lakukan untuk mendekati Dav, berharap ia bisa memilikinya. Bahkan ia pernah menyatakan Cinta kepada Dav, namun Dav menolaknya. Entah apa yang menjadi alasannya Dav menolaknya, namun ia selalu bercerita bahwa ia sedang menunggu cintanya, ia selalu bilang bahwa ia akan menjemput gadis pilihannya yang telah berhasil memiliki hatinya. Penolakan dan sikap Dav terhadap Clara nampaknya membuat dirinya sakit hati. Ia tidak bisa menerima semua ini. Perasaan cinta yang teramat Dalam itu berubah menjadi kebencian. Ketika itu, ia melakukan berbagai cara untuk melihat Dav hancur, ia ingin menghancurkan lelaki yang telah mematahkan hatinya. Saya tidak menyangka, bahwa Clara akan melakukan hal senekad ini, ia benar-benar ingin menghancurkan Dav, hingga ia meminta papanya untuk melakukan rencana ini. Terkadang cinta membutakan semuanya." Jelas seseorang bernama Thomas.
Yasna menatap lelaki itu tak percaya. Sebesar inikah cinta David kepadanya? Bahkan ia benar-benar menunggu dan memantaskan diri untuk menjemputnya. Tapi, takdir Allah berkata lain.
"Kenapa kamu lakuin semua ini?" Tubuhnya terkulai lemas hingga wanita yang saat ini tengah merintih jatuh ke lantai.
"Kenapa kamu tidak bisa melihat cinta yang lain? Kenapa?" Wanita itu menangis terbata-bata
Azlan semakin tak tega melihatnya.
"Bangun" Azlan meraih pundak Yasna kemudian dituntunnya untuk duduk kembali di kursi.
"Mas.. ini semua salahku" Yasna merutuki dirinya sendiri.
"Aku bodoh. Mengapa dulu aku memberinya harapan. Aku benci keadaan ini. Maaf, maaf aku telah menyakiti semuanya" Yasna menangis tersedu-sedu, tanganya ia biarkan untuk memukul dirinya sendiri.
Saat ini Yasna merasa orang yang paling bersalah atas semua yang telah terjadi. Berkali-kali ia menyalahkan dirinya. Ia terus merutuki dalam tangisan. Bayangkan lelaki yang dulu pernah mencintainya bahkan hingga detik ini ia masih mencintai wanita hati dan cintanya sudah tak lagi untuk nya, terbaring lemah. Entah berapa lagi harapan hidup yang ia punya. Sungguh, Yasna tidak menyangka bahwa David akan kembali. Terlebih, ia telah mempersiapkan semua rencana yang telah ia tata sedemikian Indah.
Allah,ampuni aku.
Mengapa ada rasa cinta sepahit ini?
Berikan yang terbaik menurutmu,
Hamba pasrah.
Tangisnya semakin menjadi, wanita itu berlari dengan deraian air mata. Saat ini ia hanya butuh waktu sendiri, menenangkan hati dan juga fikirannya.
"Yasna!" Panggil Azlan. Ia sempat berniat untuk mengejar istrinya. Namun ia mengurungkan niatnya setelah ditahan oleh Hanif.
"Terkadang wanita memang mahluk yang paling sulit dimengerti. Saat ini, biarkanlah ia sendiri dulu. Mungkin sunyi bisa menjadi teman terbaiknya."
Azlan mengangguk pelan. Hidup ini tidak lepas dari masalah dan ujian. Setelah selesai satu ujian, Allah datangkan lagi ujian lainnya. Ujian merupakan Cara Allah untuk mendewasakan hambanya, mengukur seberapa kuat imannya untuk bersabar dan bertahan diatas ketaqwaan. Rupanya pernyataan bahwa hidup ini tak selalu mulus adalah benar. Tidak mungkin sekali bahwa seseorang yang hidup di dunia ini tidak memiliki masalah.
"Tuhan beri kesembuhan untuk anak saya" Thomas merapatkan jari-jarinya seraya berdo'a kepada tuhannya. Ia adalah seorang protestan. Agama yang dianut David sebelum masuk Islam.
"Aamiin" Hanif mengaminkan do'a lelaki tua itu.
Azlan masih saja terlihat lemas dan gelisah. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan istrinya dirumah. Setelah kepergiannya tadi yang secara tiba-tiba. Yasna menghubunginya untuk pamit pulang. Azlan terduduk dan tertunduk dengan seribu fikiran yang membuat kepalanya semakin berat. Rasanya ia sangat membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan tubuh nya.
"Apa bapa sudah menceritakan semua ini kepada David?" Ujar Hanif.
Lelaki itu mengangguk,
"Tapi..."
"Setelah saya menjelaskan semuanya. Ia sangat terkejut, dan belum bisa menerima alasan mengapa saya melakukan semua ini. Bahkan hingga detik ini, saya belum mendengar kalimat bahwa ia memaafkan saya" Thomas bercerita dengan wajah keriput yang berlipat kesedihan yang mendalam.
"Sabar ya Pa. Saya yakin, David akan memaafkan bapa."
"Semoga saja" Ujar Thomas penuh harap.


Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang