(Warning: Ini bukan fanfiction)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halooo...
Lohaaa...
Ketemu lagi sama gue, (mulai pake 'gue gue an') Taushiyyah si author baru *TebarWinks. Ya, Taushiyyah itu nama gue. Bukan berarti gue mau ngasih Taushiyyah ato ceramah. It's my real name !
Buat yang belom tau and mau tau, I'm 17 years old :3 And still virgin *Lha? Dengan muka serta tubuh yang lebih keliatan kaya bocah berumur 12 taunan :D
Yak. Ini karya baru gue...
Bukan fanfic #LirikJudul, bukan juga songfic #LirikCeritaSebelumnya. Cuma cerpen sederhana gue yang mengandung sedikit kadar 'curhat' an. Non Galau.
Ga usah banyak basa basi lagi, langsung aja yaa...
So, enjoy it :D
***
Tergesa-gesa, aku mengendalikan motor matic ku dengan kecepatan diatas rata-rata. Mungkin menimbulkan bunyi 'nguiiing...' lembut yang terdengar sayup-sayup.
Jalanan masih kosong seperti keadaan per- *ups lambungku. Maklum, sekarang masih bulan suci Romadhon. Langit masih setia dengan kegelapannya. Mentari ceria pun masih belum menampakkan dirinya. Dan oh, lihatlah! Masih ada bulan imut disana. Bintang imut juga ada! Yah, wajarlah. Ini masih pukul 05.30. And guess what! I'm late!
Oh, god. Hukuman sedang duduk 'manis' menantiku di sana. Hari ini sekolahku mengadakan kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik baru. Dan aku menjadi salah satu panitia nya. Seharusnya aku sudah sampai di sekolah tiga puluh menit yang lalu. Dan hell, aku terlambat 30 menit! Kurasa push up 30 kali cukup ? Salahkan otakku yang keasyikan mengarang cerpen sehingga menunda waktu hanya untuk membuat sebuah cerpen per'cinta'an -_-
Sesampainya di sekolah -tepatnya di ruang OSIS- beberapa deathglare sudah menyambutku. Aku hanya bisa nyengir kuda sambil berkata, "Maaf telat! "
Kulihat anggukan pelan yang terkesan menyerah dari sang ketua OSIS. Pemuda err- tampan (?) Itu memang berhati baik layaknya malaikat (maut) Namun, jangan pernah mencoba membuatnya marah! Itu sama saja kalian mencoba bunuh diri di rel kereta api. Terlihat pelan dan tenang tapi ternyata sadis dan bengis. Percayalah kalau aku sedang bercanda!
Sang ketua pelaksana MOPD berjalan santai ke arahku. "Tiga seri! " Benar kan!
Aku sudah menaruh tasku dan mulai melangkah keluar ruangan, sebelum sebuah suara mengintrupsi. "Nanti aja! Pulang sekolah."
Aku bernafas lega. Melayangkan tatapan terimakasih pada sang malaikat (maut) yang menyelamatkanku -sekarang-.
Odit -nama disamarkan- menatapnya tak percaya. "Murid baru udah pada dateng. Ga enak kalo mereka ngeliat panitia yang di hukum." Jawab Jaja -ketua OSIS, nama di samarkan- kalem.
***
Aku mendesah lega. Waktunya istirahat, terbebas -sementara- dari hal yang berbau 'materi' -aku penanggungjawab materi-, dan apa yang lebih melegakan dari itu?