Assalamu'alaikum cinta...
Apakah masih mampu bertahan dalam diam? Atau sudah memberanikan diri untuk jujur pada hati? Jika diammu adalah menjaga, mengapa harus memupuk rasa? Jika jujur hati adalah beranimu, mengapa masih berusaha dusta? Jika kau terlalu takut untuk mengatakan "iya", maka butuh waktu berapa lama untuk berlindung dibalik kata "tidak"?Malam ini, biarkan sunyi menemani dengan segala kehampaannya. Biarkan hujan menghibur kegalauan dalam setiap rintiknya. Biarkan angin berhembus menusuk relung jiwa. Kaku lisan dalam berujar, hanya sajak-sajak buta sebagai isyarat ungkapan rasa.
Ku tilik lagi rasa yang menyelinap masuk tanpa permisi, tapi hati masih terlalu pengecut untuk sekedar menyapa. Ketidakberdayaan membuat jiwa ingin meronta, namun apa daya? Hati masih terlalu kuat bertahan dalam dustanya. Biarkan saja rasa ini menari dengan liarnya, bersemayam pada hati yang telah lama terkunci.
Perihal hujan yang turun dari balik jendela, perihal angin yang membawa segudang rindu dalam setiap hembusnya. Aku hanya ingin berkisah tentang dalamnya rasa yang masih berbungkus dusta.
Curup, 29 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dari Balik Jendela
Short StoryMencoba menyibak relung hati. Ini Perihal cinta yang terperangkap dalam diam, perihal rasa yang tak mampu diungkap. Perihal rindu yang penuh harap. Yaa.. Aku mengagumimu dari kejauhan