Langkah kaki kita sama,tapi tujuan kita berbeda,aku Datang ke kamu dan kamu datang kepadanya 😇
P : Selamat malam, Selamat merindu, dan semoga dirindukan balik tentunya.
W : Andaikan semua seindah itu. Pastilah tak ada keraguan dalam diriku.
P : Kenapa kau ragu?
W : Karena keraguan selalu terjawab dengan ketidakpastian yang dia berikan.
P : Jadi apa keputusan mu selanjutnya?
W : Berdiam diri dan menunggu apa yg terjadi dihari esok.
P : Jadi sebaiknya kau tidur dari pada harus membuka mata sampai esok.
W : Tak apa aku membuka mata sampai esok jika itu membuatnya tau betapa aku merindunya.
P : Jika dia tau harus nya tak perlu menunggu esok, karna kamu lebih membutuhkannya sekarang agar malam mu nyaman dlm rindunya.
W : Entahlah, rasa rindu ini menggila ingin terus menunggunya walaupun dalam tidak kepastiannya.
P : Sungguh disayang rindu mu yg mungkin tulus tak dia balaskan hingga membuat mu menunggu hingga larut.
W : Larut bukanlah menjadi penghalang untuk merindunya.
P : Memang tak ada alasan untuk merindu tp jika sampai larut, kurasa tak pantas, apa lagi tak terbalas kan.
W : Tak masalah rindu ini menunggu entah sampai larut atau sampai kapan pun karna aku yakin suatu hari nanti rindu ini pasti akan terbalaskan.
P : Semoga terbalaskan dan jangan sampai ku dengar kau dikecewaan.
W : Kecewa? Terlalu terbiasa dengan itu semua.
P : Terbiasa? Dan tak pernah berubah untuk mendapat yg lebih pantas?
W : Otak ingin berpaling, namun hati selalu ingin bertahan.
P : Mengenaskan untuk mu, kurangnya bersyukur bagi nya.
W : Mengenaskan memang, namun bukankah ini seperti lelucon? Aku yang berjuang namun dia yang bersenang senang.
P : Dan hebatnya kau tetap bertahan.
W : Yaa memang terdengar bodoh, namun dengan bertahan bukankah sudah menunjukkan betapa aku benar2 mencintainya.
P : Percuma menunjukkan tp dia tak melihatnya atau mungkin saja dia mengabaikannya.
W : Tak apa aku diabaikan olehnya, aku masih punya tuhan untuk berdo'a untuk didekatkan dengannya.
Namun, salah kah aku memendam perasaan untuk orang yang belum tentu mencintaiku?P : Harusnya tak kau pendam tetapi kau ungkapkan. Perihal dia mencintai atau tdk mencintai mu itu sudah resiko. Karna hanya memendam tidak akan menyelesaikannya.
W : Jika aku mengungkapkan lalu dia meninggalkan, lalu untuk apa aku mengungkapkan?
P : Lalu dengan memendam apa kau sudah mencintai dia seutuhnya? Tidak bukan.
W : Memang aku tak dapat mencintainya seutuhnya namun setidaknya sekarang dia dekat denganku, itu saja.
P : Dekat, tapi tak bisa memiliki seutuhnya apa gunanya? Apa menunggu dia menjatuhkan pilihan pada yg lain?
Setidaknya tanyakan sebuah kepastian walau nanti harus rela untuk ditinggalkan.W : Kepastian? Itu akan membuat ribuan luka yang terpendam muncul secara perlahan saat mengetahui kepastian seperti apa yang sebenarnya.
P : Lalu sampai kapan kau pendam perasaan mu? Waktu terus berjalan sampai dia punya pilihan.
W : Entahlah mungkin itu yang kutunggu.
P : Semua terserah padamu, mencoba atau menunggu.
W : Menunggu, pilihan terbaik dalam cinta dalam diamku, layaknya cinta dalam diam ali bin abi thalib kepada fatimah az-zahra.
P : Tak perlu berpatok pada kisah seperti itu karena keadaan sewaktu-waktu juga tetap bisa berubah dari yg kita harapkan.
W : Memang kisah itu terlalu lampau untuk menjadi patokan namun disitu aku percaya tuhan selalu mendengar do'a umatnya.
P : Doa juga perlu dibarengi dengan usaha dan diam bukanlah usaha yg semestinya.
W : Akankah dia mengganggapku sebagai wanita murahan yang mengungkapkan perasaan padanya terlebih dahulu?
P : Lelaki tidak akan menganggap wanita seperti itu murahan melainkan akan menyegani wanita yg berani.
W : Menyegani? Hanya sebagian kecil lelaki yg menganggap wanita seperti itu. Sayangnya, aku terlalu ragu untuk itu.
P : Jika kau memang benar-benar percaya padanya tak perlu ragu. Sekali maju ya maju. Jika ragu tak perlu kau teruskan.
W : Aku ragu pada apa yang akan terjadi setelahnya, karena aku memikirkan untuk selalu dekat dengan dirinya.
P : Namanya juga resiko, mau tidak mau tetap harus berani melakukan nya. Karena semua usaha memiliki resikonya masing-masing.
W : Baiklah, esok aku akan mencoba memilih memperjuangkan apa yang seharusnya kuperjuangkan.
P : Banyak yg bilang hidup itu pilihan dan kau harus memilihnya. Semua pilihan ada padamu, cukup yakin dan perjuangkanlah pilihan mu untuk sebagaimana kedepannya.
W : Pilihan? Sesuatu yang sulit.
Yakin? Akan kucoba.
Berjuang? Akan ku iringi dengan do'a.P : Seperti itulah hidup. Memang penuh pilihan. Kun fayakun.