“Luna..!!” teriak Ryon mendadak bangun dari tidurnya. Barusan ia bermimpi tentang Luna tergeletak tidak berdaya entah dimana.
“Oh, kau sudah bangun rupanya…” kata seseorang bersuara lembut sambil menyodok-nyodok arang dalam api unggun. Ryon menoleh, ia melihat elf dan makhluk aneh duduk di depan api unggun sambil memasak sesuatu tapi anehnya tidak tercium aroma apa pun.
“Apa yang terjadi padaku?” tanya Ryon.
“Kau tertidur selama tiga core setelah aku mengobatimu…” jawabnya lembut tanpa ekspresi. Nada bicaranya seperti nyanyian daripada nada bicara seperti layaknya manusia.
“Oh…” Ryon tersadar, ia sudah bisa menggerakan tangan kanannya yang patah dan badannya terasa ringan dan segar. Ia sudah sembuh.
“Terima kasih…” kata Ryon sambil nyengir, “ohya, siapa nama kalian? Namaku Ryon Arfields! Senang berkenalan dengan kalian!” Kedua sosok itu saling bertatapan lalu kembali menatap Ryon.
“Namaku Rinealf, panggil aku Rine… dan ini adalah temanku, namanya Cleven. ” jawab Rine, lalu ia kembali memasak. Lalu ia mengambil mangkuk kecil dan menuangkan isi dari kuali itu ke dalam mangkuk.
“Ini, minumlah…” katanya sambil menyodorkan mangkuk yang sudah berisi sup tanpa aroma itu. Ryon segera berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Rine dan Cleven. Ia mengambil mangkuk itu dan menatapnya dengan heran. Sup itu berwarna hijau muda dan tidak beraroma, hanya terasa uap panas yang mengepul.
“Makanlah… Sup itu bisa membuatmu lebih baik dan bertahan selama tiga hari tanpa makan,” ujar Rine meyakinkan Ryon. Dengan perlahan Ryon meniup lalu menyeruputnya. Sedetik kemudian ia menyemprotkan isinya keluar dari mulutnya—untungnya tidak mengenai Rine yang ada di depannya.
“Hueek! Apa ini?? Rasanya aneh sekali!!” katanya sambil meludah, ia berusaha membuang sisa-sisa sup itu yang masih di dalam mulutnya dan menempel di lidahnya.
“Itu sup Norsmely.. Minumlah lagi…” kata Rine tenang sambil mendorong mangkuk yang ada di tangan Ryon ke wajah Ryon.
“Aku tidak mau!!” seru Ryon menjulurkan mangkuk itu. Mendadak mangkuk itu menghilang, dan Ryon terjatuh ke belakang. Rine menindihnya sambil membawa mangkuk Ryon. Rine memaksa membuka mulut Ryon lalu memasukkan sup aneh itu ke dalam mulut Ryon dengan paksa. Tanpa bisa dielakkan lagi, sup aneh itu sudah masuk dan mengalir ke tenggorokan Ryon. Ryon segera menyingkirkan tubuh Rine lalu meludah ke tanah, menghilangkan rasa sup aneh itu dari mulutnya.
“Sialan!!” teriak Ryon marah sambil menatap wajah Rine yang tanpa ekspresi itu, “apa mau kau, sih? Berbuat seenaknya!! Ini namanya pemaksaan tahu!!” Rine menghela napas.
“Iya, memang…. Kalau tidak begitu kau akan mati..” kata Rine tenang.
“Apa maksudmu?” tanya Ryon heran, rasa kesalnya perlahan menghilang.
“Entahlah… A ku tidak bisa menjelaskannya padamu…”
“Ugh…” Ryon hanya bisa mengerang, lalu memalingkan muka. Kedua tangannya terlipat di dadanya. ‘Beruntunglah kau seorang gadis! Jika lelaki, kau akan kuhajar!’ umpatnya. Ryon berdiri lalu kembali ke tempatnya yang semula dan berbaring untuk tidur.
*
Malam telah turun. Seperti sebelumnya, hutan terasa dingin dan berkabut tipis. Ryon terlihat tertidur dengan pulas, begitu juga dengan Cleven yang meringkuk di bawah kaki Rine sedangkan Rine masih terjaga. Rine menatapi api unggun, memikirkan kejadian tadi siang yang membuatnya cukup terkejut. Ia tidak menyangka akan ketemu Ryon lagi sejak terakhir kali menyelamatkan bocah itu. Dan lagi.. yang membuatnya penasaran, kekuatan yang dimiliki Ryon. Saat melawan monster raksasa itu, ia bisa melihat dan merasakan aura dari tubuh Ryon yang membuatnya sedikit takut. Walau hanya sebentar, tetap saja aura itu masih terasa.