Penderitaan

194 32 9
                                    

Huft…., 
 
Ruang guru di sekolah gue itu di sebut juga ruang surga karena kenapa?, karena ruangan itu adalah yang paling dingin guys. Dulu banyak anak anak yang kesini kalau lagi Istirahat dan alasannya unik-unik, ada yang nanya “bu nilai ulangan saya berapa bu” padahal ulangannya aja udah seminggu yang lalu, terus ada juga yang bilang “bu pensil saya ilang..” mereka memperpanjang alasan yang enggak masuk akal, masa pensil aja sampai bilang ke guru kan aneh.

   Yah.. pokoknya gitulah, tapi sekarang udah enggak guys karena sekarang ada guru yang ditakuti anak anak yang disebut juga guru killer, namanya pak yozi guru b.inggris yang sering membawa tongkat saktinya untuk menghukum anak yang bandel. Semenjak itu ruang guru jadi sepi, karena kalau masuk aja udah serasa dipanggil buat suntik.

   Gue masih jalan menuju meja bu nunung dan melihat ada lemari yang berisi piala, gue melihat-lihat sebentar dari atas sampai bawah ternyata sekolah ini enggak pernah dapet juara satu.

   Gue pun melangkah dan menoleh ke samping dengan mengucapkan”assalamualaikum bu”, dan disitu gue melihat bu nunung sedang memakai roknya dan terlihat celana dalamnya yang bergambar tedy bear. Lalu gue dan bu nunung bertatapan dengan bingung dan….

Wuaaaaa…….!!!

kami berdua berteriak dan gue segera menutup mata, semua guru kaget dan melihat aksi bodoh kami.

“Kamu yah..!!, besok-besok bilang dulu dong kalau ke sini..!!” kata bu nunung dengan muka malu

“Iya bu, maaf abisnya ketutupan lemari..” balas gue dengan ketakutan

“Huft…!!,ada apa kamu kemari!?” tanya bu nunung

“Lah?, kata sugeng saya dipanggil ibu kesini???” tanya gue dengan bingung

“Ohh iya lupa saya, gini tur saya punya progam siapa yang enggak punya pacar di kelas akan saya kasih HUKUMAN yaitu piket selamanya di kelas dan enggak ada yang bantuin!!” kata bu nunung dengan ganas

“Kok bisa gitu sih bu?? Terus saya gimanaa?? Sayakan enggak punya pacar” kata gue dengan kaget

“Lah itu bukan urusan saya” kata bu nunung

“Tapikan bu….?” Kata gue dengan nada putus asa

“Tapi apa tur? Saya enggak peduli HUKUMANNYA BERLAKU MULAI SEKARANG!!” kata bu nunung dengan ganas

   Pada saat itu langit menjadi gelap hujan pun turun dengan deras, perasaan gue saat itu sama persis dengan cuaca hari ini bercampur aduk dengan keputus asaan yang mendalam.

  Gue pun berjalan keluar dari ruang guru menuju kelas sambil meratapi nasib, bel masuk pun berbunyi

Kriiiiiiiiiingg…….

Semua murid pun duduk ditempatnya masing masing, pada saat itu pelajarannya pak yozi, sialnya gue ketiduran saat pak yozi mengajar, pak yozi sadar kalau gue ketiduran lalu tongkat saktinya pak yozi pun melayang kearah gue.

Tuuiiingg….., pletaak!!

  “Aduuuuh anj**ng siape yang ngelempar niih??!!!” Tanya gue sambil berdiri yang tadinya ketiduran

Suasana di kelas pun menjadi hening sebentar

  “Kurang ajar kamu ya!!, udah gitu ketiduran disaat saya ngajar lagi!!” kata pak yozi dengan nada killer

  “Maaf pak” kata gue dengan ketakutan

  “Enggak ada maaf buat kamu, KELUAR SEKARANG!!!, jangan masuk sebelum pelajaran saya selesai!!!” kata pak yozi dengan nada keras

  Gue pun keluar dari kelas diiringi sorakan temen temen gue

  “DIAM SEMUANYA!!” teriak pak yozi

   Akhirnya semua murid pun diam karena teriakan pak yozi, lalu sesampai di luar kelas gue teringat perkataan bu nunung tadi. “kenapa gue harus jomblo?” Tanya gue (dalam hati).

Kriiingg..!!

  Mata pelajaran berganti dan gue pun masuk kelas, dan saat gue buka pintu gue berpapasan dengan pak yozi

  ‘’Awas kamu kayak gitu lagi!!’’
  “Iya pak”

  Akhirnya gue duduk dan teman teman gue nertawain kejadian yang tadi, Lalu bu nunung (guru ips) masuk, Dan menjelaskan program anehnya.

2 jam kemudian….

Kriiiiing…….!!!!

   Bel pulang pun berbunyi, semua murid pulang dengan semangat ditemani pacarnya masing-masing, sedangkan gue menjalankan program bu nunung yaitu piket di kelas sendirian. Ketika gue lagi asyik-asyiknya piket sesosok perempuan pun memanggil gue dengan suara pelan.

Catur SwallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang