Layaknya senja yang hadir dan pulang tanpa permisi menyisakan warna gradasi merah dan jingga di pucuk barat cakrawala; Kalian seperti sepenggalan narasi yang rasa manis frasanya masih terekam dan membekas di pangkal lidah bagian dalam, tidak ada pahit sedikitpun walau kadang kucerna empedu; yakinlah, bahagiaku lebih besar dari kecewa yang sempat menerpa bagai angin yang berlalu begitu saja.
Sekelompok manusia jelmaan malaikat yang baik hati adalah metafora yang menggambarkan betapa beruntungnya aku pernah mengenal kalian; saling sapa; dan berjabat tangan walau sedetik saja. Laksana tetes embun sehabis diantarkannya fajar menggantung di langitnya bumi, kau begitu sejuk menyegarkan waktu kuterpaku diterpa terik panggangan alam saat surya mencapai titik puncaknya membiaskan cahaya putih ke seluruh penjuru negeri.
Kalian datang seolah mengabarkan bahagia itu akan hadir disetiap saat, disetiap hembus nafas, dan pada derap langkah kaki yang meninggalkan jejak tapak di bumi; walau mesti kusadari semuanya hanya menunggu waktu sampai tiba akhir dari bahagia itu datang menjemputmu kembali pulang ke asal.
Ada kisah yang tercipta disetiap pertemuanku dengan kalian, terkhusus kepadamu yang sejak sekian lama telah kubisikkan sajak kerinduan di telingamu walau kadang hanya berupa pesan tersirat melalui dering notifikasi di ponselmu; whatsapp punya cerita tersendiri tentang kita; aku dan kalian, aku dan kamu; kepadamu yang menyempatkan waktu dan kesempatan untuk singgah dan berlabuh di hatiku.
Kita berharta akan segudang cerita sejak awal perjumpaan hingga salam perpisahan diiringi ucapan selamat tinggal pada akhirnya nanti; kenanglah, tanganku dan tanganmu pernah menepis badai dengan saling menggenggam erat dan setelahnya bergandengan tanda bahagia, ingatlah, bahwa ada malam yang dipenuhi tawa dan siang yang isinya hanya deraian air mata luapan tanda haru dan gembira.
Dengan menulis, semuanya akan membatu dan hanya akan ada arus zaman yang akan mengikis kenangan yang sudah tercipta di antara kita tapi setidaknya semua pernah tercatat dalam lembar buku, terekam pada larik-larik puisi, dan disaksikan bulan dan matahari yang senantiasa berganti.
Izinkanku menulisnya, perkenankan aku membuatnya abadi, percayakan padaku melukiskan keindahan yang pernah ada diantara kita, dan amahkan kepadaku untuk membuatnya tetap terngiang ditelinga, selalu nampak di mata, dan terasa di hati kita..
Meski pada suatu ketika, aksaraku tentang kita hanya akan tergeletak pada lantai, berbaur pada buku yang tak bermakna, dan sobek karena usang tak terawat lagi. Tapi, setidaknya saya pernah mencoba mengubur kebersamaan di dasar ingatan masing-masing dari kita..Kenanglah segalanya sejarah kita, karena kalian aku lupa caranya jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
anak-anak ka'
Randomsebuah aksara dalam lembaran ini akan menjadi sejarah masing-masing dari orang yang berperan dalam cerita ini. mereka semua adalah pejuang cita dan cinta. suka dan duka menjadi pelangi yang mewarnai hari mereka dengan keindahan, dari putihnya cahaya...