Part 22 : Milikku!

279 27 0
                                    

Suasana di meja makan terasa begitu hangat. Pembicaraan ringan namun cukup seru terjadi. Sedang tidak ada papahnya Jungkook memang. Jarang dirumah katanya karena sibuk dengan bisnis barunya. Hyemi sendiri semakin paham. Selain memang untuk mengawasi Jungkook dalam akademik, mungkin mamahnya juga kesepian. Iya, resiko punya anak tunggal memang begitu. Tidak salah kalau orang tua jadi lebih over protective. Apalagi rumah mereka memang terasa lebih sepi karena memang asisten rumah tangga mereka hanya datang pagi, dan kembali pulang sore hari. Jadi malam begini tidak ada banyak orang.

"Hyemi tahu, waktu itu si adek bilangnya enggak bisa hidup tanpa kak Hyemi mah. Hahaha... Mamah syok banget dengernya."

"Mamah ih, udah deh. Malu Kookie."

"Biarin. Biar kak Hyeminya tahu. Jungkookienya segitunya jadi bucin kak Hyemi."

Hyemi terkekeh melihat wajah Jungkook yang memerah malu.

"Tapi mamah senang kok. Si adek sekarang makin dewasa, Hyemi. Enggak manja banget. Enggak tukang ngerengek lagi."

"Iya ya mah? Tapi adek ngerengeknya masih sering banget ke Hyemi loh," sahut Hyemi mendapat colekan manja dari Jungkook. Gemas sekali.

Dan pembicaraan mereka menyisakan satu orang yang sedaritadi lebih banyak diam. Atau lebih tepatnya tak bicara. Wajahnya sendu sekaligus iri pada sosok Hyemi yang seolah dipuja-puji terus oleh ibu dan anak itu. Menyebalkan, batinnya. Padahal kehadirannya disini bukan sebuah kebetulan.

Sore tadi saat Jungkook mengirim pesan dengan nomor asing dan mengatakan untuk libur belajar, Yejin langsung mengecek foto profil yang ada di kontak itu. Seorang wanita cantik yang sedang tersenyum manis. Ia menebak-nebak siapa gadis itu. Mengambil kesimpulan bahwa gadis itu adalah pacar Jungkook. Ingin melihat langsung. Penasaran setengah mati. Maka ia bergegas kerumah Jungkook. Mengatakan datang lebih awal karena ingin pulang lebih cepat, ada tugas yang harus ia kerjakan malam ini. Mamah Jungkook sedikit terkejut, karena seingatnya, dia sudah memberitahu Jungkook untuk mengabari Yejin bahwa mereka ada acara malam ini. Tapi bagaimanapun Yejin sudah datang. Mau disuruh pulang juga tidak enak. Karena itulah, mamah Jungkook mengajak makan malam terlebih dahulu, baru pulang. Tetap, Jungkook akan libur belajar malam ini. Sengaja sang mamah memberi ruang untuk kesayangannya menikmati waktu bersama selagi Hyemi ada di Busan.

"Yejin, perutmu masih sakit?" tanya mamah Jungkook karena melihat Yejin tidak begitu bernafsu untuk makan.

Yejin menggeleng, "Tidak tante. Sudah membaik."

"Kak Yejin enggak suka makanannya? Mau diganti? Biar Kookie pesankan makanan delivery aja."

Yejin menggeleng. "Ini enak. Maaf tadi sedikit melamun."

"Maaf ya. Kayaknya kita bertiga asik sendiri ya? Aduh ..." ucap mamah Jungkook tak enak.

Hyemi tak berkomentar. Lebih memilih menelisik wajah gadis itu. Jelas ia tangkap raut cemburu pada Yejin. Batinnya bergejolak kesal. Tapi bagaimanapun dia bukan wanita bar-bar. Terlebih, ia percaya Kookie sepenuhnya.

"Mah, biar Hyemi angkatin piringnya ke dapur. Mamah keruang TV aja duluan. Nanti Hyemi nyusul," tawar Hyemi sambil bergegas mengangkat piring yang ada.

"Eh, jangan. Hyemi 'kan baru datang. Masa' mamah suruh kerja."

"Enggak apa-apa. Hyemi di apart juga ngerjain semuanya sendiri kok."

"Iya mah. Kak Hyemi ini strong. Hehe ... Mamah sama kak Yejin duluan aja kedepan. Adek bantuin kak Hyemi." Jungkook memasang wajah aegyo-nya. Menatap dengan tatapan berbinar pada sang mamah. Memberi kode sebenarnya agar diberi waktu berduaan.

Beruntung sang mamah paham menangkap sinyal dari sang putera. Maka ia tertawa lalu mengajak Yejin untuk kedepan, meninggalkan Hyemi dan Jungkook.

Hyemi mengangkat piring-piringnya ke dapur, di bantu Jungkook tentu saja. Bahkan mereka mencuci piringnya bersama. Tipe pacaran yang manis. Coret! Tidak pacaran sebenarnya. Keduanya juga bingung menamakan apa hubungan mereka. Mantan? Tidak, mereka terlalu romantis bahkan untuk ukuran mantan.

Little 'Namchin' (Rate-M ⚠🔞Jeon Jungkook) ✔ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang