Langit Aku Ingin Bersamamu

58 0 0
                                    

Angin sedang bercanda ria menawar cerita pada jalan yang dilintasinya. Begitu juga pasir pantai yang mengkilap mencari perhatian mata kaki untuk mengunjungi keramaiannya. Cerahnya sinar mentari menyudutkan kelopak mata Nadira. Waktu yang terbuang sia-sia kini telah Nadira rasakan. Saat tau dirinya benar tidak mensyukuri nikmatNya.
"astaghfirullah... astaghfirullah... Ampuni hamba ya Rabbi, begitu banyak nikmat yang harus ku syukuri. Ampuuniiii hammbaa ya Rabbi!!! Huuuuuuhhhh Allahuakbarrr" sambil menggenggam pasir, Nadira menangisi kelakuannya yang telah gagal menjadi muslimah soleha versinya. Wanita yang selalu menyampaikan motivasi kepada teman sejawatnya ketika gelisah dan crmas akan takdir Tuhan di pengajiannya. Kini ia sendiri yang terpuruk tanpa bisa menggenggam senapan yang sudah terkendali jinak di akal fikirannya

...

Langit memang tampak semakin membiru. Terjangan ombak silih berganti menyembunyikan tangis halus wanita berkerudung panjang yang sedang mengadu lemah dengan langit.
"Rabbish rahli sadri. Wayassirli amri. Wahlul uqdatam millisani. Yafqahu qauli” desis tangis lemah Nadira memanjatkan pertolongan.

Berulang ulang Nadira beristighfar memohon ketabahan. Seperti piring yang terbanting hancur berkeping-keping sampai ia tak utuh. Sesak dada yang sangat menahan dan mencekik tertahankan. Sesekali, Nadira mengehela nafas panjang. Lagi dan berulang kembali dilakukannya. Entah apa yang sedang dipikirannya. Semua hilang, namun sedih itu tetap datang da  menyanyat seluruh raganya.

...

Sepi... Kicauan burung meramai untuk kembali pulang. Tubuh yang sedikit telah merebah diangkatnya perlahan untuk diajak pulang. "Allah, kuatkan hamba!!!" lirihnya lemah. Nadira pulang sebelum ashar hilang, sebelum matahari terbenam total.
...

Air mata akan hilang dikala sedihnya mata tak terbilangkan dengan kata. Biarlah!
Biarlah, ia berlalu tapi jangan sampai kehilangan ibu.
Anakku, tidak ada yang salah dengan sedih.
Jika ia menjadi penambah iman dalam diri...
Muhasabahlah nak...
Genggam erat syari, kelak Illahi tak akan pernah pergi.

Menari Di Bawah RinaiNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang