PART 3. Pembalasan

18 3 6
                                    

Jam 13:35 adalah jam pulang siswa dan siswi SMA PURA BANGSA. Nana, sera dan kay sudah lebih dulu pergi ke parkiran. Untuk membalas perbuatan gilang sejak dari tadi.

"Syut, orang nya gak ada." Aba aba dari sera sebari mencari sosok gilang.
"Aman." Sahut kay.

"Eh gue masih heran, kalian kenapa cepet-cepet pengen ke parkiran." Tanya nana penasaran dengan tingkah dua sahabatnya itu.

"Syuuutt, jangan berisik." Ucap kay dengan nada sangat pelan.

"Iya, mau apa kalian berdua?."
Tanya nana sedikit berbisik.

"Gue lagi mau ngebalas jasa nya gilang." Sahut kay dengan cepat.
"Syut jangan nanya lagi." Lanjut kay dan sera.

"Yes, beres." Kay dan sera bergembira telah melakukan aksi terkutuk nya itu.

Ya dia membocorkan dua ban sepedanya gilang. Dengan perasaan tanpa dosa kay dan sera tertawa terbahak bahak. Tapi tawa itu seketika hanyut saat melihat sosok gilang menuju parkiran.

"Gilang datang, ayo cepet kabur." Ajak kay menegang.
Dan akhirnya mereka meninggalkan parkiran. Nana hanya ngikutin sera dan kayra.

"Astagfirullahalazdim kay, sera itu perbuatan dosa, sadar kalian." Nana menyadarkan kay dan sera.

"Astagfirullah kami khilafna." Ucap sera mewakili kay juga.

"Terus kami harus gimana?." Kay melanjutkan pembicaraan sera.

"Terlanjur kay sekarang mah yakan nana?." Ucap sera yang terlalu yakin terhadap jawaban nana.

"Tidak ada yang terlanjur didunia ini. Lo harus minta maaf ke gilang. Dan ayo kita solat taubat." Ajak nana kepada kedua sahabat nya yang membuat kay dan sera melengo. Sambil mengiyakan tp mereka berdua tidak sudi untuk meminta maaf kepada gilang.

Nana memang begitu orang nya. Dia sering mengajak kay dan sera kepada kebaikan. Sebenarnya kay dan sera sedikit berubah sejak berteman dengan nana. Namun kadang kay dan sera memiliki masalah yang sama yaitu sulit solat subuh, karena bangun nya selalu siang.

Kay dan sera ikut ikut aja ajakan nana. Mereka bertiga menuju masjid Akhwat yang ada disekolahnya.

"Niat nya gimana kalau solat taubat?." Tanya kayra.

"Yaelah kay niat mah pake bahasa kita aja. Allah juga ngerti kok." Sahut sera.

"Tapi kalau bagus mah pake bahasa arab, gini nih." Nana mengajari kay dan sera.

"Subhanallah." Serempak kay dan sera.

****
Sedangkan di parkiran gilang dan teman nya sedang mengeluarkan kendaraan mereka masing2.
Gilang sangat terkejut saat melihat dua ban sepedanya bocor.

"Gusti, ini siapa yang berani ngebocorin ban gue. Kalau cewek gue pacarin dia. Kalau cowok gue kutuk dia jadi ban."

"Kalau adik lo yang ngebocorin?." Tanya cepi kepada gilang.
 "Ya gak mungkinlah, tapi kalau memang iya dia Gue bom pake nuklir." Tegas gilang.
"Ya janganlah, diakan my baby honey sweety." Sahut Andi.
"Jijik!." Sentak gilang.

"Sekarang gue harus gimana ya Allah.. uang jajan gue habis lagi." Ucap gilang sebari melihat kedua sahabatnya.
"Ngapa lo liatin gue?, ntar naksir lo." Ledek cepi.

"Cepi , andi sahabat dunia dan akherat yang tersayang yang soleh solehah..." ucap gilang terpotong oleh andi.
"Siapa yang solehah?." Tanya andi kesal.
"Ya, andi lah." Sahut cepi tertawa.
"Oke fine." Andi merajuk.
"Gue gak akan minjemin lo uang ya." Ucap andi sebari tersenyum sinis.

"Ih ya Allah tega kamu ndi, yaudah deh gue pecat lo jadi temen gue. Gue gak bakalan nyontekin tugas gue lagi ke lo ndi." Ancaman gilang membuat andi memohon kepadanya. Ya memang gilang sering nyontekin tugas nya ke cepi dan andi. Gilang memang terbilang cerdas. Dia juga juara pertama pararel. Meskipun penampilan dan bicara nya tidak sesuai dengan otaknya.

"Gilang gue cuma bercanda kok, cabut ucapan lo ya." Pinta andi kepada gilang.
"Hahahaha, yaudah pinjemin uang lo." Gilang mengulurkan telapak tangan nya.

"Nih, gue kasih sebagian. Sebagian lagi lo minjem ke cepi. Lagian gue mau ngajak kencan adek lo." Ucap andi.
"Kok gue?." Sahut cepi.
"Cepiiiii.." ucap gilang memelas.
"Iya deh nih, lo harus sering sering contekin tugas lo ya." Lanjut cepi.

"Hmm." Ucap gilang pasrah.
"Eh eh lo ndi mau kemana?." Teriak gilang.
"Kan gue udah bilang mau ngajak kencan adek lo." Tegas andi.
"Sini lo, jangan pacaran sama adek gue. Dia masih bayi, badan nya aja bongsor."

"Serah adek lo mau pacaran sama siapa aja. Apa lagi sama gue, pilihan yang tepat." Teriak andi.
"Syukur syukur deh adek gue mau sama orang gila. Tapi sih gak bakalan." Jawaban gilang dengan nada tinggi.

"Udah sayang udah." Cepi memasang ekspresi menggemaskan.
"Hih." Gilang meninggalkan cepi sendirian dilapangan.

"Sayang tunggu aku dong." Cepi berlari mengejar gilang.

***

Gilang merebahkan diri di sofa nya, ia baru selesai mandi dan solat asar.
Dia sedang memikirkan siapa yang membocorkan ban sepedanya.

"Kenapa bang." Sera bertanya sambil meminum air putihnya.
"Enggak, gue cuma mikir siapa yang ngebocorin ban sepeda gue, dua duanya lagi. Ban gue kan harus diganti jadinya." Gilang blak blakan menceritakan ban sepedanya yang bocor kepada sera, yang membuat sera tersedak air putih.
"Kenapa dek?." Lanjut gilang dengan pertanyaan.
"Ah.. enggak bang, itu mungkin ban nya bocor karena ulah setan penasaran." Jawab sera serius.
"Wah yang bener dek?." Gilang berfikir sejenak, sera tertawa pelan saat melihat abang nya mudah dibohongi.
"Abang mungkin selalu nyebelin, jadi setan penasaran nya kan merasa terganggu." Sahut sera.
"Tau ah, Pusing gue." Gilang meninggalkan sera ke luar rumah.
"Kemana bang?."
"Ke mini market, mau beli kopi."
"Naek apa?."
"Jalan kaki."
"Oh."

"Yah si abang mudah percaya aku bohongin..hehe."

HATE & LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang