Prolog?

10 0 0
                                    



Di sebuah desa pada Zaman Edo, semuanya tenang dan damai, sejak 3 tahun lalu. Seorang gadis telah mengalahkan penyihir jahat yang mengutuk desa itu. Desa itu juga telah bangkit dari masa ketika mereka sempat jatuh.

Gadis yang mengalahkan penyihir jahat itu tidak sendirian. Dia dibantu oleh tiga ekor siluman. Siluman-siluman itu juga, kini hidup dengan damai bersama kakek dan nenek yang sempat merawat gadis kuat bernama Akino Mikan itu.


"Woi Nyet, kenapa sih pilihan lagu lu ampas mulu?"

"Emang kenapa sih? Kan gua yang denger juga."

"Iye, tapi kita juga kedengeran!"

"Eh, Nyet, Njing, ribut banget sih? Udah, selera kalian ga ada bagus-bagusnya. Mending dengerin aku nyanyi nih."


Ya, kira-kira seperti itulah, kehidupan tiga siluman itu. Damai, bukan? Ada Sarutobi si monyet, Inuzuka si anjing, dan Toriko si burung. Setiap hari, mereka membantu pekerjaan kakek dan nenek, tak lupa juga selalu bermain bersama. Mereka tak pernah melupakan teman yang mereka bantu saat melawan Kurotsumi sang penyihir, Akino Mikan.

Pada hari yang tak biasa itu, mereka melakukan rutinitas seperti biasa. Toriko sedang mencuci pakaian di sungai, sementara Sarutobi dan Inuzuka memotong kayu di sisi sungai.

Awalnya, hanya Toriko yang sadar. Buah jeruk besar mengambang seiring dengan arus sungai. Ia segera memungut buah itu dan memanggil kedua kawannya. Mereka bertiga mengerumuni jeruk itu.


"Eh, kalian inget, nggak? Kakek dan Nenek kan pernah cerita kalau Mikan datang dari buah jeruk raksasa. Apa seperti ini?" Toriko memulai pertanyaan.

"Hmmm.... Mungkin aja, sih. Gimana kalau jeruk ini juga kayak gitu?" Inuzuka menimpali.

"Udah, kita belah aja langsung!" Dan di detik itu juga, Sarutobi membelah jeruk itu dengan kapak yang dari tadi dipegangnya, tanpa sempat dihentikan oleh Toriko dan Inuzuka.


Asap orange segera memenuhi udara. Dari balik kepulan asap itu muncul seseorang. Perempuan, berambut panjang berwarna orange juga, dengan sebilah pedang di pinggangnya.


"MIKAN!"

Ketiga siluman itu berseru. Ya, Akino Mikan yang pergi 3 tahun lalu kini kembali ada di hadapan mereka, tersenyum menyapa.


"Mikan, kamu dari mana aja?"

"Mikan, kamu baik-baik aja?"

"Mikaaaaaan oleh-olehnya manaaaaaaa?"


Ketiganya menyerbu Mikan dengan tanda tanya besar, sementara yang diserbu mulai kewalahan.


"Teman-teman! Tenang dulu!" seru Mikan.

Para siluman menutup mulut. Mikan berdehem dan melanjutkan kata-katanya.

"Maaf, teman-teman, aku sudah pergi begitu saja. Kalian sehat-sehat saja kan? Om dan Tante baik-baik saja kan? Desa masih damai kan? Ah, aku yakin sangat banyak hal yang bisa diceritakan."

"Bener banget. Tapi, sebelumnya, Mikan, kedatanganmu ke sini pasti ada tujuan tertentu, kan? Udah, langsung bilang aja, nggak papa kok," potong Sarutobi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

夏と秋の間 (Between Summer and Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang