HappyReading 💚
Rissa dan Bijum duduk didepan dokter Beni. Mendengarkan apa yang dikatakan oleh dokter Beni.
"Mau cuci darah kapan Rissa?" Tanya Dokter Beni sambil menulis resep obat nya. Rissa berpikir, "Kalo missal nya minggu depan?"
Dokter Beni tersenyum, "Kalo besok saja bisa?"
Rissa mendengus," Tadi Om nanya, malah sekarang bilang nya besok." Dokter Beni terkekeh, "Sepupu om, harus nurut oke."
"Iya-iya, Rissa mau sekolah om. Boleh pergi kan?"
Setelah Om Beni mengangguk, Rissa bangkit berdiri dan pergi duluan ke luar.
"Bi jaga Rissa baik-baik ya!" Bijum mengangguk lantas pamit pergi.
Rissa sudah ada didalam mobil disusul Bijum duduk disamping nya. "Bekal nya nanti dimakan ya non."
"Siyap Bi, oh iya Bunda kapan pulang?" pertanyaan yang hamper setiap saat terlintas dikepala nya. Bijum menggeleng, "Nggak tau non. Besok mungkin."
Rissa diam, dia menggenggam kertas izin nya ditangan, ini sudah yang keberapa kali nya dia izin telat datang ke ssekolah. Teman-teman nya tidak ada yang tau dengan penyakit nya, bahkan ayah nya sendiri pun tidak tau. Hanya keluarga dari Bunda nya saja yang tau tentang penyakit nya.
"Oh iya, tadi pagi Sely berangkat sama siapa?"
Bijum berpikir, "kaya nya tadi pagi ada yang jemput."
"Jemput? Siapa?"
"Nggak tau juga Non,"
"Okey, Rissa masuk dulu ya Bi, pak Rissa berangkat. Makasih." Bijum dan pa Mono Tersenyum lalu melambaikan tangan nya. Melihat Rissa sudah masuk kedalam gedung sekolah itu, pa Mono menjalankan mobil nya lalu meningalkan area sekolah.
Rissa berjalan dengan santai nya kearah kelas nya, sampai dipersimpangan Rissa memperhatikan beberapa orang yang sedang berolahraga, kelas nya juga kini akan olahraga. Hari olahraga mereka dan kelas XI ips 7 memang sama, Cuma beda dijam terkahir, kelas mereka lebih cepat satu jam. Rissa melihat Wendy menuruni tangga sendiri, "Wendy?!" panggil Rissa sambil berlari kecil menghampiri nya, yang dipanggil pun menoleh kearah suara yang memanggil nya.
"Rissa," sapa Wendy.
"Tungguin. Mau ganti baju kan?" Wendy mengangguk. "Ayo."
Rissa berlari menaiki tangga untuk menuju ke kelas nya, lalu menyimpan tas dan mengambil baju olahraga saja. Setelah itu dia langsung berlari lagi menghampiri Wendy. "Rissa liat, pacar Wendy lagi olahraga." Dia menunjuk lelaki yang sedang berdiri dilapangan basket. Itu adalah Bintang. Tapi bukan Bintang yang menjadi perhatian Rissa, tapi seseorang didekat Bintang. Orang itu yang sudah memberikan cemilan waktu malam.
"Apasih lo Wen, udah punya pacar."
"Iya-iya tau kok."
Mereka melanjutkan kembali langkah nya untuk ke kamar Ganti yang berada di dekat toilet.
Setelah memakan kurang lebih 10 menit mereka menganti pakaian nya dengan baju olahraga, celana panjang dan kaus pendek. Rissa dan Wendy pun mengikat rambut nya, supaya tidak gerah. Anak kelas nya sudah ada disana lebih dulu. Dan pergi duluan meninyisakan mereka berdua. Rissa dan Wendy menyimpan baju seragam nya diloker khusus disana.
Setelah dirasa sudah siap semua nya, mereka langsung pergi kelapangan bergabung dengan yang lain nya. Rissa dan Wendy duduk ditempat duduk yang tersedia di pinggir lapangan outdoor itu. Sebenarnya, dia lebih suka lapangan indoor dari pada outdoor panas. Tapi ya bagaimana pun ini terserah guru pelajaran nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...