Banyak dari orang bumi menganggap aku gila
Tergugu oleh kebodohanku
Tak menemukan akhir dari pemikiran tentang bagaimana saraf otakku bekerja
Karena aku berbeda.
Masih tentang dia,
Yang membuat siapapun membencinya
Karena dia selamanya seperti fatamorgana, tampak nyata namun tak pernah bisa ku sentuh
Jika mengejarnya, aku gila.
I know.Aku juga lelah dengan kebodohan ini. Tapi biarkan hari ini, just one day aku ingin memberinya puisi.
Bukan tuk di bacanya, tapi untuk waktu.Stigma
Mungkin kamu adalah stigma dalam hidupku.
Mungkin kamu adalah mimpi.
Mungkin kamu adalah ironi.
Mungkin kamu adalah symphony.
Dan aku tau kau adalah ujian untuk diri ini,
Dosa itu jelas, aku seharusnya tak menyukai caramu tersenyum
Aku seharusnya tak mengamati gerik mu yang setulus hati
Tapi, untuk jiwa hina ini, just one day, biarkan aku menulis puisi ini.
Yang ku miliki bukanlah cinta, tapi, aku terbiasa.
Meski di luar sana, di balik jendela banyak suara yang menyarankan aku untuk berhenti.
Kenapa semua tak semudah kelihatannya?
Sejauh apakah aku telah masuk dalam labirin itu?
aku selalu kembali pada ruang yang sama. Lagi dan lagi.
Tak heran kenapa aku mengulang, karena belum tuntas aku berperang dalam diriku sendiri.
Ia masih mengalahkanku, berusaha menguasaiku , dan aku belum bisa lepas dari jerat pesona
Rechtangle yang menawanku dalam kekaguman
Mata terlampau indah yang selalu menghipnotisku.
Satu harapku.
Adalah berhenti untuk peduli.
Tidak melupa, tapi membuatnya tak terlalu berharga, tak pantas untuk mencuri waktuku meski mata dan senyumnya menawanku.30 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Live for Life 17'18
РазноеTulisan menjadi alternatif untuk menuangkan gagasan ketika bibir tidak mampu berkata, tentang mimpi, tujuan hidup, cinta, pandangan hidup .. tanpa batas.