Fixer

94 8 3
                                    

[sila putar lagu di mulmed sambil baca ya hehe]

can't make any sense
Can't do anything
I can't see
I want to run away
I want to jump over
I want to quit
I can't avoid it
That's why
Just let me sink, let me sink
Until the point I can't crawl up anymore
Until you're sick of me
Just drop me, drop me

-Fixer - Nuyuri-

A BTS fanfiction

written by Kuroza

rated : T

Didedikasikan untuk #VBWritingFestival

cover ;
art © コーラ
pixiv ID : 51678256

edited by me

warn : sejenis what if jika kemarin bts benar-benar disband versi saya tentunya h a h a h a

happy reading!

.

.

.

.

.

Taehyung seperti lupa rasanya punya mimpi.

Ah, kalimat itu seperti menggambarkan Taehyung yang tidak punya tujuan hidup. Itu salah besar. Tentu dia punya mimpi, harapan, cita-cita, atau apapun itu sebutannya. Namun semakin dewasa ia, Taehyung sadar bahwa hidup tidak semudah itu. Mimpinya bisa diraih, namun di saat yang bersamaan, dia harus siap kehilangan mimpi tersebut.

Pemikiran itu datang seperti hujan di tengah musim panas. Ia datang secara tiba-tiba, tidak terduga, namun bisa jadi, memang itulah yang dibutuhkannya saat ini. Taehyung tidak bisa menerima maupun mengusir pikiran itu jauh-jauh, karena pada dasarnya pernyataan serupa pernah diajukan Yoongi beberapa tahun silam.

Bedanya sekarang adalah pikiran itu tidak dibarengi dengan perasaan senang yang meluap, hingga lupa seperti apa rupa mimpi mereka, kemudian lantas tertawa, mimpi yang lain bisa dipikirkan esok hari. Nikmati momennya, jalani setiap waktunya.

Taehyung berharap bisa semudah itu.

Pada kenyataannya, mimpi itu berlalu secepat desau angin sore. Lima tahun bersama, lima tahun melewati gelombang badai kepahitan; menelannya mentah-mentah tanpa bisa tahu masa depan apa yang menunggu.

Sore itu cuacanya panas. Kereta yang membawanya pulang lengang, menyisakan satu-dua penumpang di beberapa kursi depan; efek liburan musim panas yang sudah berakhir. Taehyung bisa membayangkan kereta menuju Seoul yang kini lebih padat penumpang, membawa sebagian pekerja kantoran, pelajar, maupun pekerja lepas yang harus memulai harinya besok pagi-pagi sekali.

Taehyung masih termangu, memandangi jendela kereta yang bergerak cepat menampilkan perumahan desa yang berjarak-jarak. Ada aliran sungai di tengah yang menjadi pembatas jalan, jalur sepeda, juga jembatan yang menghubungkan dua jalur. Pemandangan yang familiar, yang lantas menjadikan Taehyung terkenang sebuah memori saat ia masih berumur enam tahun.

Saat itu pertengahan musim panas, dan Taehyung sebagaimana anak seusianya sedang seru serunya bermain sepeda mengitari perumahan. Kadang hal itu dijadikan ajang perlombaan oleh teman-temannya. Sepanjang lintasan lomba-yang sejujurnya tidak pernah secara tertulis disepakati-mereka akan bersorak, tertawa, lalu terjatuh dari sepeda. Berhenti sejenak, kemudian memandangi tangan yang lecet. Namun mereka juga akan bangkit, tertawa-tawa lagi, mengayuh sepeda lagi walau lutut berdarah, tangan dan siku tergores, serta sepeda yang mulai oleng akibat kebanyakan terjatuh.

I was human #VBWritingFestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang