Pembuka

11 0 0
                                    

Selamat malam para pembaca, bagaimana kabarnya? semoga sehat selalu dan tetap dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kenapa saya mengucapkan selamat malam, karena saat paragraf pertama kisah ini di tulis tepat pada malam hari.

Pertama-tama tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca yang sudah berniat untuk membaca kisah ini, semoga dengan membaca kisah yang saya tulis ini, membuat para pembaca menjadi merasa terhibur, untuk itu, keritik dan sarannya sangat dibutuhkan, karena kisah ini adalah karya perdana yang saya tulis, supaya dapat membangun di masa depan.

Sebelum masuk kedalam cerita, terlebih dulu saya mau memperkenalkan diri, nama lengkap saya Mualimin, atau biasa di pangil Ali, saya lahir dari rahim seorang ibu yang teramat saya sayangi dan seorang ayah, namun ayah saya sudah lama pergi, Tuhan memanggilnya saat saya baru berusia dua tahun,  dan saya bertempat tingal di sebuah dusun, yang berada di salah satu kecamatan kota banjarnegara bagian utara, sebuah dusun kecil terbalut ribuan kisah, membuat saya merasa betah, dan tidak pernah berfikir untuk berpindah, meskipun dusun tempat tingal saya merupakan daerah rawan bencana alam.

Hari ini hujan deras mengguyur daerah tempat tingal saya dan sekitarnya, dari sejak pagi, hinga malam tiba, membuat saya hanya untuk tetap berdiam diri di dalam rumah, tepatnya di dalam kamar, mau bermain badminton, pergelangan tangan masih terasa sakit, namun, dari dalam kamar, saya dengar hantaman air hujan di atas genteng mulai terdengar lirih, aku lihat dari dalam jendela,  terlihat hujan sudah semakin reda, dan saya pun memutuskan untuk segera keluar rumah, mencari udara segar, setelah keluar dari dalam rumah, ketika saya tengah berjalan, langkah kedua kaki saya terhenti, saya pandangi rumah yang berada di sekitar tempat saya berdiri, namun semuanya sudah terlihat sepi, listrik di setiap rumah warga sudah pada di padam, suasanapun berubah menjadi serem, di dalam hati, saya berkata sugeng wilujeng tilem, sembari mempercepat langkah kedua kaki ini, kemudian pulang kembali kerumah, di dalam rumah, tepatnya di dalam kamar, saya mencoba membaringkan tubuh di atas tempat tidur, berkali-kali mencoba untuk memejamkan kedua mata, namun setelah lama mencoba, kedua mata ini tidak kunjung terpejam, sudah berasa seperti mata bambu, dan memaksa aku untuk kembali berdiri, kemudian saya melihat di atas meja ada sebuah pena dan buku, ku ambil buku dan pena itu, dan hsnya sekedar iseng, saya mulsi menuangkan imajinasi ke dalam bentuk tulisan, tinta hitam yang berada di dalam pena pun mulai berjalan di atas kertas putih, berjalan susai imajinasi yang tengah saya pikirkan, sehinga menjadi beberapa kata, dan mulai aku rangkum menjadi satu, sehinga menjadi sebuah cerita, dan cerita ini aku beri judul Tangisan Ibunda Adalah Doa, meskipun aku tidak tahu bisa menyelesaikan cerita ini atau tidak, dan semoga saya bisa segerea menyelesaikan cerita yang sudah mulai saya tulis ini.

Tangisan ibunda adalah doa ini merupakan kisah sederhana yang mengisahkan seorang ibu ia rela bekerja bating tulang demi kelima anak-anaknya, setelah suaminya pergi untuk menghadap sang pencipta di kala usia kelima anak-anaknya masih sangat belia.

Seperti seorang ibu pada umumnya, ia berharap agar suatu hari nanti kelima anak-anaknya bisa menjadi orang yang berguna untuk dirinya, keluarga, masarakat dan bangsa, namun ia mengalami kenyataan pahit, anak pertamanya meningal di luar Negeri, saat ia menjadi seorang tenaga kerja wanita, anaknya yang nomer dua menjadi sampah negara, karena masalah asmara, seseorang tega menghabisi nyawa anak ketiganya, dan anaknya yang nomer empat memiliki beberapa kekurangan sehinga ia tidak begitu di sukai oleh beberapa orang, dan hanya anak bungsunyalah yang menjadi satu-satunya harapan agar ia menjadi seorang yang di inginkan olehnya.

Kisah tangisan ibunda adalah doa ini adalah sebuah kisah fiksi yang di tulis berdasarkan imajinasi, apabila di dalam penulisan terdapat kesamaan nama, tempat, tokoh, karakter, pekerjaan dan jabatan yang sama, saya selaku penulis memohon maaf sebesar-besarnya, karena demi Tuhan, sama sekali tidak ada unsur kesengajaan, selamat membaca dan semoga terhibur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tangisan Bunda Adalah Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang