Jingga

11 1 0
                                    

Suara sirine mobil polisi membangunkan dirinya. Gadis itu terusik karena diluar begitu berisik. Dia melangkah mendekati jendela dan membuka tirai. Sekitar empat mobil polisi terparkir dirumah Jung ah tidak hanya mobil polisi mobil ambulan juga ikut serta terparkir disana. Sarang meraih jaket lalu pergi keluar untuk mengetahui apa yang terjadi.

Dia celingukan didepan garis polisi. Banyak sekali tetangga yang penasaran. Tidak lama petugas medis keluar dengan ranjang pasien, disana Jung ah terbaring tak sadarkan diri sementara beberapa petugas polisi membawa dua buah tas mayat. Apa yang sebenarnya terjadi?.

Setelah kejadian terror dirumah Jung ah, dua hari kemudian dikabarkan bahwa hal serupa terjadi dirumah No.23 namun semua keluarga dibantai. Dan anehnya tidak ditemukan sama sekali pisau ataupun benda tajam yang tergeletak bahkan jejak kaki pun tak ada. Kejadian serupa juga terjadi tadi pagi, saat dimana Sarang tengah berjalan tiba-tiba seorang gadis terjatuh dari apartemen tepat dihadapannya. Dia berteriak kaget tubuhnya lemas lalu tidak mengingat apapun.

"Sudah baikkan?."

"Kenapa aku dirumah sakit?" Jinyoung membuka botol minuman lalu memberikannya pada Sarang.

"Kau pingsan." katanya sembari meregangkan tubuh. "Aigoo tubuhku pegal menunggumu seharian." gadis itu menyibak selimut lalu memakai sepatu. Mereka keluar dari rumah sakit, Sarang masih sedikit berpikir bahwa kejadian tadi pagi hanyalah mimpi. Tapi jika hanya mimpi kenapa dia harus terbangun dirumah sakit?.

"Jinyoung, sepertinya aku mimpi buruk." dia tertunduk selagi memakai tas. Jinyoung merangkul gemas Sarang.

"Tak usah dipikirkan. Ayo pulang."

Hari kelulusan adalah hari yang paling ditunggu oleh para siswa SMA. Banyak sekali yang memberi bunga dan ucapan selamat pada Cheon Sarang, pasalnya gadis itu sangatlah populer disekolah. Tapi hanya satu yang ia bawa untuk berpoto, bunga pemberian Mark Yi Eun mantan kekasih sang kakak yang sudah tiada. Padahal Mark sudah lulus tahun kemarin, dia sengaja berkunjung untuk Cheon Sarang.

Semuanya berkumpul, teman-teman yang sudah seperti keluarga keduanya berkumpul didepan sekolah untuk berpoto. Sarang sibuk membenarkan dasinya, kesulitan karena tangan kanannya memegang bukket.

"Kajja, 1..2..3.." jepret.

Sarang tersenyum senang, disana dia diapit oleh empat orang lelaki yang sudah pantas dipanggil pria. Dua bulan lagi adalah hari pertama dia masuk Universitas.

Rambutnya ia tata dengan rapi. Beberapa buku dia pegang. Karena ini Universitas, Sarang mencoba berdandan seperti anak kuliahan. Banyak sekali lelaki-lelaki tampan. Tapi tak hanya dia yang terpukau akan lelaki tampan, merekapun yang tampan jatuh hati pada kecantikan Sarang.

Karena ini hari pertama, dia belum punya teman dekat kecuali Jinyoung yang duduk diseberang kiri. Hanya beberapa yang mengajak berkenalan itupun karena tahu bahwa Sarang akan populer. Dosen pertama hadir, dia seorang wanita masih muda. Kira-kira berusia tiga puluh satu tahun.

Sarang menarik kursi dan menyantap makan siangnya. Tidak lama Jinyoung datang dengan dua buah apel dan satu buah jeruk.

"Bagaimana, nyaman?" Sarang mengangguk. Jinyoung melambai-lambaikan tangannya lalu menyuruh teman-temannya bergabung duduk. Salah satu teman Jinyoung menanyai siapa wanita yang bersamanya.

"Ahh~ dia Sarang. Cheon Sarang dari Arkeologi sama seperti kita." katanya memperkenalkan.

"Wahh, cantik sekali. Diakah orangnya? Sayang sekali tadi kita tidak masuk kelas."

"Dan sayang sekali jika kita lewatkan pertemuan ini. Hai~ namaku Bambam kita akan sering ketemu sekarang." lelaki itu mengulurkan tangannya lalu diraih oleh Sarang dan tersenyum. "Cheon Sarang."

GOT7 - Never everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang