Cerita kehidupan antara seorang kakak non darah dengan seorang perempuan yang dikenalnya baik dan manis. Dirinya yang berbalut kehidupan penuh taqwa dan cerdas dalam belajar membuat Dia yakin bahwa ini sosok yang pas untuk dijadikan seorang Adik. Bu...
Pertamanya adek kelas pas smp cuman gak terlalu terkenal makanya gak kenal. Pas naik sma kelas 11 baru kenal karena dia masuk sma kelas 10. Pertamanya masih gak kenal. Cuman dia masuk ke rohis. Kebetulan saya juga di rohis. Pertama masih belum sadar. Kedua dia mau dipilih jadi sekretaris cuman katanya gak punya printer. Gak jadi.
Lalu dipromosikan jadi ketua keputrian. Pertama kenal sejak izin ke bogor. Karena didepan banyak orang izinnya jadi fokusnya saya ke dia aja. Kedua kenalnya di wa pas kampanye nama osis. Tanya siswa kelas lain kelas 10. Dia bilang gak tau. Ya sudah. Terus dia bilang deh save nomor saya. Ya sudah saya save. Akhirnya setelah banyak chat dan pertimbangan.
Langsung deh nembak. Mau gak aulia jadi Adeknya kakak?. Terus dia bilang Mau. Alhamdulillah dalam hati saya. Terus perjalanan demi perjalanan berlalu dan satu hal yang paling penting adalah ketika mendapat adek yang cantik dan tinggi banget. Rasanya senang bahagia bukan main. Ada orang yang mau nerima dipanggil adek dan adik.
Jadi saudara yah rasanya bahagia banget. Gak pernah rasain punya adek perempuan sebelumnya. Akhirnya dia yang imutnya bukan main ini setiap kata katanya itu uuuhhh imut banget. Jadi pengen dengar setiap keluh kesahnya. Cuman mungkin saya terlalu keras. Satu ketika dia terjebak oleh perkara yang dibuat oleh seniornya.
Akhirnya gonceng sana dan sini. Bahkan didepan kakaknya lewat tanpa ada apa apa. Seketika kakaknya sakit hati dan frustasi akhirnya mengakhirkan hobi dan membawa motor yang penuh emisi. Dan apa yang terjadi. Didepan sekolah dia berhenti hanya untuk menjelaskan kondisi. Gini kak. Cuman saya gak mau tau akhirnya masukan motor ke dalam parkir. Lalu dia berlari dan berkata "kakak" wow banget masih dia anggap ternyata. "Saya bisa jelasin" oke lanjut.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Akhirnya dia jelaskan. Dengan berat hati duduk bersama. Saya jelaskan kenapa bisa saya marah saya kesal saya emosi. Karena dia melakukan dosa yang akibatnya buruk banget. Ini masih dilihat sama yang dia anggap kakaknya. Apalagi nanti ketika yang dia anggap kakaknya sudah tidak ada lagi. Setelah itu, hari demi hari berlalu dia bersemangat begitu juga dengan saya. Senyumnya selalu tidak jelas ke arah mana.
Namun ketika kakaknya lewat bukannya menyapa hanya ada pandangan kosong tak bermakna. Yah mungkin dia lagi pusing. Dalam hati masa kita yang harus ingatkan setiap hari. Yah mungkin dia lupa. Yah bisa saja. Pintar cerdas hanya saja kurang dalam menjaga emosi atau EQ. Pintar matematika serasa hilang ketika masalah hati menerjang. Bukan tidak mungkin. Dia orangnya suka bikin hati terkoyak-koyak.
Cemburu iya banget. Ketika dekat dengan temannya atau terlalu dekat dan tidak wajar banget. Dia ditegur. Gak tau dalam hatinya nerima apa nggak ditegur sama orang yang dianggapnya kakak. Mungkin dia mulai lelah punya kakak yang banyak ngatur setiap urusannya. Dimana ada dia ada saja kakaknya.
