“Oppa... Ada apa?”
Teriakan Sena membuat Eunkwang menengok dan tersenyum,”Gwaenchana... Cepatlah masuk dan tidur!”
Gadis itu mengangguk lalu masuk kedalam rumah, suara pintu tertutup itu masih terdengar ditelinganya dengan samar. Eunkwang kembali pada Junmyeon yang berdiri dihadapannya membuat senyum itu menghilang seketika.
(***)
‘Sunbae-nim, aku mema’afkan semua perbuatanmu tetapi ma’af aku tidak bisa bertemu denganmu untuk sementara waktu dan aku juga tidak bisa menerima pemberianmu...’
Gambaran wajah Sena yang menolak pemberian dari Junmyeon masih berputar dengan jelas dimata pria itu meski waktu telah berlalu beberapa jam. Ia merasakan benda lebih tajam dari samurai yang mengiris hatinya mengingat gadis itu tak mau menemuinya lagi.
‘BRAAAAKKK!!!’
“ARRRRGGGHHHH!!!!”
Junmyeon melempar benda apapun yang dilihat oleh mata. Langkahnya terhenti didepan cermin besar yang memantulkan tubuh kusut dan nafas yang memburu. Amarah semakin bertambah saat mendapati potretnya didalam cermin yang tampak mengejek.
“Menyedihkan!”
Pria itu mengepalkan kedua tangan dan melempar cermin itu menggunakan ponsel yang tergeletak diatas lanti. Suara pecahan kaca berhasil membuatnya puas karena tak ada lagi gambar mengejek itu. Ia meninggalkan cermin yang telah retak dan mengabaikan pecahannya dilantai yang bercampur dengan puing ponsel hitam itu.
Langkahnya terhenti dihadapan almari es dan mengambil sebotol wine. Dengan kasar ia menuang wine kedalam gelas kaca lalu diteguk dengan cepat tanpa jeda. Tak puas dengan sebotol wine, pria acak-acakan itu berpindah pada botol yang lain dan meminumnya tanpa gelas. Sendiri lebih baik untuk saat seperti ini dan cukup ditemani oleh wine atau whisky.
Hari semakin larut, apartemen mewah itu sudah berantakan, banyak pecahan botol kaca dimana-mana ulah dari empunya rumah. Pria bernama Junmyeon itu telah mabuk berat namun ia masih tidak berhenti menenggak minuman ber-alcohol yang sudah berganti menjadi whisky itu.
“If you liked it, then you should have put a ring on it...”
Pria itu duduk bersandar pada dinding dengan kaki yang terjulur, mulutnya sibuk menggumamkan lirik lagu Beyonce yang diputar menggunakan pengeras suara. Lirik itu terdengar tidak jelas karena dia hanya bergumam dengan tatapan kosong dan sibuk meneguk whisky. Ia melempar botol whisky terakhirnya ketembok dimana bekas botol lainnya tercecer.
Sementara itu dilain tempat, Minhyuk baru saja sampai didorm BTOB yang sudah sepi bahkan lampu utama sudah tidak menyala. Langkahnya terhenti saat melihat kearah jendela kaca dimana ada Eunkwang berdiri disana dengan sebuah gelas yang mengepulkan asap.
Ia menghampiri temannya yang sedang menonton pemandangan malam kota Seoul dari balik jendela. Minhyuk menghela nafas berat seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
“Kau masih menemuinya?”
“Nugu? Sena?”
“Eoh...”
Eunkwang tersenyum dan memandang gelas berisi teh panas itu,”Aku tidak bisa memaksa hatiku untuk melupakannya”
“Kau menyukainya?”
Pria itu mengangguk,”benar, aku menyukainya. Maka dari itu aku memastikan untuk menjaganya”
“Dengan apa? Kwang-a... Sadarlah! Dia memerlukan seorang yang mampu melindunginya dari serangan orang gila semacam Suho” ketusnya lalu berbalik.
“Kau juga menyukainya, kan”
Kalimat dari Eunkwang berhasil membuat langkahnya terhenti. Ia kembali berbalik dan menatap tajam leader BTOB yang penuh tawa itu. Sorot mata Eunkwang tampak serius, tidak ada senyum hangat disana. Dia bukanlah Eunkwang hangat yang selama ini dikenal banyak orang termasuk dirinya.
“Aku tidak akan melepaskannya sebelum dia memberi jawaban untukku. Tidak masalah jika dia memilihmu tapi... Aku akan mendengar pengakuan itu sendiri darinya...”
Minhyuk masih diam bahkan saat Eunkwang menghampirinya dengan senyum yang tidak berarti itu. Dia meletakkan cangkir teh hangatnya diatas meja kaca yang berada disamping Minhyuk.
“Aku sudah siap terluka karena tidak bisa memiliknya. Dan aku menyadari posisiku yang berbeda dengannya, tapi... Tidak peduli seberapa keras kau atau orang-orang menyuruhku berhenti menyukainya aku tetap tidak akan berhenti”
Ucapnya lalu pergi meninggalkan Minhyuk yang masih mematung disana. Mata Minhyuk berpindah kecangkir berisi teh itu, asapnya masih mengepul meski tidak sebanyak tadi. Bersaing dengan temannya untuk mendapatkan satu hati yang belum pasti, apa itu baik?
‘Sena-ya, sesulit itukah memilikimu? Apa kau lebih istimewa dibanding malaikat? Benar! Aku harus bersiap! Menjadi pria yang terluka karena harus merelakanmu kapanpun. Namun, sampai saat itu tiba aku akan terus mengejar untuk mengumpulkan keberanian mengungkapkan perasaan ini padamu’
To Be Continue...
Note:
Nugu(누구): Siapa?Hyaaaaaaa!!!!! Hwaaaa!!!!! Yorobuuuun.... Cuma mau berbagi kesenangab doang heheee...
Barusan kan aku liat Ig eh muncul foto abang Eunkwang di upload ama Njae alias Sungjae
Disini ku mendapati DIA MANLY ABIIISSSSSSSSS!!!!!!!! BANG BURUAN BALIK DARI WAMIL
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME: When I Love You ☑
Fanfiction"SENA!!!!!!!!!!!" Teriakan Eunkwang juga kecepatan lari Minhyuk tak mampu mengejar gadis berkerudung itu. Sangat jelas kedua bola mata mereka melihat tubuh Sena terpelanting dan berguling diatas bumper mobil hitam itu. Tepat saat tubuh kecilnya jatu...