Prolog

22 5 4
                                    

Terkadang Tuhan berikan kita rasa sakit secara beruntun dulu. Agar kita belajar menjadi lebih kuat. Setelahnya, barulah Ia hadirkan kebahagiaan sebagai bentuk hadiah atas kerja keras kita.

Pernah merasakan dada kalian sesak seakan kekurangan pasokan udara? Aku pernah mengalaminya dua kali. Pertama, saat ayah dan ibu bertengkar lalu memutuskan untuk saling berpisah. Tanpa memikirkan keadaanku ataupun kakakku. Meninggalkan kami berdua begitu saja.

Kedua, waktu aku mendapat kabar dari pihak rumah sakit bahwa kakakku mengembuskan napas terakhirnya. Dan saat itu terjadi, aku tak berada di sampingnya. Aku tengah menyelesaikan soal ujian sekolahku.

Barusan, aku mengalaminya lagi. Orang yang kuanggap berharga, orang yang kusebut sahabat, pada akhirnya memilih pergi meninggalkanku. Duniaku seolah berhenti. Segala warnanya luntur, meninggalkan warna hitam dan putih. Mengapa semua orang yang ku sayang selalu berujung pergi meninggalkanku? Setelah semua yang kualami, masih pantaskah aku untuk mengecap bahagia?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang