Terkadang Tuhan berikan kita rasa sakit secara beruntun dulu. Agar kita belajar menjadi lebih kuat. Setelahnya, barulah Ia hadirkan kebahagiaan sebagai bentuk hadiah atas kerja keras kita.
Pernah merasakan dada kalian sesak seakan kekurangan pasokan udara? Aku pernah mengalaminya dua kali. Pertama, saat ayah dan ibu bertengkar lalu memutuskan untuk saling berpisah. Tanpa memikirkan keadaanku ataupun kakakku. Meninggalkan kami berdua begitu saja.
Kedua, waktu aku mendapat kabar dari pihak rumah sakit bahwa kakakku mengembuskan napas terakhirnya. Dan saat itu terjadi, aku tak berada di sampingnya. Aku tengah menyelesaikan soal ujian sekolahku.
Barusan, aku mengalaminya lagi. Orang yang kuanggap berharga, orang yang kusebut sahabat, pada akhirnya memilih pergi meninggalkanku. Duniaku seolah berhenti. Segala warnanya luntur, meninggalkan warna hitam dan putih. Mengapa semua orang yang ku sayang selalu berujung pergi meninggalkanku? Setelah semua yang kualami, masih pantaskah aku untuk mengecap bahagia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
Teen Fiction"Semakin aku mengenalmu, semakin aku harus melupakanmu." _____________________________________________ Kalian bebas menilai akan jadi seperti apa kisah ini. Pesanku hanya satu, siapkan mental kalian jika ingin menjelajah bersamaku.