first

12.2K 628 31
                                    

Hari itu
Canda dan tawa masih mengisi ruang diantara kita
Tapi kenapa
Tidak untuk hari ini?

Hari ini mood Jimin kurang baik. Entah mengapa rasanya ingin marah-marah sendiri. Mungkin efek pusing yang menyerangnya tiba-tiba pagi tadi.

Untung saja Kim Taehyung, si tukang ribut di kelas tidak masuk jadi setidaknya keributan Taehyung tidak menambah rasa pusingnya.

Dari pagi, Jimin tidak melihat Chaeyoung, vitaminnya.

Jimin beberapa kali mengirim pesan pada Chaeyoung untuk datang ke kelasnya tapi tidak ada balasan dari gadis itu. Mungkinkah Chaeyoung asik dengan laki-laki di kelasnya sana?

Argh! Memikirkan itu membuat Jimin tambah pusing.

Jimin menghantuk-hantukkan kepalanya ke atas meja, merasa kesal karena pusingnya tak kunjung hilang.

"Sini untukku saja, dari pada kau hantuk-hantukan seperti itu." Tiba-tiba Seungcheol datang dan duduk dengan posisi menghadap Jimin di kursi di depan Jimin.

Jimin menghentikan aktivitas menghantuk-hantukkan kepalanya di atas meja dan menatap Seungcheol dengan bingung.

"Kepalamu. Tidak sayang padanya?" Seungcheol menepuk pelan kepala Jimin.

Tanpa menjawab, Jimin menenggelamkan wajahnya di lekuk tangannya.

"Ada apa denganmu? Kau sakit?" tanya Seungcheol.

Jimin mengangguk pelan.

"Mana yang sakit? Hati?" tanya Seungcheol lagi dengan tawa kecil.

Jimin menunjuk kepalanya.

"Oh, kau pusing..." Seungcheol mengangguk paham. "Apa kau sudah makan?"

Jimin terdiam. Dia mencoba mengingat kapan terakhir kali dia makan. Ah! Kemarin sore dia makan ramen bersama Chaeyoung dan malamnya dia tidak makan karena malas turun ke bawah.

"Ya, Jimin-ah! Lupakan dietmu itu. Kau mau mati karena diet?" tanya Seungcheol yang di balas gelengan oleh Jimin.

"Ya! Tatap aku!" bentak Seungcheol sedikit kesal karena Jimin hanya menjawab dengan gerakan tubuh.

Jimin mendongak menatap Seungcheol.

"Pergi makan!" suruh Seungcheol. Jimin hanya diam. "Tidak punya uang?" Seungcheol merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar uang. "Ini ku pinjamkan, besok jangan lupa kau ganti ya!"

Jimin masih diam.

"Ya! Kenapa masih diam?"

Jimin mengambil uang yang diberikan Seungcheol lalu ia menarik tangan Seungcheol dan menempelkan uang itu di tangan Seungcheol.

"Aku punya uang." Jimin berkata. "Ayo makan bersama," ajak Jimin.

Seungcheol mengangguk dan mereka berdua berjalan bersamaan menuju kantin.

Koridor agak ramai karena memang sekarang adalah waktu istirahat.

"Ngomong-ngomong, aku belum melihat Chaeyoung. Di mana dia? Biasanya kalian selalu menempel," tanya Seungcheol sembari melihat ke kelas Chaeyoung yang ada di seberang kelas mereka.

Jimin mengangkat bahunya sebagai jawaban.

Seungcheol tak banyak tanya lagi. Mungkin keduanya sedang ada masalah dan itu salah satu penyebab mood Jimin sedikit tidak bagus.

Seungcheol dan Jimin sampai di kantin yang cukup ramai akan murid yang mengisi perut. Keduanya memilih duduk di kursi yang dekat dengan jendela yang menampilkan lapangan basket.

sweet you | pjm.pcy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang