Tempat tujuan mereka berjarak cukup jauh. Soonyoung terlihat begitu bersemangat, apalagi ketika Seokmin memberi tahu bahwa tempat tujuan mereka dekat dengan laut. Soonyoung sangat menyukai laut, dia sangat menyukai aroma laut. Hal ini membuatnya sangat tidak sabar untuk segera sampai di tujuan. Ingin cepat-cepat melihat laut, ah!
Menempelkan wajahnya di kaca jendela, Soonyoung menekan hidungnya ke jendela hingga membentuk hidung babi. Uap putih menempel di kaca jendela saat ia bernapas. Sangat menggemaskan, benar-benar mirip anak kecil imut.
"Young-ie, kita makan dulu..."
Seokmin sudah memiliki dua kotak makanan di pangkuannya dan memegang dua botol air mineral di masing-masing tangannya. Ia membuka satu dari kotak makanan tersebut dan memberikannya pada sang kekasih. Soonyoung berbalik, tersenyum lebar saat menerima kotak makanan itu. Air liur hampir menetes dari sudut bibirnya saat melihat potongan daging lezat di dalam kotak makanannya. Membuat perutnya bergemuruh seperti guntur di musim hujan.
Mereka menikmati makanan mereka sembari melihat memandang indah yang tersuguh di luar. Di kejauhan hamparan laut biru memanjakan mata, jernih dan sangat biru. Seperti sebuah cermin raksasa.
Selesai makan, Soonyoung masih merasa lapar. Ia terus merengek pada Seokmin untuk dibelikan camilan, Soonyoung sangat lahap memakan telur rebus sampai-sampai ia kesulitan menelan, kuning telur itu tersangkut di tenggorokannya hampir membuat tidak bisa bernapas. Seokmin dengan perhatian memberinya air minum dan menepuk-nepuk punggung kekasih manisnya agar makanan itu bisa turun.
Setelah kuning telur itu bebas dari tenggorokannya, Soonyoung melanjutkan makan seperti orang kelaparan yang berhari-hari tidak bertemu makanan. Ia makan sangat lahap seolah lambungnya terbuat dari karet. Makan sebanyak apapun tapi tetap tidak merasa kenyang. Mulut kecilnya tidak berhenti mengunyah seperti seekor hamster. Seokmin sampai khawatir kalau nanti Soonyoung akan sakit perut karena makan terlalu banyak.
"Seokmin, aku ingin makan donat..."
Soonyoung menggoyangkan lengan pria yang duduk di sebelahnya, memohon untuk satu kotak donat dengan berbagai jenis rasa. Soonyoung bukan Seungkwan, ia biasanya tidak seperti ini, tapi entah kenapa nafsu makannya menjadi meningkat drastis. Ia tidak merasa kenyang dan ingin terus makan.
"Kau sudah makan satu kotak makanan, makan kue cokelat, puding, buah, lima kantung keripik kentang, selusin telur rebus. Apa masih belum kenyang? Jangan makan lagi. Perutmu bisa sakit kalau makan berlebihan nanti."
Seokmin memarahi seperti sedang memarahi anak kecil. Soonyoung cemberut, kesal karena keinginannya tidak dituruti. Perutnya masih merasa lapar, dan ia sangat ingin makan donat.
Soonyoung cemberut sampai bibirnya maju seperti anak bebek. Dengan kesal ia mencubit paha berotot Seokmin. Terus mencubit dengan keras.
"Akhh! Sakit.. sakit..."
Seokmin menyingkirkan tangan itu, namun Soonyoung tidak mau berhenti mencubit. Dia seperti anak kecil yang akan menjadi agresif ketika keinginannya tidak dituruti.
"Soonyoung-ah! Berhenti..."
Dia tidak mau berhenti, bahkan mencubit lebih keras. Soonyoung hanya melotot dengan galak. Seperti harimau kecil yang sedang mengancam dengan menunjukkan taring kecilnya.
"Belikan aku donat dulu, baru aku akan berhenti mencubit pahamu..."
Soonyoung berbicara dengan manja.Dan setelah Seokmin mengatakan akan membelikan donat, Soonyoung mau berhenti mencubitnya. Ia tersenyum lebar sembari mengusap-usap pipi Seokmin. Sikapnya menjadi sangat manis setelah permintaannya dituruti. Seokmin meringis sampai deretan gigi putihnya terlihat. Ada apa dengan kekasihnya ini? Dia lapar atau kesetanan? Sudah makan sebanyak itu tapi tidak ada kenyangnya. Menatap wajah samping kekasihnya yang sedang lahap makan donat sampai pipinya berlumuran cokelat, Seokmin diam-diam menggelengkan kepala tidak percaya, wajahnya penuh keluhan namun itu tidak benar-benar dari hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
De TodoSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...