Part 1

7.5K 106 41
                                    

Ibuku selalu pergi untuk bekerja, selalu. Walau aku pernah meminta ibu untuk sesekali berada dirumah tapi jika tanpa ibu aku tidak akan hidup mewah seperti ini. Ayahku juga bekerja diluar kota tapi belum pulang sampai sekarang.

"Tuan jina, mau makan apa? Saya buatkan makanan." Bibi tiba tiba masuk tanpa mengetuk, dia membuatku sakit jantung.

"Bolehlah bi, karena aku juga lapar. Buatkan aku pasta ya?" Bibi mengangguk lalu pergi.

"Maaf tuan mengganggu lagi, nyonya telfon." Bibi menyerahkan telfon ke aku lalu...

"Ya ma?"

"Kamu mama daftarkan sekolah di LA, mama harap kamu suka sama sekolahnya. Mama juga beli rumah disana. Mama juga sudah belikan mobil buat kamu."

"Ya ma. Tapi LA itu jauh dari New York." Aku merengek karena tidak mau sekolah disana.

"Ya mama sengaja memasukkanmu kesana agar kamu bisa beradaptasi dengan orang yang berbeda tempat." Aku hanya menjawab dengan 'hmm' lalu mama menutup telfonnya.

Sungguh hari yang menyusahkanku saja.

......

Pagi ini mama tetap belum pulang karena mungkin masih bekerja. Sendirian dirumah terus membuatku bosan, lebih baik aku pergi ke mall membeli celana pendek, rok dan dress.

Aku menelfon temanku dulu sebelum ke mall, ya dia perempuan tapi tomboy, jadi kita cocok satu sama lain.

"Hana... ayo ke mall membeli baju baru, aku mengajakmu ok bukan bertanya.."

"Baju lagi? Lo beli baju baru kemaren mau beli lagi?" Aku mengangguk walau dia tak melihatku. "Yasudahlah, aku juga mau membeli dress, sekali kali nyoba." Tumben dia nyoba pake dress.

"Masa?? Gak mungkin lo pake dress, paling liat aja udh bikin lo muntah muntah." Aku sengaja ngomong gitu karena nggak mungkin dia pake dress.

"Ihhh beneran, gak percaya yasudah."

"Yasudah aku tunggu didepan rumahmu." Aku langsung menutup telfonnya lalu menuju rumahnya menggunakan Bugatti veyron meo costantini milikku, jangan salah aku membelinya sendiri hasil kerja payahku di tempat kerja ibu. Aku sudah tidak sekolah tapi aku kuliah.

"HANA.... mana lo?" Aku teriak karena aku malas keluar dari mobilku.

"Udah gua tebak lo mesti pake ni mobil, ganti napa, bosen gua. Udh setahun lebih kagak lo ganti?"

"Ihh ngapaen sehh? Biarin. Ini mibil kesayangan gua, males gua ganti."

"Boss..." tumben dia manggil gua boss mesti ada apa apanya. "Umm tadi, gebetan gue chat gue... seneng guee."

"Masa? Gue kira tu cowok nggak baik buat lo."

"Iye sih gue kira juga dia nggak bener buat gue, karena dia juga orangnye perokok, suka minum, suka main hati cewe, ganti ganti pacar lagi." Hana langsung berubah suasananya, lebih tepatnya auranya sangat berbahaya. Ni cewe bukan sembarang cewe, tapi ni cewe bener bener kuat kayak baja.

"Sampek... beneran lo mau beli dress?" Dia hanya mengangguk, antusias banget. "Kalo gitu ayo, gue tahu dimana tempat yang jual baju bagus."

Aku sama hana ke toko yang aku bicarakan sebelumnya, dan kamu tahu? Hana kesenengan.

"Boss, bagus gak?" Aku menggeleng lalu aku carikan dia baju yang benar benar cocok untuknya. "Ini?" Aku tetap menggeleng. Tipe dressnya memang buruk.

"Ini bagus buat lo, cocok banget." Lalu hana membawa dress ini untuk dicoba. Lalu saat dia keluar sangat cocok untuknya, karena kulitnya yang putih dan bajunya pink membuat itu menjadi sangat sempurna untuknya.

Fake girl? I love you!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang