The Reason We Broke Up

380 63 27
                                    

Hembusan dingin angin bertiup dari arah barat. Jalanan sepi dengan kerlip lampu jalan seakan menjadi pembicara tanpa kata. Derap langkah sepasang manusia yang berjalan saling berjauhan semakin menambah sunyi malam ini. Sang wanita melirik pada pria berkulit putih pucat yang berjalan dalam sunyi disampingnya.
Perih terasa saat langkah keduanya semakin dekat dengan tempat tujuan mereka.

Jiyeon begitu sang gadis dipanggil dia menatap sendu punggung yang kini melangkah jauh meninggalkan nya. Tangannya tergapai berusaha menghentikan langkah sosok yang semakin menjauh pergi.

Tes!

"Aku mohon kembali." Tetesan itu seakan jatuh bersamaan dengan menghilangnya punggung itu di balik pintu. Jiyeon menundukkan kepalanya menahan rasa perih yang begitu menusuk hingga relung hatinya. Dia merapatkan kedua bibir cherrynya menahan perasaan tercabik yang perlahan menghancurkannya.

Flashback on

- Juli 2008 -

"Mwo?"

Gadis berambut hitam sebahu itu menatap wajah tampan pria yang berdiri dengan wajah datar di depannya, pria yang di nametag seragamnya bertulis Min Yoongi itu menutup mulutnya saat menguap tadi.

"Kau membuatku tak nyaman?"

Kedua alis sangat gadis bertautan. Kenapa jadi dia yang tidak nyaman, apa masalahnya?

"Wae?"

"Kau selalu menganggu pikiran ku dan itu sungguh menyebalkan," ucap Yoongi membuat sang gadis semakin di buatnya bingung.

"Apa cuaca panas membuat otakmu juga meleleh?"

Yoongi menaikan ujung bibirnya sedikit, sudah dia duga jika gadis itu tidak akan menyadarinya.

"Park Jiyeon jadilah pacarku?"

Flashback off

Yoongi berjalan keluar dari apartemennya, dia menatap pada satu pintu di depannya. Serpihan kecil nan tajam itu seakan menusukinya perlahan, dia bergegas pergi namun, pintu itu terbuka membuat kaku seluruh tubuhnya.

"K-kau belum berangkat ini?"

Bibir cherry itu bergerak dengan kaku, raut terkejut yang tadi sempat terlukis kini terganti dengan wajah gugup. Gestur tubuh seakan tidak bisa berbohong dengan debar jantung saling bersahutan.

Yoongi berdehem sesaat dia berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Aku akan pergi, kau sendiri?"

"N-nado!" timpal Jiyeon melangkah dengan terburu-buru, dia berusaha untuk terus di depan pria itu. Sebisa mungkin Jiyeon tidak ingin melihat punggungnya, sebisa mungkin Jiyeon tidak ingin berjalan di sampingnya. Sebisa mungkin dia harus menahan dirinya agar tidak berlari untuk memeluk pria berkulit putih pucat itu.

Flashback on.

- Maret 2010 -

Suasana sepi terlihat di dalam sebuah restoran sore itu. Dari sudut restoran terlihat sepasang manusia yang tengah sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Sang gadis nampak begitu fokus dengan buku catatan dan buku-buku lain di depannya, sedangkan si pria dia begitu asyik menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Jiyeon-a."

"Hem wae? Kamu sudah bangun?" tanya Jiyeon melirik Yoongi yang masih bersandar di bahunya,

"Kamu sangat terobsesi menjadi orang kaya?"

Yoongi menegakkan kepalanya, dia menatap wajah cantik kekasihnya itu dengan datar.

Have A Good DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang