Part 1

4 0 0
                                    

Pemuda ini berumur 15 tahun,memiliki kepribadian cuek tapi care,yang bersikap bodo amat tentang penilaian orang terhadapnya. Masih duduk dibangku kelas 3 SMP. Tapi keperawakannya yang dewasa,seakan menutupi usia aslinya. Kulitnya yang putih,serta tinggi badan sekitar 155 cm,dan gaya rambut rapi nggak pakai nego-nego. Cocok sekali disapa model luar negeri.Pemuda tersebut bernama Pales Hasanuddin.

Bicara tentang Pales,tidak bisa lepas dari sahabat wanitanya,dari umur TK sampai SMP mereka selalu bersekolah di tempat menempuh pendidikan yang sama. Hanya terpaut perbedaan usia 1 tahun.

Namanya Tina Khairunnisa. Wanita yang akrab disapa Tina ini merupakan sahabat yang senantiasa nempel dengan Pales. Bukan nempel dalam arti berpegangan atau sahabat dan saudaranya itu lah ya. Disini,nempel dalam artian mereka hampir selalu menghabiskan waktu bersama dalam aktivitas hariannya.

Tina adalah Gadis yang imut. Memiliki gigi ginsul di bagian kanan. Tingginya hanya 138 cm. Kulitnya putih,berusia 14 tahun. Masih kelas 2 SMP. Pales dan Tina hanya selalu satu sekolah tetapi tidak satu kelas. Kebetulan rumah mereka bersampingan. Jadi,selain sahabat,mereka juga bertetangga.
.
.
"Pales! Bangun nak! Itu di depan udah ada Tina." Wanita yang berusia kisaran 36 tahun ini menggoyang-goyangkan bahu anaknya,agar segera menyelesaikan ritual tidurnya.

"Iya." Jawabnya singkat. Kemudian beranjak dari king sizenya.

"Eh.. kamu mau keluar pake celana boxer dan kaos gitu?" Tanya Bu Syifa kepada anak semata wayangnya ini sembari menggeleng-gelengkan kepala dan menghembuskan nafas dengan malas.

"Nggak kok, Ma. Orang mau ngambil handuk." Jawabnya kemudian melenggang masuk ke kamar mandi.
.
.
"Diminum dulu nak Tina! Maaf ya,Pales suka gitu. Habis sholat shubuh langsung tidur lagi. Jadinya kesiangan deh."

"Em. Nggak apa-apa kok tante. Tina yang harusnya minta maaf,pagi-pagi udah kesini ganggu waktu keluarga tante." Tina duduk dengan serba salah. Mungkin memang merasa tidak nyaman sudah mengganggu.

"Loh. Ya nggak ganggu lah. Lagian kamu kesini juga mau ngajak Pales berangkat sekolah kan." Tukasnya menebarkan senyum kepada Tina.

Pales yang baru tiba di ruang tamu sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dengan wajah datar dan tanpa ekspresi ia memohon pamit kepada kedua orang tuanya.

"Sarapan dulu sayang!" Perintah sang mama.

"Ini senin. Pales puasa." Jawabnya singkat.

"Pales pamit,Ma,Pa. Assalaamu'alaikum." Timpalnya sembari mencium takzim punggung tangan kedua orang tuanya.

"Tina juga ya, Om, Tante. Assalaamu'alaikum." Ujar Tina kemudian mengikuti langkah kaki Pales yang menuju ke luar pintu.

"Iya. Wa'alaikumus salaam." Jawab kedua orang tua Pales.

Pales dan Tina memang selalu berangkat bersama. Mereka menggunakan motor. Tetapi,mereka tidak berboncengan,melainkan menggunakan motor pribadi mereka masing-masing.

...

"Les! Jangan cepet-cepet jalannya! Aku susah ni ngikutinnya." Keluh Tina yang berada dibelakang Pales.

"Makanya,kalau punya badan tu jangan kecil amat. Langkahnya jadi kecil juga kan." Jawab Pales santai dan menghentikan langkahnya.

"Kok gitu sih? Inikan udah ciptaan Tuhan, Les. Ya udah, nggak apa-apa. Aku jalan sendiri aja. Permisi." Ujar Tina mempercepat langkah mungilnya dengan rasa kecewa sebab ucapan yang baru saja dilontarkan Pales.

"Gitu aja ngambek." Tidak butuh waktu lama, tubuh tinggi milik Pales sudah bersisian dengan tubuh mungil Tina.

"Jangan ngambek! Ntar aku diambil orang." Ujar Pales cekikikan dengan kalimat yang dikeluarkannya barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pales & TinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang