Prologue.
Pasir putih terlihat sangat lembut dimataku. Bunyi gelombang-gelombang air terdengar indah dikupingku. Bau khas air laut tercium di hidungku. Angin sepoi-sepoi menerjang lembut tubuhku.
Aku melihat apa yang ada dihadapanku. Begitu indah, begitu murni, begitu alami, begitu menenangkan. Sebuah keindahan alam yang tiada duanya.
Anak-anak kecil belari dengan gembira, remaja-remaja dengan pikiran mereka yang labil sedang mencoba mencari 'kebahagiaan' , orang tua yang memandang anak-anak mereka dengan senyuman bahagia terlintas dibibir mereka, sepasang kakek dan nenek yang sedang menghabiskan masa tuanya bersama.
Seutas senyuman kecil terukir diwajahku. Andaikan aku bisa seperti mereka semua. Bermain dengan bebas, tersenyum bahagia, merasakan masa-masa remaja yang begitu labil, mencoba pengalaman baru, menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dicintai.
Disini, aku terduduk sendiri dikursi rodaku, memandang lautan yang begitu indah dengan segala harapan-harapan yang aku tahu tidak akan terkabul.
Aku tahu aku hanyalah seorang pria rapuh yang tidak bisa berbuat apa-apa selain merepotkan orang lain. Aku hanyalah seorang pria yang sama sekali tidak dianggap oleh orang lain. Siapa yang menginginkan diriku?
Aku sangat menyukai maha karya Tuhan yang ada dihadapanku ini. Seakan-akan dibuat sempurna tanpa ada cacat satupun.
Aku ingin seperti dicintai seperti laut. Aku ingin mencoba mencintai. Aku ingin membuat orang lain bahagia dengan apa yang aku lakukan. Aku ingin mandiri. Aku ingin keberadaanku dianggap oleh orang lain. Aku ingin mencoba pengalaman baru. Aku ingin melihat kehidupan diluar sana. Aku ingin tahu bagaimana kehidupan 'normal' seperti yang dikatakan orang-orang. Aku ingin keluar, melakukan segala hal yang baru selama aku masih bisa hidup.
Aku ingin bebas.
Tapi sekali lagi, aku tahu betul aku hanya bisa berharap. Aku tidak bisa terlihat indah dan anggun seperti laut. Aku tidak bisa bebas.
Aku hanya bisa menjadi setetes air di lautan yang luas.
Oh Tuhanku yang Mahaadil. Aku tahu Engkau mendengarku. Sekali saja dalam hidupku, buatlah aku berfikir bahwa semua pikiran itu salah. Bahwa setiap pikiranku itu tidak benar. Tuhan, sebelum aku kembali kepada-Mu, kabulkan satu permintaan terakhirku.
Turunkanlah seorang malaikat yang akan mengubah hidupku menjadi sangat berarti. Amin.
