"Saluna marah gak ya kalau gue gak datang?"
Pemuda ini tersedak sprite nya sendiri ketika gadis dihadapannya bicara demikian.
"Hah?" pekik Samudra. "Jangan bilang lu gak mau datang?" sahut pemuda ini to the point.
Yejira Titania menganggukkan kepalanya, "Iyalah, gila ya lo kalau gue datang terus ketemu sama si bangsat tadi?" maki gadis ini kesal.
Entah kenapa, tiba-tiba saja Samudra tersenyum puas ketika Yejira memanggil Abian dengan sebutan 'si bangsat'. Padahal sebelumnya, gadis ini selalu memuja-muja Abian Sadajiwa, si Ketua OSIS SMA Garuda.
Ujung bibir Samudra yang terangkat membuat fokus Yejira teralihkan.
"Lo ngapain senyum-senyum?" tanyanya.
Samudra menggelengkan kepalanya, "Enggak," gumamnya. "Gua seneng aja lo manggil dia dengan sebutan 'si bangsat'. Emang nyatanya bangsat, 'kan?"
Yejira terkekeh pelan sembari menundukkan kepalanya, "Iya, bangsat banget." gumamnya pelan.
"Eh tapi dateng lah, ini acaranya Saluna loh, bukan orang lain." Samudra masih mencoba mengajak Yejira untuk ikut.
Yejira berdecak pelan, "Sama siapa, coba? Kan harus berpasanganㅡ"
"Sama gua, lah!" Sahut Samudra cepat.
Omongan Yejira tadi sampai diputus oleh pemuda itu.
Pemuda ini mengerjap-ngerjapkan matanya. Sadar bahwa volumenya saat bicara tadi amat sangat tidak wajar.
"Sama gua." ulang Samudra meyakinkan Yejira. Nada bicaranya agak rendah sekarang.
Kening Yejira berkerut, "Lah, bukannya lo sama Ilham udah janjian nekat dateng sendiri ya?" tanya Yejira.
Samudra menggelengkan kepalanya, "Iya tadinya, tapi si Ilham dapet free pass karena dia pengisi acaranya. Jadi boleh sendirian dia."
Gadis ini mengangguk paham, "Yah, gagal dong gue melihat pasangan sesama di birthday party nya Saluna?"
"Pasangan gundulmu!"
Yejira terkekeh mentertawakan sungutkan lebay Samudra yang tak terima disebut sebagai pasangan dengan Ilham.
Sampai akhirnya tawa Yejira mereda, dan gadis itu hanya menundukkan kepalanya diam.
Nafas Samudra terhela begitu berat begitu melihat sahabatnya ini tiba-tiba saja berubah seratus delapan puluh derajat menjadi seperti perempuan pada umumnya ketika patah hati.
Iseng, tiba-tiba saja sebuah pecahan es batu kecil mendarat di kening Yejira yang tak tetutup poni rambut.
Samudra Noah Salendra kini tengah mengacungkan sedotan di depan Yejira.
"JOROK, BEGO!" maki Yejira kesal. Tentu saja, ini es batu dari mulut Samudra!
Tak menghiraukan makian Yejira, Samudra malah kembali mengunyah es batu di mulutnya sampai kecil, lalu ditiupkannya lewat sedotan.
Ia heboh sendiri begitu satu tembakan es nya kembali mendarat di wajah Yejira.
"Wah gila, udah jago gua!" pekiknya bahagia. Kemudian ia mengambil es batu dari gelasnya dan menyodorkannya pada Yejira. "Susah loh ini, lama gua belajarnya juga." dia pede menjelaskan, padahal Yejira gak tanya.
"Nih, lu kunyah sampai kecil-kecil, terus lu tiup pake sedotan." suruh Samudra sembari menyodorkan gelas soda yang banyak batu es nya di gelasnya Yejira.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya, "Apaan sih, Sam? Jorok banget, bego sumpah. Jijik ih!" pekik gadis ogah.
"Tsk, elah. Coba dulu, nanti kita perang. Yang kalah beliin satu steakhouse barbecue."
Mata Yejira langsung berbinar, "Steakhouse barbecue plus sundae." sahutnya. "Deal?"
"Deal!"
Petang itu, di lantai dua restoran cepat saji ini mereka tertawa sembari sesekali kata makian keluar dari mulut mereka.
Satu orang tengah mencoba membuat seorang yang paling berarti di hidupnya untuk tersenyum, satu orang lagi tengah mencoba menutupi lukanya yang entah akan tertutup atau tidak.
Yejira tak akan pernah tahu bahwa sikap bodoh Samudra di hadapannya adalah demi membuat ujung bibirnya kembali terangkat.
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita
Short StoryIni kisahnya Samudra dan Yejira, sepasang sahabat yang berani meruntuhkan satu opini tua di masyarakat. pancaka mantra series written by jlldal © 2019