Suatu kebetulan aku bertemu dengan mereka yang tidak pernah aku sadari sebelumnya. Kita sangat dekat. Sangat dekat. Bahkan dapat terhitung dari langkah. Pikiranku selalu tertuju padamu.
Sekarang matahari hampir tenggelam, tetapi Shima belum sampai dirumah. Johan sangat cemas memikirkan Shima, dia menunggu diteras depan dengan menggigit jarinya karena khawatir. "Dimana Shima?! Dia membuatku sangat tidak tenang sekarang, aku begitu mengkhawatirkannya"ucap Johan kesal karena Shima tak kunjung pulang. Kemudian Johan memutuskan untuk mencari Shima, dia masuk ke mobil dan berkeliling untuk menemukan Shima sebelum malam.
Matahari sudah hampir tenggelam, Shima berjalan hendak pulang kerumah. Saat dia berjalan, ia mencium aroma kembang gula yang membuatnya lapar. Baunya sungguh lezat dan warna kembang gula yang sangat menarik semakin membuat Shima ingin sekali memakannya. Akan tetapi, Shima ingat jika dia tidak membawa uang, lantas dia mengurungkan niatnya untuk membeli makanan itu. Kemudian dia berjalan menjauhi aroma tadi, karena sedih tidak bisa membelinya Shima lantas menunduk. "Seandainya ada Johan, aku pasti sudah memakan makanan itu. Aku harus segera pulang dan mengajak Johan untuk kembali kesini sebelum penjual itu pergi" kata Shima. Dia mempercepat jalannya tanpa memperdulikan yang lain.
Gubbrrakkkkk............ Shima tak sengaja menabrak seorang ibu ibu yang membawa belanjaan yang banyak. "Aduhh, maaf bu, saya tidak sengaja. Mari saya bantu untuk membereskan belanjaannya" ucap Shima dengan merasa bersalah. Kemudian Shima membantu ibu itu berdiri dan membawakan belanjaannya. "Maaf, tadi saya tidak lihat jalan" ucapan maaf Shima kepada ibu tadi. "Tidak apa apa, ibu juga yang salah, ibu terlalu terburu buru karena belanjaan yang berat" jawab ibu itu. Kemudian Shima menghantarkan ibu itu kerumahnya. Dia berjalan bersama ibu itu sambil mengobrol.
"Mari bu, saya antarkan ke rumah. Ibu namanya siapa?" tanya Shima.
"Terimakasih nak, ibu namanya Marwa. Kamu cantik sekali, siapa namamu?" tanya bu Marwa kepada Shima sambil mengelus rambut Shima.
"Saya Shima, bu. Saya tinggal di gang sebelah bersama calon suami saya. Disana saya tinggal dengan teman temannya juga"jelas Shima terhadap bu Marwa.
Ketika ditengah perjalanan Shima mencium aroma kembang gula itu lagi, dia sangat kesal karena tidak bisa membelinya. "Ada apa, kenapa kamu jadi cemberut seperti ini, apa kamu capek? Sini biar ibu saja yang bawa" ucap bu Marwa sambil hendak mengambil belanjaan di tangan Shima. Kemudian Shima langsung mengambil lagi belanjaan dan menenangkan bu Marwa.
"Tidak bu, bukan karena itu. Hanya saja, aku ingin membeli makanan itu tapi aku tidak membawa uang. Aku akan mengajak calon suamiku untuk membelikannya nanti" kata Shima berusaha membuat bu Marwa tenang.
"Jadi kamu ingin kembang gula? Ayo kemari, ibu akan belikan untukmu" kata bu Marwa sambil tersenyum. Akhirnya Shima memakan makanan yang sangat diingkannya tadi. Shima sangat merasa puas karena telah memakannya. Cuacanya tiba tiba mendung, sepertinya hujan akan turun. Shima senang sekali bertemu dengan bu Marwa, dia baik sekali seperti Johan.
"Ohh ya, kalau boleh ibu tau siapa nama calon suami mu itu? Sepertinya dia orang yang tampan dan baik" tanya bu Marwa kepada Shima yang masih memakan kembang gula.
"Ya, dia sangat baik, dia mirip sekali dengamu. Ibu juga sangat baik. Nama calon suami saya itu Jo........ " kata Shima terputus karena ada suara yang memanggilnya dari arah belakang.
"Shima, ayo cepat pulang! Disini akan hujan. Aku tidak mau kamu terkena air" teriak Johan dari dalam mobil. Kemudian Shima menatap kebelakang dan langsung berdiri.
"Maaf bu, saya tidak bisa menghantarkan ibu, terimakasih atas makanannya. Ibu sangat baik, besok saya akan menemui ibu lagi disini" sambil memberi belanjaan tadi ke bu Marwa "Baik aku akan kesana, Johan" teriak Shima sambil berlari ke arah mobil.
Seketika bu Marwa terdiam kaku, mendengar Shima meneriakkan nama seseorang tadi. "Apa yang dikatakan Shima tadi? Johan? Apa dia meneriakkan nama itu? Anakku memiliki nama yang sama dengan calon suami Shima. Aku sangat rindu dengan anakku, aku menyesal telah meninggalkannya di tepi pantai sendiri. Tapi tidak mungkin kalau calon suami Shima adalah Johan putraku" ucap bu Marwa sambil berjalan menuju gang rumahnya.
Benar saja, hujan turun sangat deras. Untung saja Shima sudah aman bersama Johan di mobil. "Hujannya sangat deras, bagaimana jika aku tidak menemukanmu tadi?" tanya Johan kepada Shima. Saat itu suara sambaran petir sangat keras, jadi Shima memutar sebuah musik. "Kalau kau tidak bisa menemukanku, tentu saja aku yang akan menemukanmu dalam hujan" jawab Shima sambil tersenyum. Karena Johan terkejut dengan jawaban Shima dan merasa itu sangat lucu lantas memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Kau akan menemukanku saat hujan? Ha ha ha, itu lucu sekali, padahal jika kakimu terkena air maka kamu akan berubah menjadi putri duyung. Jadi bagaimana kau bisa menyelamatkanku?" Tanya Johan dengan tertawa meledek Shima. Mendengar perkataan Johan, Shima menjadi kesal.
"Apa maksudmu aku tidak bisa menemukanmu? Jika aku bisa menghapus semua ingatanmu tentu saja aku bisa menemukan mu lagi" jawab Shima dengan kesal.
"Baiklah, kau akan selalu menemukanku karena aku tidak akan pergi darimu. Tapi kenapa dulu kau menghapus ingatanku? Apa kamu tidak takut jika tak menemukanku lagi?" tanya Johan dengan serius. Suasana menjadi hening, dengan diiringi musik haru yang membuat suasana menjadi dalam.
"Karena jika kau tau siapa aku, kau akan terkejut. Kau akan terluka dan takut. Kau akan meninggalkanku, karena itulah aku berusaha agar tidak sampai ketahuan"jawab Shima jujur. Kemudian Johan memegang pundak Shima dan mengelus rambutnya.
"Apa yang kau pikirkan? Tidak mungkin jika aku meninggalkanmu. Aku akan selalu bersamamu"ucap Johan kepada Shima. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Setelah sampai rumah, Daniel dan Ray sedang dikamar masing masing, jadi makanan belum disiapkan. Kemudian Johan membuat makanan dan Shima membantunya. "Sekarang kau mau makan apa? Apa kau tidak lapar belum makan apapun dari tadi sore?" tanya Johan.
"Tidak, sebenarnya aku tadi sudah makan kembang gula , itu enak sekali. Kau juga harus mencobanya. Tadi aku membantu ibu ibu, jadi dia membelikanku makanan itu. Ibu itu sangat baik" jawab Shima.
"Aku juga pernah memakannya, rasanya memang sangat enak. Ibuku dulu selalu membelikanku saat aku pulang sekolah" kata Johan sambil berkaca kaca. Kemudian Shima mendekati Johan dengan lembut. "Jangan sedih, kau pasti akan menemukan ibumu, aku akan selalu membantumu. Jadi, siapa nama ibumu?" tanya Shima sambil merangkul Johan yang sedang duduk disampingnya.
"Nama ibuku adalah Marwa. Marwa Setianingrum, aku sangat menyayanginya" jawab Johan dengan sedih.
"Ohh bu Marwa..... Nama yang cantik" jawab Shima.
Setelah semua makanan siap, Johan memanggil Daniel dan Ray untuk makan malam bersama. Mereka sudah sangat akrab, Shima berharap dia juga bisa akrab dengan bu Marwa tadi.Bersambung.......
Apa Johan akan bertemu ibunya yang sangat ia sayangi? Tunggu kelanjutan ceritanya.Vote & komen..
Salam : GhostLister
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomanceCinta itu berbahaya, jika kamu mengatakan cinta kepada seseorang, itu artinya kamu kalah, kamu menyerah. Jangan pernah katakan cintamu, tapi lakukanlah, maka seseorang itu akan tahu jika kamu mencintainya tanpa harus kamu katakan.